Tok tok tok.
Suara ketukan pintu terdengar , setelah Ella membuka kuncinya, seorang wanita paruh baya memasuki kamar Ella dengan senyum manisnya.
"Selamat pagi Non, ini sarapannya ya Non."
"Terima kasih banyak Bi Ija"
"Sama-sama Non, jangan lupa makan dan juga diminum obatnya ya Non," pinta Bi Ija yang diangguki oleh Ella.
"Mari Non, saya permisi dulu," pamitnya keluar.
"Bentar Bi, Ella mau nanya, Papa pulangnya kira-kira kapan ya Bi?" Sedikit terkejut ketika Ella menanyakan tentang Papanya.
"Insyaallah, kata Tuan hari ini beliau sudah bisa pulang Non, soalnya Tuan ingin melihat keadaan Non Ella," ujar Bi Ija yang membuat Ella tersenyum senang. Bukan senang karena akan bertemu dengan Lesham, tapi karena Ella ingin meminta sesuatu untuk pertama kalinya kepada Lesham. Terdengar jahat memang baru ketemu udah minta-minta. Anaknya sendiri aja nggak pernah minta ini itu, tapi Ella tidak punya pilihan lain selain meminta kepada Lesham.
Toh Ella juga tak pernah menikmati harta dari Papanya. Sekali kali dong Tasya yang sekarang jadi Ella, meminta sesuatu kepada Lesham. Kalau pun juga bukan karena terpaksa, Tasya yang sekarang jadi Ella juga gak bakal minta kepada Lesham.
Selain untuk mencari penghasilan, dirinya juga akan menggunakan motornya untuk pergi ke sekolah. Yakali dia kayak Ella yang dulu, ke sekolah aja harus naik angkutan umum, orang dia punya Papa yang kaya, kenapa enggak dimanfaatin aja coba.
"Apa Non Ella gak mau menghubungi Tuan saja buat menanyakannya langsung?" tanya Bi Ija, pasalnya Ella tak pernah sedikitpun menghubungi Papanya itu, semenjak Papanya menikah dengan Ibu tirinya. Setiap kali dihubungi sang Papa, Ella tak pernah mengangkatnya. Ella menjadi sosok pendiam dan dingin di hadapan Papanya. Menurutnya, masalah hidupnya ini semua adalah kesalahan dari sang Papa. Apalagi Ibu tiri dan saudara tirinya itu selalu menyuruh Ella menjauhi Lesham. Alhasil, Bi Ijalah yang selalu memberi tahu tentang keadaan Ella kepada Lesham, Kecuali prihal Ibu tiri dan Adik tirinya yang selalu jahat kepada Ella dan sering menyiksa Ella, karna Bi Ija tak seberani itu untuk mengaduhkan semuanya.
"Enggak Bi, aku pesen aja sama Bibi, kalau Papa udah pulang suruh temui Ella, ada hal yang mau Ella bicarakan." Bi Ija yang mendengar hal tersebut pun merasa senang dan terharu, karna untuk pertama kalinya Nonanya itu mau bertemu dan berbicara lagi dengan Papanya.
"Baik Non , saya permisi dulu ya Non," pamit Bi Ija yang diangguki oleh Ella.
Seharian ini, Ella habiskan waktu di kamarnya dengan bermain ponsel.
Teriakan dari Lea tak sedikit pun dihiraukan. Males juga kalau hidupnya yang biasa seperti ratu harus jadi Upik Abu.
Karna Tasya adalah orang yang nggak pernah suka diperintah, tapi dia suka memerintah.
Dirinya bukanlah Ella yang bisa disuruh ini itu, bisa ditindas, dipaksa, diperintah dan disiksa sesuka hati.
Dia adalah Tasya, gadis yang terbiasa hidup bebas tanpa adanya suatu aturan, tak ada orang yang berani mengaturnya, kecuali Tasya lah yang mengatur orang tersebut.
Dia selalu melakukan apapun yang ingin dia lakukan, tanpa adanya suatu perintah, kecuali perintah dari Ibu negara dan juga Bapak negara, kalau kedua itu dia tak akan pernah bisa lagi untuk menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRATION QUEEN RACING [TERBIT]
Teen Fiction❗FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! Transmigration? Apa yang akan orang pikirkan tentang Transmigrasi? Siapa yang menyangka jika seorang gadis yang menyandang gelar Queen Racing bisa bertransmigrasi ke tubuh seseorang Upik Abu yang sayangnya memiliki Ibu...