Sebuah motor sport telah terparkir di depan halaman rumah. Namun sang pemilik masih setia bergelut di dalam selimutnya.
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu berhasil mengusik tidur nyenyaknya. Dengan malas ia pun segera berdiri untuk membukakan pintu. Saat terbuka dilihatnya sosok pria paruh baya berdiri tepat di depannya dengan senyum manis yang terpatri di wajahnya.
"Kok baru bangun sih? Katanya kemarin mau sekolah? Tuh motor barunya juga sudah menanti di bawah, eh, pemiliknya masih ngebo aja." Mendengar ucapan Lesham membuat Ella segera membuka matanya lebar-lebar, dengan senyum yang mengembang.
"Papa bener udah beliin Ella sepeda motor yang kemarin Ella mau?" tanyanya yang diangguki oleh Lesham. Tanpa menunggu Lesham, Ella segera berlari ke halaman rumah untuk melihat motor barunya.
Lesham yang melihat kebahagiaan putrinya itu pun ikut tersenyum lebar, sembari mengikuti putrinya untuk melihat motor barunya.
Sesampainya di halaman, Ella yang melihat motor barunya sudah terparkir rapi pun tersenyum senang, segeralah dia mencoba untuk menaiki motor barunya itu.
"Wahh, Pa ini keren, sesuai apa yang Ella minta," ujar Ella turun dari motornya dan menghampiri Lesham, mencium singkat pipi Lesham. Lesham pun tersenyum senang, untuk pertama kalinya dia dapat melihat kebahagiaan putrinya, apalagi alasan bahagian Ella kali ini karena dirinya.
"Ella suka?" tanya lesham.
"Ella sangat suka Pa, terima kasih banyak Pa," ucap Ella mengangguk antusias sembari memeluk Lesham.
Di lain sisi, Lea dan Friska yang melihat itu semua menahan amarahnya. Bagaimana tidak, setelah berani melawannya sekarang Ella dengan berani meminta barang mewah kepada Lesham. Kedua orang itu tidak habis pikir, ada apa dengan Ella? Setelah masuk rumah sakit kenapa Ella sekarang berubah. Di sana Lea dan Friska sama-sama mengepalkan tangannya hingga buku jarinya memutih, dan seakan ada tanduk di kepalanya yang ingin sekali menyeruduk Ella, diiringi dengan kepulan-kepulan asap yang seakan keluar dari telinganya.
"Lihat deh Ma, berani sekali tuh Upik minta belikan motor sama Papa," gerutu Friska sembari menatap Ella tajam.
"Kamu tenang aja sayang, kalau Papa kamu sudah berangkat, kita beri pelajaran buat Upik Abu itu, siapa suruh sudah berani minta macam-macam. dia juga udah berani ngelawan Mama dan nyakitin kamu, kita bakal buat perhitungan sama dia!"
"Kita tunggu aja Ma tanggal mainnya," ucapnya dengan tersenyum smirk.
"Bener sayang, biar kita buat mampus sekalian tuh anak,," geram Lea.
"Yaudah yuk Ma, kita masuk aja, aku mau siap-siap buat sekolah. Lagian kita harus pura-pura baik kan kalo lagi ada papa."
"Yaudah yuk, kita masuk aja, biarin dia bersenang-senang dulu, sebelum kita siksa," ucap Lea, Friska pun tersenyum penuh dendam ke arah Ella, mereka pun berjalan untuk meninggalkan kedua orang, bapak dan anak tersebut yang terlihat bahagia.
Ella masih senang melihat-lihat motor barunya.
"Gih buruan mandi, katanya mau dipakai waktu sekolah? Nanti telat loh."
"Hehe iya pa, Ella mandi dulu ya Pa?"
"Iya sayang, Papa juga mau sekalian pamit berangkat ke kantor, jadi nanti kalo Papa udah nggak ada di rumah tandanya Papa udah berangkat. Soalnya Papa ada meeting diluar, jadi pagi-pagi sekali Papa harus berangkat biar gak telat, karena lokasi meetingnya lumayan jauh juga " ucap Lesham yang diangguki oleh Ella.
Sebelum berjalan menjauh, Lesham mencium kening Ella sebentar lalu meninggalkan Ella dan masuk kedalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRATION QUEEN RACING [TERBIT]
Teen Fiction❗FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! Transmigration? Apa yang akan orang pikirkan tentang Transmigrasi? Siapa yang menyangka jika seorang gadis yang menyandang gelar Queen Racing bisa bertransmigrasi ke tubuh seseorang Upik Abu yang sayangnya memiliki Ibu...