Seharian ini Ella berada di kamarnya. Setelah pulang dari sekolah Ella yang tak ingin membuat Lesham kembali marah padanya pun memutuskan untuk berdiam diri di dalam kamar.
Ella benar-benar merasa bosan dan sangat jenuh, bagaimana tidak jika biasanya dia selalu keluar berjalan-jalan dengan motor kesayangannya, kini dirinya harus rela berdiam diri bak Rapunzel yang terkurung dalam menara. Dirinya pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke arah balkon kamarnya.
Langit yang gelap dihiasi ribuan bintang, dengan hembusan udara yang sejuk, membuat Ella merasa nyaman jika harus berlama-lama di balkon kamarnya. Meskipun sepi, tapi dirinya begitu menyukai ketenangan ini. Tiba-tiba dia merasa rindu kepada kedua orang tuanya. Bagaimana keadaan mereka? pikirnya.
Ting ting ting.
Suara ponsel tanda pesan masuk, mengalihkan pandangan Ella yang semula menatap langit, kini berahli ke layar ponselnya. Sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak ia kenal, muncul di layar ponselnya. Ella pun membuka pesan tersebut.
+6288xxxxxx
Hay, ntar malam ada balapan jam 11 di jl. Xxx, gimana lo bisa datang kan?
Siapa?
Gue Kevin, save nomer gue.
Read. Karena tak mendapatkan balasan, Kevin pun mengiriminya pesan lagi.
Gimana nanti malam bisa nggak? Biar ntar gue siapin uangnya.
Sory lain waktu aja.
Yaudah gue tunggu kehadiran lo karna gue masih punya hutang sama lo.
Read.
Ella sebenarnya ingin hadir dan ikut serta dalam balapan nanti malam. Apalagi dirinya punya firasat, pasti kakaknya sudah bergerak mencarinya. Tak hanya itu saja, dia juga bisa dapat tambahan uang jajan dari Kevin.
"Huft." Menghela napas kasar, Ella tahu ini berat, tapi demi kepercayaan Lesham, dirinya rela bersabar menunda bertemu dengan kakak tercintanya. Mungkin sudah saatnya Ella berbicara jujur kepada Lesham. Entah Lesham percaya atau tidak, itu urusan nanti, karena Ella hanya ingin ini semua segera berakhir.
Suara deru mobil terdengar memasuki pekarangan rumah. Membuat Ella mendongkakan kepalanya ke bawah, melihat bahwa Lesham telah pulang. Dirinya pun segera turun dan menghampiri sang Papa.
Saat berada di bawah, dirinya melihat Lesham dan juga Lea sedang berjalan berdampingan, seketika membuat Ella memutar bola matanya malas. Ibu tirinya itu selalu saja menempel kemanapun Papanya berada dasar lintah darat, batinnya.
"Malam Pa," sapanya kemudian mencium punggung tangan sang Papa, yang manakala membuat Lea mendelik tak suka.
"Malam," jawab Lesham dengan senyuman. Lesham tak bisa jika harus terlalu lama marah kepada anaknya itu. Apalagi sejak tadi dirinya tak fokus bekerja dan selalu menyesali perbuatannya.
"Pa Ella mau bicara sama Papa. apa Papa ada waktu buat bicara sama Ella?"
"Papa mu capek Ella, lain kali aja ya!?" Bukan Lesham melainkan Lea yang menjawab pertanyaan tersebut, yang membuat Ella memutar bola mata malas.
"Gimana Pa?" tanya Ella kembali, tanpa memperdulikan ucapan Lea.
"El ...." Belum sempat Lea menyelesaikan ucapannya, Lesham lebih dulu menjawabnya.
"Boleh, Papa mandi dulu ya, nanti Papa samperin kamu ke kamar." Ucapan Lesham kali itu membuat Ella tersenyum menang.
"Siap Pa, makasih banyak ya Pa. Ella tunggu Papa di kamar," ujar Ella, kemudian memeluk Lesham sebentar sebelum pergi menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRATION QUEEN RACING [TERBIT]
Teen Fiction❗FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! Transmigration? Apa yang akan orang pikirkan tentang Transmigrasi? Siapa yang menyangka jika seorang gadis yang menyandang gelar Queen Racing bisa bertransmigrasi ke tubuh seseorang Upik Abu yang sayangnya memiliki Ibu...