46. AKHIR

17.5K 1.2K 220
                                    

Di luar gerbang sekolah, keadaan memang terlihat sangat gaduh. Ella bersembunyi, sembari berjalan secara mengendap-endap, mencoba untuk mengirim pesan kepada seseorang.

Kak Aldo

"Kak Aldo mereka sudah beraksi di sekolah Rising Dream. Bawa anggota kita buat melindungi murid, serta guru yang masih berada di sekolah."

Setelah melihat tanda centang 2 berwarna biru, Ella memasukan kembali ponselnya. Berjalan ke belakang gedung untuk keluar dari sekolah, dia terus berjalan ke arah tempat tawuran sedang berlangsung.

Kali ini Ella keluar menggunakan pohon mangga yang biasa dia gunakan untuk melewati tembok, saat sedang membolos atau telat masuk sekolah.

Ella yang baru saja tiba, langsung saja menghajar babak belur dengan cara membabi buta anggota-anggota yang sudah berani menyerang sekokahnya. Meluapkan setiap rasa yang sedari kemarin sudah ditahannya. Emosi, amarah, sakit hati, dan kecewa, berbaur menjadi satu energi yang membuat semangatnya kian membara untuk segera menghabisi setiap musuhnya. Ada perasaan puas dan lega saat bisa meluapkan semua perasaan yang sudah ditahannya, apalagi dengan melihat muka-muka yang sudah babak belur dibuatnya. Bahkan gang Black Carlos yang melihat cara Ella menghabisi lawannya mendadak meringis ngeri dibuatnya. Mereka baru menyadari, bahwa wanita kalau sudah marah bisa seperti singa yang terbangun dari tidur panjangnya.

"Apa seseorang yang selama ini kalem dan pendiam nyatanya bisa beringas kayak gini?" tanya Rendy sembari meringis.

"Memang benar kata pepatah, Air yang tenang lebih berbahaya dari pada api yang berkobar. diam-diam ternyata menghanyutkan," timpal Gendy.

Tak lama kemudian, bala bantuan dari pasukan Hell Angel yang dipimpin oleh Aldo datang menghampiri, membantu untuk menghabisi para lawan yang sudah terlihat lelah.

Ella yang melihat bantuan datang menghampirinya pun seketika mulai berhenti untuk menyerang musuhnya dan berjalan mendekat, mensejajarkannya langkahnya dengan tubuh tegap milik Aldo yang menatap tajam ke arah seseorang yang selama ini sudah menghancurkan hidupnya. Di sana dirinya juga sekilas melirik ke arah Morgan yang sudah terlihat babak belur dihajar oleh Tristan.

"Kenapa lo lakuin itu?" tanya Ella kepada Tristan yang dijawab dengan kekehan.

"Lo tanya kenapa? Apa lo gak sadar, bahwa keluarga Bagaskara itu sudah menghancurkan hidup banyak orang! Gue pengen keluarga Bagaskara juga ngerasain apa yang udah pernah gue rasain, saat keluarga Fransisco hanya tinggal gue seorang. Kalian semua juga sudah berhasil ngehancurin perusahaan yang selama ini udah gue bangun mati-matian. Gue bakal balas kalian seperti saat gue buat calon Kakak Ipar kesayangan lo itu meninggal!" seru Tristan membuat mata Aldo membola seketika. Aldo mengeraskan rahangnya dan ingin menyerang Tristan, tapi genggaman lembut tangan seseorang membuat dirinya menghentikan langkahnya. Menoleh ke samping kiri, melihat adiknya itu memberi isyarat agar dia tetap bersikap tenang, meski baru mengetahui rahasia besar kebenaran atas kasus kematian Tata yang merupakan kekasih Aldo.

"Awalnya gue gak berniat membunuhnya, tapi membunuhmu Aldo, tapi siapa sangka, malah dia yang jadi korban. Kayaknya memang Tuhan lebih suka menghukum lo dengan cara kehilangan kekasih lo itu," ejek Tristan sembari terkekeh.

"Jangan banyak bacot, lo gak tau apa-apa tentang keluarga Bagaskara. Lo juga gak tau tentang keluarga lo sendiri sebenarnya seperti apa. Lo itu hanya anak pungut yang dibesarin oleh keluarga Bagaskara karna rasa kasihan. Tapi ternyata anak pungut ini, gak ngerti etika. Anak pungut yang gak tahu caranya berterima kasih itu seperti apa! Memang benar kalau buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sekali orang tuanya penghianat, anaknya juga bakal ikut jadi seorang penghianat," sarkas Ella membuat Tristan mengepalkan tangannya dengan gigi yang bergemelatuk. Sepertinya Ella berhasil memancing balik amarah musuh.

"Gak usah banyak bacot, karna hari ini bakal jadi hari terakhir lo buat lihat dunia. Ucapkan dulu selamat tinggal kepada dunia," ucap Tristan kemudian menyerang Ella.

Ella sedikit kewalahan melawan Tristan, karna tenaganya sebagian sudah terkuras habis saat tadi menghajar anggota Tristan. Aldo yang menyadarinya pun menyuruh adiknya untuk sedikit menyingkir, membiarkan agar Aldo saja yang melawannya.

"Sya lo minggir dulu aja, serahin aja semuanya sama gue. Lo percaya kan sama gue?" kata Aldo yang diangguki oleh Ella.

Ella pun menyingkir dan memilih menepi dan hanya melihat pertarungan antara Aldo dan juga Tristan, sesekali dirinya menyerang lawannya yang berusaha untuk melukainya.

Memang benar, gak bisa diraguin lagi kemampuan Aldo, sekarang sudah terlihat buktinya, dirinya mampu membuat Tristan tumbang. Tanpa memberi jeda, Aldo terus aja menghajar babak belur Tristan. Menyalurkan rasa sakit dan kemarahan atas penyebab kematian kekasihnya. Tristan yang tumbang, membuat beberapa anggotanya yang masih bertahan akhirnya menyingkir dan mengaku kalah. Apalagi melihat jumlah mereka yang kalah banyak, karna banyaknya anggota yang tumbang dengan banyak luka, bahkan pingsan di tempatnya.

Aldo tersenyum puas melihat itu semua.

"Gue gak bakal bikin lo mati gitu aja, setelah apa yang udah lo lakuin terhadap hidup keluarga gue. Terutama hidup orang yang gue cintai, yang udah berani lo renggut secara paksa!" seru Aldo kepada Tristan yang terkapar di jalanan.

"Bawa mereka semua ke penjara Hell Angel, ingat, jangan ada yang terlepas," titah Aldo kepada anggotanya dan segera berbalik berjalan ke arah adiknya. Aldo yang mengira Tristan tidak sadarkan diri, ternyata tanpa disadari jika Tristan berusaha menggerakan tangannya, untuk mengambil benda yang sedari tadi berada di dalam sakunya.

Ella menghampiri Aldo dengan senyum yang merekah. kelegaan pun mulai terbit di wajahnya. Mengingat bahwa setelah semua ini dirinya akan kembali bertemu dengan kedua orang tua yang sebenarnya, kembali menjadi seorang Tasya dan meninggalkan kehidupan di Bandung bersama dengan kenangannya.

Saat hendak memeluk Kakaknya dengan senyum manisnya, senyuman itu pun seketika luntur, digantikan dengan kekhawatiran yang mendera, karna melihat pergerakan Tristan yang mengarahkan pistolnya ke arah Aldo, membuat Ella berteriak dan berlari kencang ke arah Kakaknya.

"KAK ALDO, AWAS!" teriak Ella sembari mendorong tubuh Kakaknya yang digantikan oleh tubuhnya.

Dor Dor.

Dua tembakan melesat di bagian dada dan perutnya membuat Ella tergeletak penuh dengan darah. Aldo yang melihat hal tersebut pun berteriak kencang.

"SYASYA!!" Teriakan beserta suara tembakan itu mampu membuat atensi semua orang mengarah ke arahnya. Terutama Morgan yang segera berlari menghampiri Ella, setelah melihat seseorang yang selama ini dia cinta tergeletak berlumur darah. Seperti ribuan pisau ikut menghantam dadanya. Rasa ini bahkan lebih menyakitkan dari pada sebelumnya.

Sedangkan Tristan tersenyum puas melihat Aldo kembali hancur untuk kedua kalinya. Setelah berhasil menembak Ella, suara tembakan kembali terdengar untuk ketiga kalinya.

Dor.

Ternyata Tristan lebih memilih menembak dirinya sendiri tepat di bagian jantungnya. Baginya lebih baik mati dari pada hidupnya harus tersiksa. Apalagi melihat kondisi tubuhnya yang dia yakini bahwa Aldo tidak akan mengampuninya.

"K-kak A-aldo, maafin Sya-Sya. To-tolong kasihkan ini ke Morgan. Jiwa yang harusnya mati, pada akhirnya bakal tetap kembali mati," ucap Ella mengambil falshdisk dalam sakunya dan menyerahkannya kepada Aldo, sebelum menutup matanya dengan senyum tulus yang masih menghiasi wajahnya.

"SYA BANGUN, LO GAK BOLEH TINGGALIN GUE BUAT YANG KEDUA KALINYA. LO UDAH JANJI BUAT NEMUIN PAPA DAN MAMA, SEKARANG GUE TAGIH JANJI LO. BANGUN. GUE BILANG BANGUN!" teriak Aldo dengan mata yang sudah berlinang air mata. Sedangkan Morgan sudah terpaku di tempatnya dengan tangan yang sudah bergetar begitu hebatnya. Tidak pernah dipikirkan olehnya, bahwa melihat ini semua lebih terasa menyakitkan ketimbang meninggalkan Ella karna rasa kecewa.

Suara ambulan memecah kerumunan yang ada, membawa pergi sosok yang terkapar lemah. Mobil ambulan yang sudah melaju itu kini terlihat ramai, karna ikut diiringi oleh anggota Hell Angel dan inti dari Black Carlos.

Hal tersebut menjadi pusat perhatian pengguna jalan yang ada, dua anggota gang yang bersatu untuk mengiringi mobil ambulan, pastilah orang yang berada di dalam ambulan bukanlah orang biasa. Begitulah pikir mereka.

Saat tiba di Rumah sakit, Dokter sudah bersiap untuk melakukan tindakan untuk menyelamatkan seseorang yang sudah berada diambang hidup dan matinya.

Sudah lama mereka menunggu. Namun tanda-tanda dokter keluar pun nyatanya belum ada. Perlahan para anggota sudah kembali ke markas untuk mengobati lukanya. Di sana hanya tertinggal Aldo dan juga Morgan.

"Lo pasti Morgan kan?" tanya Aldo sekian lama dari keterdiamannya. Morgan hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Syasya sering cerita tentang lo ke gue."

"Syasya?" tanya Morgan tak mengerti melihat ke arah Aldo dengan penuh tanda tanya.

"Ya, cewek yang sekarang lagi berjuang antara hidup dan matinya. Dia adalah adik kandung gue, Syasya," ucap Aldo membuat Morgan mengerutkan dahinya. Setau Morgan Ella adalah anak tunggal.

Berapa banyak rahasia lagi yang kamu sembunyikan El, batin Morgan.

"Maksud lo Ella? Bukannya Ella itu anak tunggal ya?" tanya Morgan yang dibalas kekehan oleh Aldo.

"Gue pikir lo udah tau rahasia terbesar Syasya. Ternyata dia belum cerita ke lo. Ini buat lo, titipan dari Syasya. Lebih baik lo sekarang balik aja dulu buat obati luka-luka lo itu," tutur Aldo sembari menyerahkan Flashdisk yang tadi diberikan oleh adiknya tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan dari Morgan.

Morgan menerima flashdisk tersebut dengan wajah penasaran. Namun ekspresi itu tak bertahan lama saat Dokter datang menghampiri mereka berdua, dengan raut wajah lelah dan sedihnya.

"Dengan keluarga pasien?" tanya Dokter. "Iya Dok, saya Kakaknya. Bagaimana keadaan Adik saya?" balas Aldo.

"Sebelumnya saya minta maaf dan dengan berat hati harus mengatakan ini semua. Kami sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik ....”

****END****

GIMANA PERASAAN KALIAN BACA PART INI??

MASIH ADA EPILOG YA TUNGGUIN AJA, AKU MAU HIBERNASI DULU 🤣 KARNA CERITANYA MAU END JUGA AKU MAU NAFAS LEGA DULU ALHAMDULILLAH AKHIRNYA SELESAI JUGA.
TUNGGUIN AJA YAA SAMPEK MASA HIBERNASIKU USAI 😂
JANGAN LUPA VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA
DAN SPAM KOMEN JUGA YANG BANYAK BIAR AKUNYA BANGUN DARI HIBERNASIKU DAN SEGERA BISA UPDATE EPILOG 🤣🤣

JANGANLAH JADI SILENT READER

.

.

KATA KAK IKI NIH KAK_IKI BAGAIMANA KOMENTAR KALIAN 👇🏻👇🏻👇🏻

KATA KAK IKI NIH KAK_IKI BAGAIMANA KOMENTAR KALIAN 👇🏻👇🏻👇🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SAMPAI JUMPA ✋🏻

MORGAN LAGI GALAU 🙃

TRIMAKASIH BUAT SEMUA 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TRIMAKASIH BUAT SEMUA 😊

TRANSMIGRATION QUEEN RACING [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang