37. Mantan Sahabat

17K 1.7K 15
                                    

Seusai menemui Rigel, Ella pun melanjutkan perjalanannya ke Jakarta.

Jalanan begitu lenggang, Ella mengendarai mobilnya dengan memutar lagu. Tangan yang diketuk-ketukan di stir mobil dengan kepala yang mengangguk-angguk seakan dirinya ikut hanyut dalam nyanyiannya.

Tak terasa Ella pun tiba di Markas Hell Angel. Setelah melewati berbagai macam keamanan, akhirnya Ella bisa memasuki Markas tersebut.

"Assalammualaikum yah ahli kubur!" teriaknya memasuki markas tersebut.

"Waalaikumsalam, malaikat pencabut nyawa," jawab spontan mereka serempak, membuat Ella terkekeh.

"Eh, eh, tunggu deh, ucapan lo kok bisa sama persis, kayak yang sering diucapin Tasya setiap kali ke sini sih?" tanya Ansel penuh selidik, mereka pun akhirnya tersadar dengan jawaban spontan mereka.

"Eh, iya yah, gue baru sadar," ujar Reno.

"Bener banget, karena terbiasa gue juga sampai reflex jawabnya."

"Jadi kangen Tasya," celetuk Bagus membuat suasana menjadi sendu.

"Unchh, unch, unch, so sweet banget sihh, kalian doain aja Tasya, di mana pun dia berada, semoga dia selalu bahagia. Oh ya kak Aldo di mana?"

"Masih molor tuh orang."

"Tuman deh tuh anak satu. Tadi ngamuk-ngamuk nyuruh gue cepet datang, eh, sekarang dianya malah molor. Dasar kebo."  Ella berjalan ke kamar Aldo dengan menghentakan kakinya kesal.

Dok dok dok

"KAK ALDO, BANGUN, INI UDAH MAU SORE!" Ella terus saja mengetuk pintu kamar Aldo, hingga pintu itu terbuka lebar, memperlihatkan penampilan Aldo yang kusut dengan mata yang memerah. Rambut yang acak-acakan, serta perut kotak-kotak yang sayangnya terlihat tampan. Andai Aldo bukan Kakaknya, udah pasti Ella akan menikahinya.

"Astagfirullah hal adzimm ... gini amat gue punya Kakak. Lo itu udah gede Kak Aldo, ini itu udah mau sore, cepet mandi sana," omel Ella tapi tak digubris oleh Aldo. Malah Aldo berjalan kembali ke kasur empuknya untuk tidur kembali dengan posisi tubuh yang tengkurap.

"Ihh, Kak Aldo, malah tidur lagi. Cepet bangun, kalo gak bangun gue bakalan pulang aja."

"Bentar dong Sya, 5 menit."

"Gak pakek 5 menit, 5 menitan, buruan! Jorok banget sih jadi orang. Pantesan masih jomblo aja dari dulu."

"Enak aja, gini-gini banyak yang naksir." Aldo pun mulai bangun dan pergi ke kamar mandi dengan membawa handuknya.

"Gue tunggu di kamar gue. Kamar lo bau. Jorok banget sih jadi orang . mangkanya cepet nikah, biar ada yang urus," gerutu Ella.

"Iya, iya, bawel banget deh Sya, udah sana keluar dari kamar gue."

"Yee dibilangin juga, malah ngusir dasar pantat Kebo."

"Eh, muka ganteng gini dikatain pantat Kebo?"

"Ya emang lo kan Kebo.," ucap Ella keluar kamar dengan tawanya yang tersisa.

"Adik laknat memang!"

Ella pun menunggu Aldo dengan berbaring di kamarnya. Tak lama kemudian Aldo pun datang dengan pakaian yang sudah rapi.

"Mau ke mana kok pakai pakaian rapi?"

"Yuk ikut gue, kita jalan-jalan" mendengar kata jalan-jalan membuat mata Ella berbinar seketika.

"Hayukk, lets goooo!" teriak Ella heboh meninggalkan Aldo yang menggeleng seketika.

"Mau ke mana sih Kak?" tanya Ella sedari tadi yang tak dijawab oleh Aldo.

TRANSMIGRATION QUEEN RACING [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang