29. Pertemuan

23.3K 2.4K 41
                                    

"Gue gak mau penjelasan apapun Kak Aldo. Gue bener-bener gak bisa berkata apa-apa lagi. Gue gu-gue ...." Tidak mampu lagi mengatakan apapun juga Ella pun menangis dan segeralah Aldo menarik Ella ke dalam dekapannya. Aldo bener-bener kalut dan khawatir melihat adiknya yang menangis sesengukan seperti ini. Aldo tidak mampu berkata apa-apa lagi. Aldo membiarkan Ella menangis dalam dekapannya, tanpa mampu bicara apa-apa lagi, apalagi membuka suaranya untuk menjelaskan semuanya yang sudah terjadi.

ಥ⌣ಥ ಥ⌣ಥ ಥ⌣ಥ

"Hiks ... Kak Aldo, hiks ... lo jahat banget sama gue ... hiks," ucap Ella sembari menangis.

"Iya gue tahu, maafin gue ya Sya," ungkapnya, Aldo tidak mampu untuk bicara apapun, dia hanya mengiyakan saja apa yang diucapkan oleh adiknya itu. Aldo memberikan waktu untuk adiknya agar tenang terlebih dahulu, baru dia akan menjelaskan semuanya.

"Kak Aldo, gu-gue bener-bener ... hiks, hiks, hiks ...."

"Sudah Sya," ucap Aldo sembari mengusap pelan punggung Ella.

"Hiks, Gue bener-bener gak nyangka Kak Aldo, hiks, gue bener-bener terharu hiks." Setelah mengatakan hal tersebut Ella semakin menangis, hal tersebut membuat Aldo menghentikan gerakan tangannya dengan raut wajah cengo karena mendengar perkataan Ella barusan, sedangkan beberapa anggota Hell Angel yang berada di situ juga tak kalah kagetnya dengan ucapan Ella barusan, dengan spontan mereka pun berteriak secara bersamaan.

"Hah!" teriak anggota Hell angel beserta muka cengonya seperti Aldo.

"Kalian kenapa sih, malah teriak hah, hah, hah? Mau ikutan iklan pepsoden yang pamer bau mulut?" cecar Ella yang sudah mulai berhenti dari tangisnya. Ella mulai menghapus sisa-sisa air mata yang telah jatuh di pipinya.

"Sebentar deh Sya, gue gak paham maksudnya gimana ya? Lo nangis-nangis, nyalahin gue, terus sekarang lo malah bilang terharu?" ucap Aldo dengan sebelah alisnya yang terangkat. Sungguh Aldo masih bingung dengan perubahan adiknya yang begitu cepat.

"Gimana gue gak terharu coba, lo udah bawa kembali orang yang selama ini gue cari."

"Jadi lo udah tahu siapa perempuan itu? Terus tadi lo nyalahin gue maksudnya apa?" tanya Aldo menjauhkan Ella dari pelukannya, memegang kedua pundak Ella dengan sorot mata lurus menatap tajam tepat pada manik mata Ella.

"Ya iyalah, lo udah ketemu 3 hari yang lalu dan lo gak ngabarin gue sama sekali, jahat banget sih lo Kak nyembunyiin ini semua dari gue," ucap Ella yang tadinya berbicara sendu sekarang berubah menjadi sorot mengintimidasi.

"Gue gak ikutan deh, yuk bubar-bubar, tontonannya udah selesai," celetuk Ansel tiba-tiba yang diangguki semuanya, kemudian semua ikut pergi menyusul Ansel yang menuju ke ruang tengah, meninggalkan Aldo dan Ella yang sedang berdebat dengan tatapan yang sama-sama tajam.

"Ya, gue mau ngasih lo kejutan."

"Tapi lo udah keterlaluan."

"Keterlaluan apanya?"

"Udah 3 hari lo bohongin gue, kalo lebih makin numpuk tuh dosa."

"Terus, tadi kenapa lo nyuruh gue stop-stop."

"Ya iyalah, gue nyuruh lo stop, kalo enggak lo bakal lihat yang enggak-enggak" Mendengar ucapan adiknya, Aldo mengerutkan keningnya bingung tanda tak mengerti. Melihat enggak-enggak apanya?

"Yang enggak enggak?" tanyanya memastikan.

"Iya, udah sono lo pergi, gue mau masuk nyamperin bidadari surgaku," usir Ella melenggang masuk meninggalkan Aldo dengan muka cengonya dan menghampiri seseorang yang sedari tadi diam, setelah selesai mengganti pakaiannya. Ya tadi Ella menyuruh Aldo berhenti karna momen Ella yang sedang mendobrak pintu itu sangat tidak tepat, karna melihat seorang yang sedang mengganti pakaiannya dengan handuk yang masih terlilit di tubuhnya, tanda bahwa orang ini habis mandi dan Ella terpaku dengan siapa orang yang dilihatnya ini. Setelah yakin siapa orang tersebut, Ella pun merasakan haru yang luar biasa, sampai dia pun akhirnya menumpahkan tangisnya.

TRANSMIGRATION QUEEN RACING [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang