"Gimana keadaan perusahaan Kak?" tanya Ella, perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan milik Tasya pribadi.
"Aman, lo gak perlu khawatir tentang itu, biar sekarang Kakak yang bakalan urus. Selesaikan dulu aja urusan lo dan temui orang tua kita. Setelah itu gue bakal urus pengalihan perusahaan atas nama Ella."
"Gue gak bermaksud untuk minta balik perusahaan itu Kak. Setelah Tasya meninggal, perusahaan itu resmi jadi milik lo, karna gue sudah buat ahli waris perusahaan itu atas nama lo. Jadi sekarang itu milik lo. Gue hanya ingin tahu saja perkembangan perusahaan seperti apa," jawab Ella.
"Itu tetep jadi milik lo. Jadi jangan pernah bilang bahwa Tasya udah meninggal. Lo selamanya adalah Tasya. meskipun tubuh lo gak lagi sama. Lo bakalan tetep jadi adik gue dan pemilik perusahaan P.Bag's Grub Company. Gue gak akan nerima semua hasil kerja keras lo selama ini. Inget kata kata gue P.Bag's adalah milik lo, sampai kapanpun akan jadi milik lo. Gak ada satupun yang berhak atas P.Bag's kecuali diri lo sendiri," tutur Aldo yang mendapatkan dengusan kasar dari Ella.
"Lo memang Kakak terbaik. Dari dulu sampai sekarang, lo gak pernah berubah. Lo selalu saja jadi pengawal terbaik gue," ujar Ella sembari terkekeh membuat Aldo melototkan matanya.
"Enak aja lo anggap gue pengawal, gue ini King kalo lo lupa," ucapnya dengan dengusan kasar.
"Gue gak bakal lupa, memang diluar lo selalu jadi rajanya jalanan. Rajanya para wanita. Rajanya para mafia. Tapi kalo bersama gue lo adalah pengawal bagi gue yang selalu siap siaga menjaga gue," ucap Ella sembari menaik turunkan alisnya.
"Gue emang selalu kalah jika berhadapan dan debat sama lo."
"Unch ... unch ... unchh, kasihannya kakaku ini," goda Ella kemudian mencubit pipi Aldo gemas, membuat sang empu mendesis tak suka, memang orang melihat Aldo adalah Kakak dari Tasya, tapi jika saja mereka tahu, bahwa yang terlihat belum tentu sama, karna kenyataannya Tasya lah yang pantas disebut Kakak untuk Aldo. Aldo selalu kalah dalam segala hal jika berhadapan dengan adiknya itu. Aldo sampai heran, Mamanya dulu ngidam apa, sampai-sampai dirinya punya adik macam Tasya. Mungkin Mamanya dulu ngidam daging Singa, mangkannya anaknya sekarang seperti ini.
Setelah percakapan kala itu, Ella pun pamit untuk pulang bersama Sadira, menggunakan mobil milik Tasya dulu. Pasalnya tak mungkin Ella membawa Sadira menggunakan motor, sedangkan Sadira membawa sebuah koper besar.
Sempat juga Tristan dan Aldo menawarkan diri untuk mengantar Ella dan Sadira. Namun jelas Ella segera menolaknya.Ella memang belum menemukan bukti apapun tentang Tristan, tapi dia meyakini pasti ada sesuatu antara Tristan dan juga Linda, apalagi setelah mendengar percakapan mereka berdua kala itu. Ella percaya, jika sebaik-baiknya orang menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga. Ella berjanji ini semua nggak bakalan lama.
Setibanya di rumah, Ella tersenyum senang melihat mobil Lesham sudah terparkir rapi di depan rumahnya. berbeda dengan Sadira yang merasa degub jantungnya kian berdegub kencang. Setelah beberapa tahun akhirnya dirinya bisa kembali menginjakan kakinya kembali di rumah ini. Rumah yang pernah membawanya kepada kebahagiaan. Rumah dengan beribu-ribu kenangan indah dan menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRATION QUEEN RACING [TERBIT]
Teen Fiction❗FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! Transmigration? Apa yang akan orang pikirkan tentang Transmigrasi? Siapa yang menyangka jika seorang gadis yang menyandang gelar Queen Racing bisa bertransmigrasi ke tubuh seseorang Upik Abu yang sayangnya memiliki Ibu...