9. Mandi bakso

40.2K 3.6K 51
                                    

Kejadian di kantin tersebut, membuat suasana kantin yang tadinya kembali gaduh, menjadi hening kembali. Semua orang menatap fokus objek yang kini sedang basah kuyub karna kuah bakso yang disiramkan Friska ke arah kepala Ella.

Ella yang melihat Friska tersenyum puas, setelah menyiramnya dengan kuah bakso pun tak tinggal diam. Ella pun segera berdiri dan mengambil semangkuk bakso dari tangan Luna yang berada tepat di belakangnya. Dia segera membalas perbuatan Friska, dengan menyiramkan bakso tersebut ke kepala Friska, sontak hal tersebut membuat semua orang kembali tercengang.
 
Friska yang terkenal ratu bully dan Ella yang terkenal korban bully sekarang sudah berani membalas perbuatan Friska dihadapan muka umum.

"Sialan lo Upik, berani ya lo nyiram gue!" bentak Friska, membuat Ella mengangkat sebelah alisnya.

"Gak ada asap kalo gak ada api, lo nyiram gue dan lo pikir gue bakalan diem aja? Lo salah besar jika berpikir seperti itu, karena gue bukan Ella yang dulu dan lo disini jangan sok jadi penguasa, hidup atas belas kasih bokap gue aja bangga!" sarkas Ella, membuat Friska semakin naik pitam, Friska pun hendak menampar wajah Ella dengan keras. Namun, sebelum tangannya menyentuh wajah Ella, tangan kokoh seseorang menghentikan gerakan tangan tersebut.

"Mo-morgan," ucap Friska gagap, karena takut akan pandangan menusuk dari sosok Morgan yang menatapnya dengan tajam.

"Gue udah muak lihat lo ngebully seseorang, gue harap lo hentikan sebelum gue berbuat yang lebih jauh lagi." Ucapan dingin serta menusuk yang keluar dari mulut Morgan tersebut, membuat seisi kantin terdiam membisu, karena takut dengan aura Morgan yang terlihat mencengkram. Bahkan wajah Friska sudah terlihat pucat pasi. Ini merupakan omongan terpanjang dari Morgan, yang pernah didengar semua orang.

Dengan perasaan kesal, Friska pun pergi meninggalkan kantin. Sebelum dia pergi dia mengatakan sesuatu kepada Ella, "Lo jangan seneng dulu, gue bakal buat perhitungan sama lo. Inget itu baik baik Upik." Setelah mengatakan itu Friska pun pergi meninggalkan kantin diikuti para dayangnya.

"Bubar, bubar," ucap Rendy kepada para penonton.

"pakai!" perintah Morgan memberikan blazernya kepada Ella. Ella yang mendapat perlakuan tersebut cuma menaikan sebelah alisnya. Saat hendak menolak dia pun mengatupkan kembali mulutnya saat suara morgan kembali terdengar, "Baju loh tembus pandang" ucapan Morgan kali itu membuat Ella membelalakan matanya.

Menghembuskan napas dengan kasar, Ella mengeratkan blazer milik Morgan ke tubuhnya dan berbalik menuju toilet, dengan muka merah padam menahan malu, yang dia yakini sekarang mungkin mukanya semerah kepiting rebus.

Sungguh tidak pernah terbayang, gimana selama ini Ella selalu mendapatkan perlakuan semena-mena dari saudara tirinya.

Setelah kepergian Ella, Gerald pun angkat bicara, "Ternyata gercep juga lo, Gan," ucapnya sambil menepuk pundak Morgan, yang mendapatkan tatapan tajam dari Morgan.

"Wahh, wahh, wahh, ternyata ada juga ya wanita yang terlihat biasa aja setelah ditolong sama Morgan, pergi pun tanpa mengucap sepatah katapun. Bahkan, terima kasih aja enggak. Padahal udah ditolongin seorang Morgan loh," cecar Gendy yang disetujui oleh Rendy dan Gerald.

"Bener juga omongan lo, tapi selain itu juga yang buat gue semakin tercengang adalah seorang Morgan, yang sejak kapan mau nolongin seorang cewek yang dibully, apalagi di depan umum kayak gitu," timpal Gerald dengan menaikkan sebelah alisnya.

Morgan yang mendengar itu semua pun meninggalkan ketiga temannya, tanpa mengucapkan sepatah katapun, membuat ketiga temannya tertawa melihat itu semua.

"Anjir, bener-bener dehh , tuhh si Ella kayaknya bakalan bisa buat Morgan lupain masa lalunya deh," celetuk Gerald, seketika membuat kedua temannya mengangguk setuju.

TRANSMIGRATION QUEEN RACING [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang