Kedatangan Ella dengan motor ducati barunya di SMA Rising Dream telah mencuri pandang semua orang yang berada di sekolah tersebut. Bukan hanya karena penampilan saja, melainkan juga dari motor yang tengah dibawanya.
Ella berjalan menuju kelasnya dengan angkuh, tanpa menoleh ke sekitar dengan memasang wajah yang dingin dan datar yang selalu menjadi ciri khasnya.
Saat sedang berjalan tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya. Ella hendak memukul orang tersebut, tapi urung saat matanya bersirobok dengan mata hitam legamnya. Ella pun membiarkan orang tersebut menyeretnya pergi.
Saat tiba di rooftop sekolah, orang tersebut melepaskan cekalan tangannya di tangan Ella.
"Apa?" tanya Ella malas, membuat orang tersebut menghela napas berat.
"Kenapa kemarin gak masuk sih?" tanyanya membuat Ella menaikan sebelah alisnya. Apa urusannya sama dia? Mau masuk atau enggak itu kan hak Ella.
"Maksudnya, kemarin gue ada perlu sama lo, tapi lo malah gak masuk tanpa keterangan."
"Bilang aja lo khawatir!" ujar Ella dengan senyum mengejek.
"Mana ada kayak gitu!" elaknya cepat.
"Hm okey, ada perlu apa seorang Morgan sama gue?"
"Gue mau ajak lo jalan." Ella semakin tak mengerti dengan sikap Morgan yang seolah begitu akrab dengannya.
"Cuma itu?" Banyak pertanyaan yang sebenarnya hinggap di kepala Ella, tapi ucapan itulah yang tiba-tiba keluar dari mulutnya, seolah dirinya tidak keberatan sama sekali dengan ajakan Morgan.
"Ya, memangnya lo berharap gue bilang lebih dari itu?"
"Okey," ucap Ella meninggalkan rooftop membuat senyum mengembang di bibir Morgan.
Ella berjalan menuju kelasnya. Saat ini, semua kelas sedang jamkos. Semua guru tengah mengadakan rapat. Ella yang bosan beralih memainkan ponselnya.
Sekitar 30 menit berlalu, kedatangan ketua kelas bernama Arthur, Farhan Arthur Alister membuat suasana yang tadinya ramai mendadak jadi hening.
"Gue bawa pengumuman buat kalian semua. Seperti biasa, setiap tahun sekolah kita bakalan ngadain acara tahunan untuk memperingati ulang tahun sekolah kita." Setelah mengatakan hal tersebut, terdengar teriakan heboh dari teman-temannya.
"Tenang dulu, gue belum selesai bicara," tegasnya membuat semua teman-temannya diam kembali.
"Jadi, tiap kelas harus nampilin sesuatu buat acara nanti. Gue harap, kalau kelas kita bisa nampilin sesuatu yang beda dan buat yang lainnya takjub. Kira-kira menurut kalian, kita bakalan nampilin apa ya?" tanya Arthur membuat seisi kelas kembali heboh.
"Nyanyi."
"Drama."
"Main alat Music."
"Paduan suara."
"Dance."
"Drama musikal aja," ucap seseorang yang membuat semua orang terdiam sembari memandang ke arahnya, kemudian mereka mengangguk setuju dengan usulan tersebut.
"Setuju!" teriak semuanya.
"Oke, jadi fix ya, kita bakalan nampilin drama musikal?" tanya Arthur yang disetujui oleh semuanya.
"Untuk pemeran dan yang lainnya bakal gue yang putusin nanti setelah jalan cerita drama musicalnya selesai, jadi untuk sekarang itu dulu," lanjut Arthur.
Ella sedari tadi hanya diam sembari memainkan ponselnya, tanpa minat ikut membahas acara tersebut.
____________o(〃^▽^〃)o___________
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRATION QUEEN RACING [TERBIT]
Teen Fiction❗FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! Transmigration? Apa yang akan orang pikirkan tentang Transmigrasi? Siapa yang menyangka jika seorang gadis yang menyandang gelar Queen Racing bisa bertransmigrasi ke tubuh seseorang Upik Abu yang sayangnya memiliki Ibu...