21. Percaya?

30.8K 2.8K 53
                                    

Setelah berjam-jam lamanya Ella mengikuti Aldo dengan motornya, akhirnya Aldo dan Ella berhenti di sebuah hutan. Ella sudah tahu ke mana Aldo akan membawanya pergi. Tiba-tiba saja Aldo memberhentikan motornya di tengah jalan, sedangkan setahu Ella tujuannya masih lumayan jauh, jika ditempuh dengan berjalan kaki.

"Kenapa berhenti?" tanya Ella yang ikut memberhentikan motornya di samping Aldo. Di balik helm full facenya, Aldo mengangkat satu alisnya.

"Memangnya lo tahu tujuan kita?"

"Gue udah bilang, gue itu adik lo. Apapun tentang lo gue udah tahu, dan tempat tujuan kita sekarang, gue juga tahu. Bagaimana gue gak tahu, kalau setiap harinya gue selalu mampir ke sini. Lo mau ajak gue ke markas Hell Angel kan!" tutur Ella membuat Aldo terdiam. Benar, dia ingin mengajak Ella ke Markas Hell Angel.

"Bahkan jika lo tanya isi markas dan tempat-tempat apa aja yang terdapat di markas, gue tahu semuanya, karena gue lah yang udah ngedesain tuh markas."

"Ja-jadi bener lo adik gue?" tanya Aldo dengan tatapan tak percayanya.

"Iya, Kak Aldo, gue Syasya, adiknya Kak Aldo, lo udah percaya kan sama gue kan?"

"Sebenarnya sulit buat gue percaya, tapi setelah gue lihat semuanya, gak ada alasan buat gue gak percaya sama omongan lo."

"Terima kasih Kak Aldo sudah percaya sama Syasya," ucap Ella sembari memeluk Aldo.

"Jadi gue bisa lihat wajah lo yang sekarang?" tanya Aldo membuat Ella melepaskan pelukannya.

"Boleh, tapi lo gak boleh naksir gue. Karena meskipun wajah gue beda, badan gue beda, tapi gue tetep jadi adik lo."

"Iya, iya, bawel, gue juga udah ngerti!" tutur Aldo yang mendapatkan anggukan kepala oleh Ella. Kemudian Ella pun membuka helm full face yang tengah dikenakannya dan terpampanglah jelas wajah cantik Ella.

"Jadi siapa pemilik wajah cantik ini?" tanya Aldo membuat Ella memutar bola matanya malas.

"Aslinya ini wajah buluk, udah kayak Upik Abu, beruntungnya pemilik tubuh ini, gue yang nempatin. Jadi sekarang, si Upik ini udah berubah jadi Cinderella. Nama gue Auristella Allisya Lesham. Lo bisa tetep panggil gue Syasya, karna di dalam nama gue, masih ada Syasyanya (Allisya)." ucap Ella yang diangguki oleh Aldo.

"Jadi sekarang apa lo mau pergi ke markas dan memberitahu tentang kebenaran lo ke anak-anak lainnya?" tanya Aldo yang mendapatkan gelengan kepala Ella.

"Kayaknya enggak dulu deh, gue harap Kak Aldo bisa rahasiain ini dulu sama mereka semua. Sama seperti Kak Aldo, gak semudah itu bikin orang lain percaya sama apa yang tengah gue alami. Gue hanya butuh waktu, untuk ngebuat mereka semua jadi percaya sama omongan gue. Jadi serahin aja tugas ini sama gue. Kak Aldo cukup bantu gue nyembunyikan identitas gue yang sebenarnya aja," tutur Ella.

"Gimana sama orang tua kita, Mama dan Papa, pasti mereka sangat senang kalau gue bisa beritahu mereka." Sekali lagi Ella menggeleng lemah.

"Kalau sampai Kak Aldo bilang, yang ada Kak Aldo udah dianggap gila. Sama seperti Kak Aldo yang ngira gue gila karna sudah ngaku-ngaku jadi orang yang udah meninggal."

"Lo bener, terus gimana dengan Tristan. Apa lo juga bakal nyembunyiin ini semua dari dia?"

"Ya, gue juga akan nyembunyiin ini semua dari Tristan. Gue bakalan buat Tristan jatuh cinta sama gue yang sekarang dan setelah itu gue bakalan berkata jujur sama Tristan. Kakak tenang aja ya, jodoh gak bakalan ke mana," ucap Ella dengan senyum manisnya.

"Gue selalu percaya sama lo."

"Ohh iya, tumben banget Tristan gak ngikut lo?"

"Iya, dia ada urusan jadi gak bisa ngikut. Tapi waktu gue pergi ke Bandung dia ikut kok, cuma pas waktu gue ketemu lo dia ada urusan mendadak, yang mengharuskan dia pulang ke Jakarta. Toh juga, ini bagus buat lo. Kalo seandainya dia ngikut, pasti dia udah tahu kebenaran tentang lo," ucap Aldo yang diangguki Ella.

TRANSMIGRATION QUEEN RACING [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang