Pagi harinya Ella begitu bahagia, dia dapat mengobati rasa rindunya terhadap Mama kandungnya, meskipun yang di hadapannya kali ini bukan Ibu kandungnya. Ya Ella Rindu akan kehadiran sosok Ibu dalam hidupnya.
Saat ini Ella sedang makan bersama dengan Sadira, Aldo dan anggota lainnya. Sadira begitu perhatian kepada Ella, sampai Ella tidak dapat merasakan seperti apa yang dirasakan anak tiri pada dirinya.
Setelah selesai makan, Ella duduk di halaman belakang memandangi bunga-bunga yang sedang bermekaran. Sedangkan jika kalian tanya di mana Sadira, jawabannya adalah sedang bersiap-siap untuk ikut pulang dengan Ella. Ya, tadi setelah selesai makan, Ella mengajak Sadira pulang ke rumah Lesham, meski dengan sedikit perdebatan.
Flashback on.
"Ma nanti ikut Ella pulang ke Bandung ya?" tanya Ella.
"Maaf El, apa nggak bisa kalau Mama tinggal di sini aja?"
"Apa Mama gak ingin tinggal di rumah lagi kayak dulu?"
"Bukan itu maksud Mama, El. Mama seneng banget jika pada akhirnya, Mama bisa kembali lagi ke rumah itu. Tapi ...."
"Kalau Mama seneng, kenapa Mama nolak?"
"Mama sebenarnya hanya takut El, Mama takut Papamu marah, ngelihat Mama di sana," ungkap Sadira sendu, Ella yang tahu alasan Sadira pun mulai menerbitkan senyumnya.
"Mama tenang aja, Papa udah tahu semua kebusukan Lea. Papa juga tahu kebenaran tentang masa lalu dan Papa juga lagi menantikan kehadiran Mama. Apa Mama tetap nggak mau pulang lagi? Kita buat kisah baru lagi bertiga. Kita tebus semua masa-masa yang telah hilang. Mama mau kan?" ucapnya yang diangguki sedikit ragu oleh Sadira.
"Semoga keluarga kita, bisa bahagia lagi seperti dahulu kala ya Ma." Sadira pun memeluk erat Ella dengan tangis bahagianya.
Flashback off.
Tanpa sadar sedari tadi ada seseorang tengah memperhatikan Ella yang sedang melamun. Rambut yang tergerai indah itu tertiup oleh angin dapat terlihat jelas wajah yang begitu cantik dan damai. Orang tersebut pun berjalan mendekat ke arah Ella berada.
Merasakan kehadiran seseorang, Ella menolehkan wajahnya menghadap orang tersebut.
"Ngapain lo di sini?" tanyanya sinis.
"Jutek amat sih." Ucapan orang tersebut membuat Ella berdecih tak suka.
"Udah sono pergi, gue mau sendiri."
"Kalo bisa berdua, kenapa harus sendiri sih?" ucap orang tersebut dengan senyum smirknya.
"Gue lagi gak mau debat."
"Siapa juga yang mau ngajak debat."
Lelah menanggapi orang tersebut Ella menghela napas kasar.
"Susah ngomong sama setan!" gumam Ella yang masih bisa didengar orang tersebut.
"Kenapa? Gue selalu menghantui pikiran lo ya?" goda orang tersebut sembari menarik turunkan alisnya. Jika saja dulu, Ella akan merasakan bahagia. Namun sekarang yang ada hanya rasa kecewa. Cinta itu ada, dan masih utuh tapi cinta itu kalah dengan rasa benci dan kecewa yang dia punya. Ibarat sebuah kaca yang sudah hancur, tapi berusaha untuk disatukan, bukannya menjadi utuh kembali, tapi kaca itu bisa saja melukai kita. Seandainya pun kaca itu bisa disatukan kembali, pasti masih akan terlihat adanya sebuah retakan, kaca itu tak akan pernah lagi sama seperti awal pertama kali kita lihat, setelah kita menghancurkannya.
"Dalam mimpi lo!" Sungguh Ella sangat kesal dengan orang tersebut.
"Gue suka sama lo!"
"Sa-yang ... nya ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRATION QUEEN RACING [TERBIT]
Teen Fiction❗FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! Transmigration? Apa yang akan orang pikirkan tentang Transmigrasi? Siapa yang menyangka jika seorang gadis yang menyandang gelar Queen Racing bisa bertransmigrasi ke tubuh seseorang Upik Abu yang sayangnya memiliki Ibu...