Gila
Jangan coba-coba mengkhianati gue
Geri memukul meja di depannya dengan kuat sampai menimbulkan suara. Geri menggeram marah sehabis membaca pesan teks yang masuk melalui ponselnya, dari kontak yang ia beri nama 'Gila'.
"Sial, sebenarnya dia siapa?" gumam Geri pelan.
Geri menghempaskan tubuhnya di sofa, menyandarkan bahu dan mendongakkan wajah ke atas, melihat plafon rumahnya yang bercat putih. Perasaan Geri saat ini berkecamuk. Ia benci dikendalikan.
"Kenapa, Ger?"
Geri terperanjat saat melihat Anggun yang kini telah berdiri di depannya. Mata Geri meneliti penampilan Anggun yang cukup glamor, gadis itu seperti namanya berpenampilan anggun, namun berkelakuan jauh dari kata anggun.
"Kapan kamu datang?" tanya Geri menormalkan ekspresi wajahnya.
Anggun duduk di sebelah Geri. Lengan kanan Anggun membetulkan rambut Geri yang sedikit acak-acakan. "Baru aja datang, kamu aku panggilin gak nyaut-nyaut jadi aku langsung masuk aja."
Geri mendengus, seketika ia merutuki dirinya sendiri karena lupa mengunci pintu. Geri sedikit menggeser tubuhnya, memberi jarak terhadap Anggun, tapi seakan tidak mau pisah Anggun tetap mengikuti pergerakan Geri.
"Apa yang sedang kamu rencanakan, sayang?" tanya Anggun menyandarkan kepalanya di bahu Geri. "Lupa ya, kalau kamu mencoba melawan, kamu akan tau akibatnya."
Geri tersenyum manis, menampilkan deretan giginya dan mengelus puncak kepala Anggun lembut. "Kamu ngomong apasih? Kita punya satu tujuan, ingat itu. Apapun yang menjadi keinginan kamu itu akan menjadi keinginan aku juga."
Ponsel yang terletak di atas meja menjadi sasaran Anggun. Geri yang melihat ponselnya diambil menatap Anggun was-was.
Sudut bibir Anggun terangkat ke atas, ia membaca pesan teks yang tadi dibaca Geri. Anggun melirik Geri, ia memperhatikan wajah Geri yang masih mempertahankan senyumnya.
"Gila? Nama yang bagus." Anggun tertawa renyah. "Gimana ya, reaksi dia kalau tau kontak di ponsel kamu namanya Gila? Tapi kamu tenang aja, aku gak peduli kamu mau kasih dia nama apa aja."
"Sebenarnya, dia siapa?" tanya Geri penasaran. "Kamu 'kan pacar aku, bukannya gak ada rahasia diantara kita." Geri mencoba merayu Anggun.
Lagi-lagi Anggun tertawa, "Cari tau aja sendiri."
Geri memutar bola matanya malas. Sikap Anggun membuat Geri kesal, berkali-kali ia merutuki dirinya sendiri ketika tidak bisa melawan gadis itu.
Hembusan dingin menerpa wajah Geri, ketika Anggun dengan sengaja meniup wajahnya. Geri hanya melihat Anggun sekilas dan kembali melihat lurus ke depan, memperhatikan dinding polos tanpa hiasan apapun. Geri terlalu malas meladeni tingkah Anggun.
"Jangan lambat Geral, jangan sampai aku turun tangan lagi."
"Lagi? Maksud kamu apa?" tanya Geri.
"Kenapa? Mau marah?" Anggun menatap Geri sinis ketika Geri memandangnya tajam. "Waktu kamu gak banyak, bukannya kamu ingin bebas dari kami?" Anggun menggeleng " Oh salah, dari dia. Karena kamu akan tetap bersama aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasinta 2 (Dia kembali?)
Teen Fiction⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Ini squel dari Yasinta. Jadi, sebelum baca yang ini, baca cerita Yasinta dulu ya. Harus senang atau sedih? Yasinta masih bimbang untuk memilih salah satunya. Dia kembali atau hanya rupanya saja yang sama? Yang...