Part 40

2.9K 250 18
                                    


"Ketemu."

Yasinta melebarkan matanya saat mendengar suara orang tepat di belakangnya. Sial ia kalah cepat.

Duk!

Tubuh Yasinta terhuyung ke depan ketika merasa ada sebuah dorongan dari belakang. Untung saja Anggi dengan sigap menangkap Yasinta, jika tidak mungkin tubuhnya sudah menyentuh lantai dan dilihat banyak pasang mata di sana.

"Aww Aww."

Baru saja melakukan hal buruk, karma langsung datang. Yasinta tersenyum mengejek saat melihat Andre memegangi kepala menahan sakit, ringisan yang terdengar menjadi alunan kepuasan bagi Yasinta.

"Gue cari kemana-mana ternyata di sini." Putri semakin menarik kuat jambakan pada rambut Andre.

"Lo apa-apaan, sih? Lepas," perintah Andre mencengkram tangan Putri.

"Gak semudah itu."

Duk!

Riki menendang kaki salah seorang suruhan Andre yang mencoba untuk memukul Putri. Riki juga memberi bogeman mentah lalu memelintir tangan sawo matang itu dengan sedikit bertenaga dan mendorongnya ke lantai.

Putri mengacungkan jempol kepada Riki bertanda terima kasih.

Sementara Anggi gelagapan di tempat, reaksinya benar-benar terkejut saat tiba-tiba beberapa orang yang tidak dikenalinya masuk ke ruangan Revaldi dan membuat keributan. Anggi mundur dua langkah sedikit menjaga jarak.

"Kalian mau apa?" tanya Alfian.

"Putri lepas," sentak Andre tanpa menjawab pertanyaan Alfian.

"Heh, lo mau ngapain?" Alfian menarik kerah belakang seseorang yang mencoba mendekati Revaldi. "Jangan sentuh dia," marah Alfian seraya mendorong tubuh laki-laki itu ke dinding.

Melihat adanya celah Yasinta langsung menggapai tangan Revaldi dan menariknya untuk keluar, tanpa memikirkan bagaimana keadaan yang lainnya, yang utama harus dilakukan Yasinta yaitu membawa Revaldi pergi dari sana.

Yasinta tidak akan pernah membiarkan Revaldi kembali ke rumah itu lagi, melihat Revaldi yang nampak luka-luka cukup meyakinkan Yasinta jika Revaldi tidak mendapat perlakuan yang baik di sana. Terlebih hal yang dilakukan Andre terhadap Putri, menambah kesan buruk bagi Yasinta.

Fokus Yasinta terus melangkah ke depan walau tau jika Revaldi kesulitan menyeimbangkan langkahnya. Lebih baik Revaldi memaksa berlari seperti ini daripada nantinya dibawa Andre.

Sebentar lagi, batin Yasinta ketika sudah sampai pada area parkiran.

"Apa?" tanya Yasinta ketika Revaldi tiba-tiba berhenti dan menahan tangannya.

"Kenapa melakukan ini?" tanya Revaldi.

"Jika benar lo diancam, harusnya lo dari awal bilang supaya kita bisa mencari jalan keluarnya sama-sama. Seandainya lo dan Geri bisa lebih terbuka mungkin kejadian seperti ini gak akan terjadi!"

"Itu karena lo gak berada di posisi kami!"

Yasinta memijat kening ketika perdebatannya dan Revaldi tiba-tiba terlintas. Sorot putus asa Revaldi pada saat itu mengganggu pikiran Yasinta. Tetapi, buru-buru Yasinta menepis pikirannya, saat ini bukan waktunya untuk iba, yang utama harus dilakukan adalah mereka harus cepat pergi dari sana.

"Gue gak mau repot nantinya, kalau lo dibawa mereka mau gak mau gue juga terlibat buat nyari lo," jawab Yasinta acuh.

Yasinta kembali menggengam tangan Revaldi. Yasinta bisa merasakan keringat dingin dari telapak tangan Revaldi yang menandakan jika kondisi tubuh Revaldi masih kurang baik. Karena itu, hati Yasinta tergerak ia memelankan langkahnya dan merangkul Revaldi, sedikit menenangkah lelaki itu dengan usapan lembut di bahu dan mereka berjalan sejajar.

Yasinta 2 (Dia kembali?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang