"Yang terpenting sekarang kita bawa Putri pergi dari sini," kata Yasinta yang langsung disetujui Dandi dan Riki.
Namun baru berjalan beberapa langkah, ponsel Dandi berdering menandakan ada pesan yang masuk, takut jika ada hal penting terjadi Dandi segera melihat isi chat tersebut.
"Guys, gue harus pergi." Dandi yang posisinya sedang membopong Putri langsung memindah alihkan pada Riki.
"Bawa ke rumah lo aja Ki, gak mungkin dia pulang dalam keadaan kayak gini. Dan lo Yas, temani Putri ya."
"Kalian pulang naik taksi." Tanpa mau mendengar respon dari Yasinta dan Riki, Dandi langsung berlari keluar dari kedai menuju dimana mobil Yasinta terparkir.
Riki dan Dandi memang berangkat bersama menggunakan mobil Yasinta, akan lebih mudah bagi mereka mencari Alfian bersama-sama.
Pesan singkat dari Eriska membuat Dandi pergi terburu-buru tanpa menyimpan rasa curiga seperti sebelumnya. Kali ini Dandi mencoba untuk percaya pada gadis itu. Sebenarnya Dandi juga tidak mempunyai pilihan lain karena ia harus menuruti satu permintaan dari Eriska agar Eriska mau menceritakan apa yang terjadi pada Geri, Alfian, dan Revaldi kemarin.
"Percaya sama gue, maka gue akan mencari solusi untuk membantu kalian."
Seperti itulah kalimat yang dibisikan Eriska padanya kemarin sebelum menceritakan tragedi Geri dan Alfian terjatuh dari jembatan Nusantara. Jika diperhatikan tidak ada kalimat aneh yang harus dirahasiakan dari Riki dan Yasinta, namun karena Eriska berbisik maka Dandi tidak memberitahukan ucapan gadis itu kepada siapapun.
Mobil yang dikendarai Dandi melaju cepat, entah apa yang terjadi ketika sampai tujuan. Namun, Dandi tetap gelisah mengingat pesan singkat dari Eriska tadi.
Eriska
Datang ke rumah Ani sekarang.
Itulah isi pesan yang diterima Dandi tadi.
Baru saja Dandi menghentikan mobil tidak jauh dari rumah Ani, tetapi ia langsung dikejutkan dengan objek di depannya yang terengah-engah dengan darah yang mengalir dari pelipis menuju pipi. Di depan sana terdapat Alfian yang berdiri dengan penampilan kacau.
Dandi segera turun dari mobil untuk menghampiri Alfian.
"Germphhh." Dandi membekap mulut Alfian agar tidak mengeluarkan suara. Pandangan Dandi tertuju pada Geri yang tertunduk di lantai dengan seorang laki-laki yang telah beruban. Namun, yang membuat Dandi lebih terkejut lagi, kala melihat dua orang laki-laki bertubuh besar keluar dari rumah Agung dan menarik paksa Geri untuk masuk. Dandi tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada Geri, lelaki itu tidak melakukan perlawanan.
Dandi segera menarik Alfian untuk menjauh, Dandi tidak ada pilihan lain, selain membawa Alfian dan membiarkan Geri di sana.
"Al," bisik Dandi menepuk pipi Alfian yang telah tidak sadarkan diri.
"Maafin gue Al, gue gak bisa bawa Geri juga," gumam Dandi seraya memapah Alfian masuk ke dalam mobil.
••
Yasinta menatap prihatin pada Alfian dan Putri yang masih tertidur di ranjang yang sama. Dari semalam Yasinta menahan diri untuk tidak menangis, ia tidak mau membuat suasana semakin memburuk. Padahal dalam hati Yasinta sangat mengkhawatirkan Geri. Melihat kondisi Alfian dan Putri semalam tidak menutup kemungkin jika Geri sama terlukanya.
Yasinta menatap nanar pada perban di kepala Alfian yang sudah kotor karena noda darah. Entah apa yang ada dipikiran Dandi sehingga tidak membawa Alfian ke Rumah Sakit melainkan ke rumah Riki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasinta 2 (Dia kembali?)
Teen Fiction⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Ini squel dari Yasinta. Jadi, sebelum baca yang ini, baca cerita Yasinta dulu ya. Harus senang atau sedih? Yasinta masih bimbang untuk memilih salah satunya. Dia kembali atau hanya rupanya saja yang sama? Yang...