Part 36

2K 221 7
                                    

Revaldi berdiri dengan tubuh bergetar di depan seorang yang sudah tergantung kaku, tangan kanannya terkepal kuat bersamaan dengan air mata yang menetes keluar.

"Tante maafin Revaldi," lirih Revaldi.

"Maaf, maaf, maaf." Revaldi menutup mata dengan sebelah telapak tangan kiri, air matanya tidak berhenti keluar.

"Selama ini Geri mencari Tante, dia anak yang baik, dia gak pernah berhenti untuk menemukan keberadaan Tante."

"Tapi sekarang pencarian Geri sia-sia, kenapa Geri harus melihat Tante dengan keadaan sudah tidak bernyawa lagi?"

Revaldi menjatuhkan lutut ke lantai, isakan penuh penyesalan semakin bertambah kuat. Melihat tubuh Elsa yang tergantung dengan tali yang melingkar di leher sangat membuat Revaldi begitu syok.

Revaldi tidak bisa membayangkan bagaimana tanggapan Geri nanti, yang jelas Geri akan lebih sedih darinya.

"Sudah gue duga kalau lo di sini."

Suara seseorang mengintrupsi Revaldi untuk menoleh ke belakang.

"Lo menangis? Gue turut berduka cita," ucapnya menunjukan senyum miring.

Revaldi bangkit, mata sipitnya terus memberi atensi pada orang di depannya. Sesaat rasa marah terkuar keluar ketika melihat senyum mengejek dari lawan bicaranya.

"Revaldi untuk apa lo ke sini?"

Revaldi tidak bergeming ketika orang itu mendekat, rasanya Revaldi mati rasa untuk sekedar bergerak apalagi memberi bogeman mentah untuk melampiaskan emosinya.

"Lo terlambat, hm? Orang yang akan lo selamatkan telah mati!"

"Lo punya hati, akh." Revaldi memegangi perutnya yang baru saja ditendang sampai tubuhnya terjatuh membentur tembok.

"Lo mau apa?" tanya Revaldi merintih kesakitan.

"Memberi lo pelajaran."

"Andre jangan macam-macam." Revaldi berusaha untuk bangkit namun Andre telah menahannya seraya berjongkok di depan Revaldi.

"Harusnya lo sadar diri,  lo yang jangan macam-macam." Sehabis mengatakan itu Andre membentur kepala Revaldi berulang kali ke tembok.

Benturan demi benturan tidak bisa terelakkan, Revaldi pasrah. Rasa pusing dengan darah yang perlahan keluar sama sekali tidak membuat Andre iba.

Sorot mata putus asa melihat ke arah Elsa. Revaldi hanya bisa membiarkan Andre tanpa bisa melawan. Revaldi terlalu lelah atas semua yang pernah terjadi pada hari ini.

"Ini balasan bagi orang yang gak tau diri." Andre berucap di telinga Revaldi sebelum akhirnya menarik Revaldi untuk keluar bersamanya.

"Bereskan semuanya," perintah Andre pada dua laki-laki yang sejak tadi berdiri di ambang pintu.

•••

"Revaldi." Seorang gadis mengguncangkan bahu Revaldi pelan.

"Rev."

Sedangkan Revaldi hanya memeluk kedua lututnya seraya menunduk dalam tidak menghiraukan seorang yang sedari tadi memanggil namanya.

"Ayo kita keluar," bisik gadis itu.

"Revaldi."

"Untuk apa?" Revaldi mendongakkan wajahnya memandang gadis di depannya lekat. "Sejauh mungkin gue pergi untuk apa jika akhirnya gue akan kembali lagi ke sini."

Yasinta 2 (Dia kembali?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang