Jam menunjukkan pukul sembilan malam, pencarian yang melelahkan untuk Riki dan juga Yasinta. Sudah tiga jam mereka menyusuri jalanan, kafe, dan juga menelepon teman-teman Alfian, tapi lelaki itu tidak juga kelihatan wujudnya.
Baik Yasinta maupun Riki tidak ada yang membuka suara, mereka duduk diam di depan salah satu toko yang sudah tutup. Meski sudah larut malam, Yasinta enggan untuk pulang. Berkali-kali Riki mengajaknya untuk berhenti mencari Alfian, agar Yasinta bisa istirahat dahulu di rumah. Namun, setiap kali itu juga Yasinta menolak.
"Alfian kemana?" tanya Yasinta bergumam pelan.
"Sebenarnya ada masalah apa dengan mereka, Yas? Apa cuma gue yang gak ngerti apa-apa." Pandangan Riki berfokus ke depan, melihat apa saja yang ada di hadapannya. "Gue masih gak paham alasan Alfian dan Revaldi mukulin Dandi, dan tadi Alfian mukulin Revaldi sebenarnya kenapa? Apa pertemanan kita cuma sampai di sini?"
"Gue gak tau, Ki." Yasinta mengadah ke atas, melihat langit malam yang menerbitkan bintang-bintang, seolah terasa damai di atas sana. Yasinta mencoba untuk menelaah setiap kejadian demi kejadian, semua itu bermula pada saat Yasinta bertemu lagi dengan Geri. Dari sana, masalah terus muncul hingga rasanya Yasinta lelah sendiri.
Malam ini rasanya Yasinta tidak mau pulang sebelum bertemu dengan Alfian, untung ponselnya tidak menunjukkan notifikasi apa-apa dari Nike dan Danu, Yasinta lega sendiri karena mendapat izin dari kedua orang tuanya untuk mencari Alfian.
Semua ini bermula dari Riki yang tiba-tiba menjumput Yasinta ke rumahnya, Riki tergesa-gesa mengajak Yasinta untuk membantunya mencari Alfian yang katanya tidak pulang ke rumah setelah pulang sekolah tadi.
Entah apa yang kini terjadi kepada Alfian, tapi Yasinta yakin sekali jika Alfian saat ini sedang dalam mode buruk, lelaki itu pasti sedang menyesali perbuatannya karena telah membuat Revaldi terluka. Tetapi, Yasinta sama sekali tidak menyalahkan Alfian. Yasinta paham jika Alfian hanya berniat menyelamatkannya, Alfian salah paham sama seperti Yasinta yang mulanya sempat berprasangka buruk terhadap Revaldi. Harusnya Yasinta ikut menemani Alfian saat menemui Pak Ali di ruang Bk, seperti Alfian menemaninya selama ini menghibur diri semenjak kabar kematian Geri.
"Gue gak mau persahabatan kami kandas begitu aja."
Yasinta mengerti perasaan Riki, Yasinta pun akan merasakan demikian jika persahabatannya dengan Anggi berakhir tidak baik. Yasinta menepuk pundak Riki, memberi kekuatan agar Riki lebih sabar. "Gue yakin lo bisa buat semuanya balik seperti semula. Kalian itu udah cocok berempat. Ki, lo sebagai penghubung mereka kalau lo benar-benar gak tau masalah sebenarnya."
"Semoga aja."
"Lo udah ngasih tau Dandi masalah Alfian hilang?" tanya Yasinta.
Riki mengangguk. "Iya, cuma gak ada kabar dari dia."
"Kalau gitu, ayo kita cari lagi." Yasinta beranjak menuju motor Riki yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka.
Entah Yasinta yang terlalu senang berada di luar atau karena gadis itu memang khawatir dengan keadaan Alfian, hal itulah yang dipertanyaan Riki di dalam benaknya. Riki berjalan menghampiri Yasinta yang sedang memakai helm GM berwarna putih milik Riki, helm yang terlihat begitu kebesaran di kepala Yasinta membuat Riki menahan senyumnya karena lucu. "Kita pulang."
"Kita belum ketemu Alfian." Yasinta mendengus tidak suka dengan keputusan Riki.
"Alfian juga gak suka liat lo keluyuran sampai malam gini. Bisa abis gue sama bokap lo kalo anak gadisnya pulang kemalaman," jawab Riki.
"Ki, please."
"Big no." Riki menggeleng. "Nanti gue pastiin dia ada di rumahnya apa gak, siapa tau udah pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasinta 2 (Dia kembali?)
Teen Fiction⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Ini squel dari Yasinta. Jadi, sebelum baca yang ini, baca cerita Yasinta dulu ya. Harus senang atau sedih? Yasinta masih bimbang untuk memilih salah satunya. Dia kembali atau hanya rupanya saja yang sama? Yang...