Part 2

4.4K 417 18
                                    

"Lo mau ke mana?"

Yasinta yang ingin memanjat pagar sekolah seketika langsung menoleh ke belakang. Matanya mendapati seorang laki-laki jangkung tengah menatapnya sambil melipat tangan di dada.

Waktu belum menunjukkan tanda-tanda akan pulang sekolah, tapi Yasinta sudah memakai tas yang disampirkan di bahu.

"Jangan bolos," Dandi memegang tangan Yasinta. "Yang boleh bolos cuma gue," lanjutnya sambil menyengir.

"Gak lucu," jawab Yasinta malas.

"Bukannya lo yang lucu?" Dandi menaikkan sebelah alisnya.

Yasinta menarik lepas tangannya, tatapan sinis tak sungkan ia perlihatkan pada Dandi. Sambil mendumal pelan, Yasinta mengambil ancang-ancang untuk memanjat lagi.

"Dasar jelek," ejek Dandi.

Ucapan Dandi membuat pergerakan Yasinta seketika terhenti. Gadis itu, menggertakkan gigi tidak suka atas kalimat mengejek yang tertuju padanya.

Melihat ekspresi kesal Yasinta, Dandi tersenyum samar. Tatapan puas dari Dandi tatkala Yasinta mengurungkan niat untuk memanjat dan malah memberi atensi penuh terhadap Dandi.

Dandi maju selangkah mendekati Yasinta. Tangan kanannya meraba rambut Yasinta, membenarkan setiap helai rambut yang terangkat berantakan. Dandi miris melihat penampilan temannya yang jelas jauh berbeda dari yang dulu.

"Kenapa? Gak terima? Memang benar kok kenyataannya lo sekarang jelek."

Hap!

Dandi menangkap tangan Yasinta yang ingin menamparnya. Perlahan-lahan Dandi menggenggam tangan Yasinta semakin erat, seolah tidak ingin melepaskannya. "Berkaca Yas, penampilan lo bukan seperti mau ke sekolah, tapi ke sawah. Rambut acak-acakan, terus bedak lo habis? Gak mampu lagi beli skincare? Demi apapun gue gak bohong wajah lo benar-benar kusam. Apa perlu gue beliin setrika? Baju lo dari jauh aja keliatan kumal, gak terawat lo, Yas."

"Apa lagi? Sebutin semuanya, Dan." Yasinta menggigit bibir bagian bawahnya.

"Lo kayak orang setres semenjak ditinggal Geri, semua orang yang gak suka sama lo bertambah memandang lo jijik bukan iba."

Yasinta menghela nafas berat, "termasuk lo."

Dandi menggeleng lalu tersenyum tulus. Hanya sekali tarikan Dandi berhasil membawa Yasinta ke dalam pelukannya, jemari Dandi mengengelus punggung Yasinta lembut berupaya menenangkan gadis itu.

"Kalau gue jijik, gue gak akan datang menghampiri lo ke sini, gak akan berbicara langsung, dan gak akan pernah memeluk lo seperti ini, Yas."

Bibir Yasinta sepenuhnya melengkung ke bawah, ia seperti tertampar dengan ucapan Dandi, semua yang keluar dari mulut lelaki itu adalah fakta, nyatanya Yasinta memang tidak terawat lagi. Pantas saja dirinya dikatai gembel oleh Geral.

Tangan Yasinta bergerak membalas pelukan Dandi. Wajah kusam itu, ia lungkupkan di bahu teman lelakinya, mencari tempat bersandar atas kesusahan yang selama ini ia alami. Yasinta mengerti maksud Dandi, Dandi tidak bermaksud mengejek Yasinta, melainkan membuat Yasinta sadar bahwa selama ini ia kurang memperhatikan dan jahat pada dirinya sendiri.

"Dandi lo nyebelin, harusnya jangan terlalu frontal bikin sakit hati." Yasinta memukul punggung Dandi pelan.

"Terus apa dong? Blak-blakan?" tanya Dandi terkekeh.

"Itu sama aja bego."

Dandi melepaskan pelukannya, ia memandang Yasinta intens. Tangannya diletakkan di kedua bahu Yasinta. "Gak nyangka cewek angkuh dan sombong kayak lo berubah jadi gini hanya karena satu orang."

Yasinta 2 (Dia kembali?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang