Senyum getir tercipta kala melihat pertengkaran antara seorang laki-laki dan perempuan. Dari sudut lapangan tepatnya di bawah pohon tak berbuah, Yasinta bisa dengan jelas melihat pertengkaran antara Alfian dan Diana.Satu-persatu dedaunan pohon yang telah kering berguguran dibantu dengan hembusan angin yang menerpa siapa saja yang dilewatinya. Rambut panjang dan lurus yang tak seperti kemarin dicurly menjadi mahkota yang membuat wajah Yasinta nampak anggun.
"Na, dengerin gue dulu, gue sama Yasinta gak ada hubungan apa-apa."
Yasinta memejamkan mata saat Alfian mengucapkan kalimat itu, ia bagai duri dalam hubungan orang lain. Yasinta merasa bersalah, baik pada Alfian maupun Diana, sepasang kekasih itu sangat baik terhadap Yasinta, sedangkan Yasinta menjelma menjadi racun.
"Setelah dia kemarin mencium pipi lo, masih bilang kalau kalian gak ada hubungan?"
Kali ini Diana yang bersuara, dapat Yasinta lihat jika gadis itu mati-matian menahan tangis.
Yasinta bagai menonton sebuah drama yang dirinyalah penyebab masalahnya, tidak ada niatan dari Yasinta untuk menghampiri Alfian dan Diana untuk mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi. Yasinta hanya duduk manis dengan seorang di sebelahnya.
"Gimana rasanya jadi orang ketiga dihubungan orang?"
Yasinta menoleh, lalu tersenyum. "Luar biasa." Yasinta mengangkat sebelah alisnya. "Hubungan lo dan Anggi mau gue hancurin juga?"
Revaldi terkejut mendengar penuturan Yasinta, ia menegakkan punggungnya menatap Yasinta was-was. Mata sipit lelaki itu memandang Yasinta intens, tidak percaya jika Yasinta berubah menjadi gadis penghancur hubungan orang.
"Gue cuma becanda," Yasinta terkekeh, membuat Revaldi bernafas lega.
"Yas, lo udah move on dari Geri?" tanya Revaldi hati-hati. "Maaf banget, habisnya lo mau aja jadi selingkuhan Alfian."
"Alfian cakep dan tajir, ya jelaslah gue lebih milih dia ketimbang laki-laki yang udah lama pergi jauh dari hidup gue. Gue gak munafik Rev, siapa sih cewek yang gak mau sama Alfian."
"Semudah itu lo lupain Geri," ucap Revaldi. Ia setengah tidak percaya dengan apa kata Yasinta. Dulu sewaktu Geri pergi untuk selama-lamanya Yasinta begitu terpuruk, gadis itu bahkan tidak mempunyai semangat hidup.
Yasinta tidak peduli, ia lebih memilih menyibukkan dirinya pada layar ponsel. Gambar karakter shinchan yang bergerak mengikuti irama lagu yang telah diedit sebelumnya membuat mata Yasinta berbinar. Sebenarnya Yasinta tidak sepenuhnya mengalihkan fokus pada layar ponsel, sudut matanya sesekali melirik Revaldi.
Bunyi langkahan kaki membuat Yasinta menghela nafas, sepatu hitam bertali itu mulai menjauhi Yasinta. Yasinta berdecak kala melihat Revaldi pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Gue udah mengikuti kemauan lo," ucap Yasinta saat Dandi mulai duduk di sebelahnya, tempat Revaldi tadi.
Dandi tertawa, ia sedari tadi mengawasi interaksi Yasinta dan Revaldi, memperhatikan gerak-gerik keduanya.
Tangan putih mengusap pucuk kepala Yasinta, Dandi tersenyum melihat gadis di sebelahnya yang begitu kentara sedang tidak enak hati.
"Semua akan baik-baik saja," kata Dandi menenangkan.
"Apa rencana lo? Padahal Alfian kawan lo 'kan, tapi kenapa lo malah ingin gue tetap berpura-pura mengaku sebagai selingkuhan dia?" tanya Yasinta menuntut penjelasan.
"Bukannya lo yang awalnya bilang ke semua orang kalau kalian selingkuh? Terus kenapa lo mengikuti semua ucapan gue? Yas, gue udah bilang di awal jangan terlalu percaya sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasinta 2 (Dia kembali?)
Teen Fiction⚠️PRIVATE ACAK FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ Ini squel dari Yasinta. Jadi, sebelum baca yang ini, baca cerita Yasinta dulu ya. Harus senang atau sedih? Yasinta masih bimbang untuk memilih salah satunya. Dia kembali atau hanya rupanya saja yang sama? Yang...