Part 23

2K 239 9
                                    


"Jangan paksain kalau lo belum siap," bisik Dandi di sebelah Yasinta. Yasinta memang belum mengatakan apa-apa, tapi Dandi paham saat melihat kemunculan Alfian dan Diana di sana.

Ruangan yang mendominasi hijau terang menjadi hening nan canggung walau berpenghuni empat manusia di dalamnya. Ruang eskul tari Yasinta pinjam untuk mereka tempati, yang sebelumnya sudah meminta izin kepada salah satu teman sekelas Yasinta yang memang anak tari.

Yasinta meremas tangan Dandi, berharap lelaki di sebelahnya menyalurkan keberanian seperti halnya yang dilakukan Dandi. Jika kemarin Yasinta sempat berpikiran buruk terhadap Dandi, namun kini pandangan Yasinta berubah mengagumi sosok Dandi yang tulus, itulah yang Yasinta tangkap.

"Gue tau ini konyol, apa yang gue lakuin memang gak termaafkan." Mata Yasinta menatap Diana yang duduk di depannya tepat di sebelah Alfian.

Diana balik menatap mata Yasinta, di dalam benaknya menerka-nerka untuk apa ia diundang ke ruang tari.

"Dandi gak salah, bukan Dandi yang menyuruh gue untuk berpura-pura menjadi selingkuhan Alfian, tapi itu kemauan gue sendiri." Yasinta meneguk ludah dan menghirup oksigen dalam-dalam, berusaha membuatnya percaya diri untuk mengungkapkan kesalahan yang telah Yasinta perbuat.

"Yas." Dandi memegang punggung Yasinta.

Sedangkan Diana, gadis itu hanya diam tanpa ekspresi dan tidak mengeluarkan sepatah katapun, pandangannya tetap tidak bisa luput dari Yasinta.

"Apa yang gue lakuin itu memang fatal. Lo boleh marah sama gue, tapi please hubungan lo, Alfian, dan Dandi jangan sampai renggang." Yasinta menggapai tangan Diana namun langsung ditepis oleh gadis itu.

"Gimana? Enak?" tanya Diana mendesis sinis.

Yasinta menyernyit heran tidak mengerti maksud Diana. Namun, Yasinta paham maksud gadis itu bukanlah perkataan yang baik.

"Enak mencium pacar orang? Disepesialin di depan banyak orang, dibelain sampai Alfian dan Dandi bertengkar. Gimana Yas? bahagia dengan dunia yang lo ciptain demi kepuasan diri sendiri?" Diana saling meremas kesepeluh jarinya.

"Diana." Alfian menghadap pada Diana dengan suara yang memperingati gadis itu. Alfian bukannya membenarkan Yasinta, namun perkata yang keluar dari mulut Diana benar-benar berbeda dari yang selama ini Alfian tau.

Alfian tidak mau Diana berubah hanya karena masalah ini. Alfian lebih senang melihat Diana yang bertutur lembut dan terkadang lugu. Alfian tidak melarang untuk Diana kesal, tidak juga menginginkan Diana hanya memendam perasaan itu sendiri. Alfian hanya ingin disetiap kata Diana bisa lebih tertata, agar gadis itu tidak dicap jelek oleh orang-orang. Katakan Alfian tidak tau malu, ia juga adalah tipe orang yang tidak bisa menahan emosi jika sedang disituasi yang merugikannya, hanya saja Alfian kurang suka melihat Diana yang bukan seperti Diana yang ia kenal.

"Kenapa, Al? Lo gak suka dengan ucapan gue? Atau lo menikmati apa yang diperbuat Yasinta?" Diana berusaha untuk tersenyum walau sakit, ia menahan agar tangisnya tidak keluar.

"Bukan gitu," jawab Alfian.

"Gue menunggu penjelasan dari lo, Al. Tapi lo seolah menutup mata dan telinga atas apa yang dilakukan Yasinta." Diana menggertakkan giginya.

Nyatanya saat Dandi mengaku dirinyalah penyebab hubungan Diana dan Alfian renggang, tidak membuat hubungan mereka berdua membaik. Diana sebenarnya bersyukur jika perselingkuhan itu tidak benar, ia masih setia menunggu penjelasan dari Alfian. Namun nyatanya, Alfian tidak menjelaskan apa-apa kepada Diana, membuat Diana enggan untuk memdekati Alfian kembali.

"Lampiasin ke gue jangan melibatkan orang lain," ujar Yasinta mengalihkan atensi Diana dari Alfian.

"Gue selama ini gak masalah Alfian berdekatan dengan lo. Yas, gue mencoba mengerti perasaan lo, gue prihatin semenjak kepergian Geri. Tapi, bukan berati lo bebas melakukan semua sesuka lo." Pertahanan Diana runtuh, air matanya keluar membuatnya tertunduk menyembunyikan wajah yang menyedihkan. "Gue terlalu baik membiarkan dia bersama lo, membuat lo menjadi bagian dari prioritas dia, mengizinkan lo diantar pulang, bahkan sering ke rumah lo dan mengantar ke makam Geri."

Yasinta 2 (Dia kembali?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang