02

16.8K 1.1K 24
                                    

Memelihara Ikan, Seperti Layaknya Pacaran. Diberi Perhatian dan Kasih Sayang

.

.

.

Sejak diundang makan siang hari itu, sesering mungkin keluarga bosnya tersebut mengundangnya. Bahkan dengan ramah Maria menyuruhnya menginap beberapa kali, namun ia tolak. Merasa sungkan. Kalau saja rumah tersebut, rumah Dipa, pastinya ia tidak akan menolak.

Namun, kali ini Rainer tidak bisa menolak karena Jeremy yang meminta. Katanya, karena akhir pekan keluarga tersebut ingin mengadakan piknik ke taman hiburan. Atau lebih tepatnya taman hiburan yang baru dibuka, merupakan salah satu properti perusahaan Jeremy.

Sejak datang ke rumah tersebut, Rainer tidak melihat kehadiran Belle.

Lalu ia tersadar seketika. Kenapa juga ia mencari bocah itu? Ada apa dengan dirinya?

Baru saja ia ingin menghapus pikiran tentang mencari keberadaan Belle, sosok itu muncul dengan senyum lebar menatapnya.

"Halo Om Rainer!"

"Hai Belle!"

Meski anggota keluarga gadis itu maupun orang di sekitar memanggil dengan sebutan 'El', beda dengan dirinya yang tidak menyingkat. Karena Belle pun jika memanggilnya tidak menyingkat namanya.

"Kamu bawa apa?" tanya Rainer.

"Ah ini. Aku abis suruh Pak Joko buatin anyaman dari rotan jadi keranjang kecil-kecil ini. Imut, kan?" ujar Belle setelah tiba di dekat Rainer, ia mengeluarkan sebanyak sepuluh kerancang berukuran kecil dari dalam kardus kecil yang ia bawa.

"Tugas sekolah kamu?"

Belle yang duduk bersimpuh di atas karpet mendongak menatap Rainer yang beranjak dari tempatnya duduk. Dengan polos ia mengangguk.

"Terus kenapa Pak Joko yang kerjain?"

"Aku gak tau caranya. Terus kemarin aku udah coba dan jari-jariku lecet. Bunda ngomel dan larang aku kerjain  terus Bunda nyuruh Pak Joko." Belle menunjukkan empat jarinya yang dibalut plester luka.

Rainer meringis. Kedua orang tua Belle selalu mengatakan tidak memanjakan putri mereka, namun tanpa sadar keduanya membuat gadis itu manja.

"Oh iya Om!" Rainer menunggu Belle bicara. Gadis itu sibuk mengeluarkan ponsel dari saku roknya. Ponsel yang baru dikembalikan dua minggu yang lalu setelah disita hampir dua bulan. "I want to keep this. Lucu, kan?"

Rainer mengambil alih ponsel Belle melihat layar ponsel menunjukkan sebuah aquarium berukuran sedang yang di dalamnya terdapat beberapa ikan hias yang berwarna-warni.

"So?"

Wajah Belle langsung cemberut. "Tapi Ayah gak bolehin. Katanya nanti aku main ikan terus, padahal sebentar lagi ujian semester."

"Tapi kan di taman samping udah ada ikan di kolam itu, kenapa mau beli yang seperti ini?"

"Itu ikan punya Bunda. I want to have my own."

"What do you mean say this to me?"

Dengan wajah memelas, kedua tangan Belle meraih tangan Rainer membuat pria itu tersentak. "Om bujukin Ayah ya biar aku dibolehin pelihara ikan imut-imut itu?"

"Kenapa gak minta ke Dipa?"

"Dipa nyebelin! Udah gak peduli sama aku karena sibuk pacaran. Masa nih ya kemarin aku minta dijemput dari tempat les soalnya supirku lagi anterin Bunda. Terus aku udah nunggu lama eh Dipa malah nelepon aku, nyuruh aku nebeng di temen, soalnya dia lagi anterin pacarnya gak tau ke mana."

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang