41

8.1K 501 2
                                    

You Are My Sunshine
.

.

.

Tuts demi tuts piano ditekan oleh jari-jari mungil menghasilan nada salah satu lagu populer anak-anak yang berjudul You Are My Sunshine. Menjadi melodi yang semangat.

Sementara itu Belle tersenyum lembut melihat Belva yang sangat menyukai permainannya sendiri. Tangannya terulur. Mengusap pelan rambut panjang Belva yang tergerai membuat gadis kecil itu menoleh menatapnya lalu tersenyum manis.

Kemudian berhenti.

"Oke. Pelajaran hari ini selesai. Kita ketemu hari Kamis lagi, ya?" ujar Belle membuat Belva cemberut.

"Bel masih mau belajar, Miss. Bel mau belajar itu... apa namanya?"

Belle tersenyum geli melihat Belva yang lupa ingin belajar instrumen apa. Raut wajahnya berpikir keras.

"Bel gak boleh belajar terlalu berlebihan. Kan masih banyak hari esok," ujar Belle lembut.

"Ya sudah. Tapi, Miss jangan pulang dulu ya. Bel mau menunjukkan sesuatu." Setelahnya Belva berlari naik ke kamarnya meninggalkan Belle yang tersenyum melihat tingkah Belva.

Belle kembali duduk menghadap ke arah piano. Jari-jarinya menari-nari di atas tuts. Memainkan intrumen yang menjadi favoritnya.

Canon in D.

"I thought your favorites changed."

Belle berhenti, ia menoleh ke belakang. Ke arah Rainer yang berdiri menyandar di pilar ruang tengah tersebut. Pria itu tersenyum lembut.

"Kalau udah jadi favorit. Gak bakal berubah," balas Belle kalem. Lalu kembali menghadap ke depan. Melanjutkan permainan pianonya.

Rainer menyusul. Menghampiri Belle.

"Mau bermain bersama?" Tawar Belle sembari mendongak menatap Rainer yang masih berdiri.

"Aku gak yakin bakal luwes. Udah lama aku gak main piano."

Belle tertawa, ia menggeser duduknya. Membiarkan Rainer duduk di sebelahnya.

Belle mengernyit saat Rainer tak kunjung menekan tuts. Ia menatap Rainer dari samping.

"Why? Kamu beneran lupa?"

Rainer menoleh lalu menggeleng. "Gak. Gak tau kenapa tiba-tiba aku inget waktu kita duduk seperti ini. Terus kamu ngambek. Aku nyanyiin kamu biar gak ngambek."

Belle tersenyum mendengarnya membuatnya juga ikut tersenyum.

Rainer pun menekan tuts. Memulai instrumen sebuah lagu yang pernah ia nyanyikan untuk Belle. Tanpa melepas tatapannya dari Belle.

Baby...the best part of me is you....

Lately...evryrthing's makin' sense, too...

Oh, baby...I'm so in love with you...

Setelah menyanyikan lirik tersebut Rainer langsung menarik Belle mendempet ke arahnya lalu mempertemukan bibir mereka.

Memagut dengan pelan dan lembut bibir yang sangat ia rindukan. Memejamkan matanya. Meresapi ciuman mereka. Apalagi saat Belle membalasnya.

Lengannya dicengkeram Belle, saat intensitas ciuman mereka meningkat.

Melepas pagutan mereka, Rainer mengajak Belle berdiri. Sebenarnya ingin ke tempat yang sepi. Tidak di ruangan ini. Tapi, ia tidak bisa menahan dirinya.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang