Hidup Bahagia Bersama Putri Tercintanya
.
.
.
Suara ketukan sepatu yang berderap begitu santai menelusuri lorong yang sepi menuju ke sudut ruangan. Salah satu ruangan yang ada di lantai tiga tersebut.
Mengetuk pintu dengan pelan, sosok itu masuk ke ruangan tersebut setelah mendengar suara mengizinkannya masuk.
Memasang senyum lebar seperti biasanya, ia menatap bosnya yang terlihat sibuk. Pasti sedang meninjau keuangan cabang restorannya.
"Siang Pak Bos? Gak lupa makan siang, kan?"
Rainer menegakkan kepala menatap malas Arka yang tersenyum sembari menyerahkan sebuah dokumen.
Meski Arka baru beberapa bulan bekerja padanya, tapi asistennya tersebut orang yang supel malah sangat supel sehingga tidak terlalu segan padanya. Sering mengajaknya bercanda.
"Saya tau kamu jomblo Arka dan gak usah nyari perhatian dari saya." Rainer berkata tanpa ekspresi.
Rainer dikenal dingin di kalangan karyawannya, sehingga semua karyawannya segan, tentunya kecuali Arka.
Respon Arka tentu tersenyum geli. "Saya bentar lagi gak jomblo, Pak."
"Saya gak nanya!" balas Rainer sengit.
Bibir Arka terkulum, sebenarnya ia ingin tertawa, tapi takut Rainer menghantam kepalanya menggunakan map dokumen.
Setelah Rainer memeriksa dokumen yang Arka bawa, ia kembali menatap asistennya tersebut. "Kamu gak lupa kirim uang ke Rali, kan?"
"Siap! Gak Pak Bos! Saya gak bakal lupa." Tentu Arka tidak akan lalai dalam pekerjaannya. Salah satunya mengirim sejumlah uang pada Rali, keponakan bosnya. Karena asisten sebelum dirinya dipecat karena hal sepele tersebut.
Tidak elit bukan jika ia dipecat karena hal itu?
"Ya sudah kamu keluar!" Rainer mengibaskan tangannya meminta Arka keluar.
Segera Arka pamit keluar.
Rainer menghembuskan nafas pelan. Meregangkan tubuhnya, bersandar sembari memejamkan matanya.
Sudah setahun lebih lamanya ia menggeluti bisnis kulinernya tersebut yang telah memiliki beberapa cabang, bahkan di luar Bali.
Bukan hanya sebagai pebisnis yang sukses, ia juga sebagai single parent.
Meski setengah hari berada di restorannya, tapi ia akan meluangkan waktunya untuk melakukan panggilan video untuk mengetahui apa yang dilakukan Belva. Dan pada hari Minggu, Rainer tidak akan ke restoran. Akan meluangkan waktunya dengan Belva.
Menghubungi Belva yang tentunya telah pulang dari sekolah. Melalui panggilan video.
Sejak ia memiliki restoran, Rainer membeli Ipad untuk Belva. Mengunduh aplikasi skype agar ia bisa senantiasa melakukan panggilan video pada Belva.
Karena tidak kunjung panggilan videonya dijawab, maka Rainer menghubungi pengasuh Belva.
Tidak sampai sedetik panggilannya dijawab.
"Mana Belva? Kenapa dia gak menjawab panggilan video saya?" tanya Rainer langsung.
"Ah itu Pak... Nona Belva mengurung diri di kamar."
Sontak punggung Rainer menegak. "Kenapa?"
"Ngambek Pak. Soalnya ada teman sekolahnya yang sering ledekin dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
REDAMANCY
General Fiction[series4] #PROJECT 3 __________ ⚠️21+ REDAMANCY : "Mencintai Seseorang Yang Juga Mencintai Kita". __________ Copyright ©2021, NanasManis start [25/4/21] end [11/6/21]