31

7.3K 586 2
                                    

Menghindar Lagi? Kali Ini Karena Apa? [1]
.

.

.

Setelah mengontrol semua karyawan yang bekerja di restorannya, Rainer segera meluncur pulang ke rumah. Tentunya akan menjalankan tugasnya. Mengantar Belva ke tempat les.

Begitu semangat karena tidak sabar bertemu dengan Belle. Walau kemarin seharian bahkan hingga malam Belle bersamanya.

Kalau saja Belle menerima tawarannya untuk menginap, mungkin wanita itu masih berada di rumahnya saat ini.

Turun dari mobil, ia mengantar Belva hingga ke kelas gadis kecilnya itu.

Senyumnya semakin mengembang saat melihat Belle sudah hadir di sana berbincang dengan salah satu murid.

Belva masuk bergabung dengan teman-temannya.

Rainer masih berdiri di ambang pintu kelas menunggu Belle menyadari kehadirannya.

Usai wanita itu berbincang dengan muridnya, menoleh dan tatapan keduanya bertemu.

Rainer telah siap untuk tersenyum manis, namun senyumnya berubah hampa saat melihat raut wajah Belle yang begitu dingin. Wanita itu mengabaikannya. Memilih memulai kelas tersebut.

Kening Rainer mengkerut samar. Merasa heran dengan sikap Belle.

Mereka berpisah belum genap sehari, tapi kenapa Belle menunjukkan sikap dingin?

Mencoba mengingat, apakah ia melakukan kesalahan sehingga Belle bersikap dingin padanya?

Kemarin, semuanya berjalan lancar. Rainer tidak melakukan kesalahan apapun. Ia menggenggam tangan Belle. Wanita itu masih menunjukkan senyumnya. Mengajak bercanda Belle hingga tergelak. Malamnya mereka hampir berciuman dan Belle tidak mengelak akan hal itu. Kalau saja Rali tidak ada, mungkin saja mereka telah berciuman.

Pun mereka berdua di dalan kamar Rainer, berbincang sejenak....

Seketika Rainer menegakkan punggungnya yang saat ini duduk di jok mobil. Mengingat perubahan ekspresi Belle saat kalimat yang terlontar lancar keluar dari mulutnya.

"Bukannya kamu sudah pulang?"

Berbagai umpatan Rainer utarakan untuk dirinya.

Harusnya Rainer tidak langsung mengatakan hal itu. Kedekatannya dengan Belle baru saja dimulai.

Harusnya Rainer fokus untuk mendekatkan Belle dan Belva lebih dulu. Hingga Belva nantinya tau jika Belle adalah Maminya. Barulah mendekati Belle. Berusaha mencoba meraih hatinya lagi. Lalu mengajak Belle untuk hidup bersama hingga menua.

Rainer tau ia terlalu terburu-buru. Semua tentunya butuh proses.

Salahnya juga karena terlalu terbawa perasaan. Perasaan bahagia yang membuncah karena menganggap ia, Belle dan Belva adalah keluarga kecil yang begitu bahagia. Tanpa memikirkan risiko ke depannya.

》》《《

Rainer menunggu Belle, meski Belva merengek ingin segera pulang.

Sangat kentara jika Belle enggan bertemu dengannya. Wanita itu sangat pelan membereskan barang-barangnya.

"Papi! Ayo!" Tangannya yang digenggam Belva di gerakkan tiada hentinya.

"Tunggu sebentar. Papi mau ngobrol sama Mami kamu." Rainer memejamkan matanya sejenak. Kenapa mulutnya keceplosan?! Ia menunduk menatap Belva yang mendongak menatapnya dengan pandangan bingung.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang