35

7.7K 589 21
                                    

Semakin Tidak Rela
.

.

.

Belle memainkan kalung yang bertengger di leher Belva yang terlelap di sebelahnya. Mengamati kalung tersebut. Kalung berbandul huruf 'B'. Kalung yang pernah ia pakai.

Tentu saja Belle mengingat jelas kalung tersebut.

Tidak menyangka jika Rainer memberinya pada Belva. Padahal ia pikir Rainer telah membuangnya.

Baru mengetahui saat tadi membantu Belva memakai baju setelah Belva membersihkan diri.

Bertanya, sudah berapa lama Belva memiliki kalung tersebut dan jawaban Belva membuat Belle terdiam hingga Belva terlelap nyaman dalam pelukannya.

Menghela nafas pelan.

Ada tekad yang menggebu-gebu dalam dirinya ingin menjauh dari Belva. Namun, baru sepekan berpisah dari Belva membuatnya rindu setengah mati. Bahkan sekarang tekad tersebut entah menguap ke mana.

Sekarang Belle menginginkan untuk terus bersama Belva.

Menemani Belva tidur seperti saat ini.

Memeluk Belva yang meringkuk di sebelahnya. Mencium puncak kepalanya serta mengelus punggungnya yang mungil.

Dagunya menumpu di puncak kepala Belva. Mengeratkan pelukannya.

Bergumam lirih, menyanyikan lullaby agar Belva semakin terlelap.

Ia berhenti saat pintu kamar tersebut terbuka dan masuk Rainer dengan wajah lelahnya.

Namun, kemudian pria itu tersenyum hangat ketika menatapnya.

Ia balas tersenyum. Sangat tipis.

Dengan perlahan melepaskan pelukannya dari Belva. Lalu keluar dari selimut. Memperbaiki letak selimut di tubuh Belva.

Masih duduk di atas ranjang, ia menatap Rainer yang kini menatap Belva, lalu beralih menatapnya.

"Dia gak rewel?"

"Enggak kok."

Lalu hening. Keduanya saling membuang pandangan.

Belle pun turun dari ranjang, bersiap untuk pulang ke tempat kosnya. Karena tentu saja ia tidak akan menginap di kamar hotel tersebut.

"Kalau gitu..."

"Aku mau mandi bentar, Belle. Kamu di sini aja dulu." Rainer menyela, menatap Belva lalu kembali menatap Belle yang berdiri tidak jauh darinya. Tau jika wanita itu ingin pulang.

Belle mengangguk pelan. Menerima keinginan Rainer.

Rainer menginginkannya untuk tidak pulang dulu, menemani Belva yang tertidur. Sementara Rainer mandi.

Walau tidak menjelaskan alasan Rainer menahannya. Ia mengerti. Siapa tau saja Belva terbangun dan mencari keberadaan dirinya sebagai orang yang Belva terakhir lihat sebelum gadis kecil itu tidur.

Masuk ke dalam kamar mandi. Meninggalkan Belle yang duduk di sofa. Menyalakan televisi dengan suara volume yang kecil. Fokus ke layar datar tersebut.

"Kamu gak mau nginep aja, Belle?"
Belle tersentak.

Terlalu fokus dengan pikirannya membuatnya tidak sadar Rainer telah duduk di sebelahnya.

Pria itu telah memakai pakaian santai dengan rambut yang berantakan setengah basah. Entah kenapa ia salah fokus dengan penampilan Rainer tersebut.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang