Rumah Ramai Hanya Karena Celotehan Belva
.
.
.
Rainer hanya mampu geleng-geleng kepala melihat kelakuan Belva. Putri kecilnya itu berceloteh tidak hentinya. Sama sekali tidak merasa lelah. Masih semangat membagi cerita pada Bening dan Chesa yang akhir pekan ini berkunjung.
Karena kehabisan cerita, jadi Belva pun bertanya apapun. Benar-benar Belva sangat cerewet.
"Kapan perut Kak Chesa meletus?"
Sontak pertanyaan Belva membuat orang dewasa di sekitarnya tertawa.
Chesa pun mencubit pelan kedua pipi Belva lalu menggeleng. "Kalau meletus, bolong dong perutnya Kakak nanti."
"Emang balon, Bel," ujar Rainer, ia mengusap rambut Belva yang terurai panjang.
Memang, Chesa telah menikah dan usia kandungannya telah masuk lima bulan. Telah menyembul.
"Oh gitu. Jadi, kapan adiknya keluar?"
"Empat bulan lagi." Bening yang menjawab.
Kepala Belva mendongak menatap Rainer. "Apa itu lama, Pi?"
"Iya, Baby."
"What is the gender? Male or female?" Kembali lagi Belva melempar pertannyaan pada Chesa.
"Cewek dong. Nanti Belva punya temen main."
Mata Belva berbinar mendengarnya, ia memekik girang dan berseru tidak sabar menantikan anak Chesa keluar. Agar ada yang menemaninya. Bahkan dengan lugu meminta anaknya Chesa nanti tinggal di rumahnya.
"Gak bisa dong!" protes Chesa langsung.
"Ih Kak Chesa pelit!"
"Emang kamu kira anakku barang. Kalau mau punya adik, minta di Papimu!"
Sontak Rainer melotot pada Chesa yang tergelak. Kepala Rainer pun tertoleh pada Belva yang menatapnya dengan pandangan memelas. Yang berarti benar-benar ingin meminta seorang adik.
"Papi, Bel wants a little sister." Belva mulai merengek.
"Kasih Om! Kasihan tuh Bel pasti kesepian." Chesa kembali menyahut membuat Rainer rasanya ingin menjitak kepala Rainer.
"Gak bisa, Baby," ujar Rainer lembut, ia merangkul pundak Belva.
"Kenapa gak bisa, Papi? Bel mau punya adik!" Belva mulai merengek.
"Ya gak bisa Bel, Papimu kan gak punya istri," sahut Bening membuat Belva menatap Tantenya itu.
"Ya sudah, Papi cepat punya istri!"
Kepala Rainer semakin pening. Belva semakin merengek.
Bening dan Chesa tidak ada niat membantunya, bahkan menertawakannya yang terlihat frustasi.
Karena kasihan melihat raut frustasi Rainer, Bening pun menyahut. "Eh, tell me about Bel's piano class."
Karena tadi Belva hanya bercerita tentang kegiatan sekolahnya dan lupa dengan kelas pianonya.
Bening berhasil membuat Belva berhenti merengek meminta adik. Wajah gadis kecil itu kembali berbinar. "So much fun! Yesterday, Bel's class got a new teacher. Her name is Miss Meera. She's not fierce like Miss Paula. She taught Bel many musical instruments..."
KAMU SEDANG MEMBACA
REDAMANCY
General Fiction[series4] #PROJECT 3 __________ ⚠️21+ REDAMANCY : "Mencintai Seseorang Yang Juga Mencintai Kita". __________ Copyright ©2021, NanasManis start [25/4/21] end [11/6/21]