13

8.3K 573 7
                                    

Apa Yang Direncanakan dan Disusun Dengan Rapi Dalam Sekejap Hancur Lebur

.

.

.

Rainer mengerjap pelan, membiaskan cahaya yang menerangi penglihatannya. Terpejam sejenak lalu membukanya.

Meringis pelan merasakan seluruh tubuhnya sakit.

Mengangkat pelan kedua tangannya. Satunya diperban, satunya lagi ditusuk jarum infus. Kepalanya pun terasa begitu berat, ia merasa pusing.

Melihat pergerakan dari Rainer, membuat Dipa berdiri lalu memanggil dokter dengan meneakn bel.

Keduanya bertatapan.

Kali ini tatapan Dipa tidak bersahabat. Tapi, ia tidak bisa melakukan apapun. Melihat luka di sekujur tubuh Rainer serta temannya itu yang tidak sadarkan diri selama sehari. Tentu ia kasihan, tapi marah juga setelah tau apa yang dilakukan Rainer pada Belle hingga membuat keponakannya hamil.

Astaga!

Ternyata pemangatan Dipa selama ini benar. Jika Rainer menyukai Belle. Dilihat dari tingkah Rainer yang menuruti segala kemauan Belle serta tatapan Rainer pada Belle. Tatapan seorang pria pada wanita.

Usai Rainer diperiksa kondisinyq, ia kembali menghampiri Rainer. Duduk di kursi sebelah brankar Rainer.

"Anjing lo, Rai!" umpatnya pelan. Penuh emosi. Tangannya gatal ingin menghajar Rainer juga, tapi ia berusaha keras menahan diri. Masih ada sisi kemanusiaan dalam dirinya untuk tidak menghajar Rainer saat ini.

Kalau saja malam itu, Dipa ada di rumah, sudah ia pastikan akan membantu Jeremy menghajar Rainer. Namun, ia baru tau tadi pagi setelah pulang dari luar kota karena pekerjaan.

Secepatnya ia ke rumah sakit dan menunggu Rainer sadar.

"Lo mau hajar gue juga?" ujar Rainer pelan. Gerakan mulutnya sangat lambat karena sudut bibirnya luka serta pipi kanannya pun terluka. Mungkin karena tendangan Jeremy.

Dipa mengumpat pelan. Membuang pandangannya sejenak lalu kembali menatap Rainer. "Gue tunggu lo sembuh. Abis itu gue hajar sampai lo seperti ini lagi!"

Berusaha keras Rainer menahan diri agar tidak tertawa. Merasa lucu. Ia sama sekali tidak melakukan kesalahan. Apa yang membuat ayah dan om Belle ingin menghajarnya hingga mampus?

Lalu pikirannya tentang hubungannya dengan Belle telah diketahui membuatnya menghembuskan nafas pelan.

"Kakak lo udah tau hubungan gue dengan Belle, ya? Makanya dia mukul gue kayak gini?" tanya Rainer. Masih menjaga suaranya agar pelan dan gerakan bibirnya pun lambat. Tidak ingin merasakan tarikan bibir, pipi serta rahangnya yang tentunya akan sakit jika terlalu bergerak.

"Lebih dari itu, bangsat?! Lo kalau ML pake pengaman goblok! Lo udah tua Rai tapi kelakuan lo kok kayak bocah baru puber?!"

Tentu Rainer bingung dengan perkataan Dipa. Namun, beberapa detik kemudian ia bagai dihantam batu besar. Dadanya berdebar tidak karuan.

ML?

Tidak memakai pengaman?

Jeremy yang marah besar?

Tentu jika Jeremy mengetahui hubungannya dengan Belle, pastinya Jeremy tidak semarah ini dan tidak membuat tubuhnya remuk redam.

Sudah pasti karena Belle hamil.

Astaga!

Belle hamil!

Anaknya!

"Gue bakal jadi bapak?!" tanyanya tidak percaya. Rasa senang menelingkupinya saat ini.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang