44

8.6K 596 22
                                    

Belum Memulai Kembali, Malah Sudah Berakhir [2]
.

.

.

Pasca kejadian semalam. Rainer mengurung diri dalam kamar. Bahkan Belva diabaikan walau putri kecilnya itu minta untuk dibukakan pintu.

Rali cemas pada omnya tersebut.

Bagaimana kalau melukai diri?

Atau malah bunuh diri?

Menggeleng pelan.
Rainer bukan dirinya. Tidak mungkin melakukan hal tersebut.

Segera ia kembali ke hadapan pintu kamar Rainer, hendak mengetuk, tapi pintu di hadapannya terbuka menampilkan Rainer yang terlihat segar.

Tapi, tidak menutup kemungkinan dengan raut wajahnya yang terlihat sedih.

"Om..."

"Om mau keluar bentar. Om titip Bel." Rainer melewati tubuhnya.

"Om gak mau bunuh diri, kan?" tanya Rali cemas menghadang Rainer.

Keningnya dijitak pelan membuatnya mengaduh. Sembari mengusap keningnya ia menatap Rainer.

"Om bukan kamu. Om cuma mau ke resto." Setelah mengatakan itu Rainer melenggang pergi.

Segera Rali menghubungi Arka.

"Eh lo harus siapin mental!"

"Buat apa?"

"Om Rai mau ke situ!"

"Waduh bahaya nih!"

》》《《

Nyatanya Rainer berbohong.

Pria itu malah ke tempat hiburan malam. Meneguk minuman beralkohol tinggi. Berharap setelah meneguk cairan tersebut, ia melupakan segalanya.

Melupakan apa yang terjadi semalam.

Melupakan pertemuan pertama dirinya dan Belle setelah sekian lama tidak bertemu.

Melupakan momen indah mereka beberapa bulan ini.

Melupakan....

Rainer terisak. Ia segera menelusupkan kepalanya di kedua tangannya yang dilipat di tepi meja bar. Tidak peduli dengan orang-orang.

Toh mereka semua sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Sungguh, Rainer tidak bisa menahan rasa sakitnya.

Kalau memang mereka tidak dipersatukan, kenapa mereka dipertemukan kembali?

Kalau mereka memang tidak bisa bersama, kenapa Tuhan mengatur skenario untuk mempertemukan mereka kembali setelah harapan Rainer pupus untuk mengharap kembali bertemu Belle?

Kali ini Rainer tertawa.

Tawa yang sangat menyedihkan. Kedua matanya memerah dan berkaca-kaca.

Dalam tujuh tahun Rainer hidup dalam luka. Merasakan betapa pedihnya berpisah dari Belle.

Lalu bagaimana sekarang?

Rainer hidup kembali dalam luka. Merasakan luka di dalam hatinya yang merekah kembali yang membuatnya sesak.

Rainer menangis tersedu-sedu. Menutup mulutnya menggunakan mulutnya. Tidak bisa mengontrol perasaan sakitnya saat ini.

"Ral, samperin aja yuk. Gue kasian lihat Pak Bos." Arka menyenggol lengan Rali yang duduk tidak jauh dari Rainer.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang