09

10.8K 666 6
                                    

Happy Anniversary, Happy Birthday and I Happy With You [1]

.

.

.

Segala kesiapan Belle untuk kejutan satu tahun hubungannya dengan Rainer telah tersusun rapi.

Ketetapan hari jadian mereka saat mereka berciuman. Ya, Belle telah menjadikan hari itu sebagai tanggal jadian mereka. Dan ternyata saat tanggal tersebut, hari lahir Rainer.

Baru mengetahui tanggal lahir Rainer setelah mereka menjalin hubungan.

Perbedaan jarak antara mereka membuat Belle harus menguatkan nyali meminta izin pada Jeremy dan Maria.

Sudah ada alasan tentunya dan yakin kedua orang tuanya akan memberinya izin.

"Studi wisata?"

Belle mengangguk pelan menjawab pertanyaan Jeremy yang sedang memegang kertas izin untuk acara studi wisata yang diadakan sekolah.

Tentu memiliki uang, Belle dapat melakukan segalanya. Menyuruh orang membuat surat izin tersebut. Surat izin resmi yang tentunya palsu.

Semenjak Belle masuk SMA, kedua orang tuanya tidak lagi terlalu mengekangnya, tidak lagi melarang ini itu. Mungkin keduanya mengerti karena ia telah remaja beranjak dewasa dan tentunya butuh waktu bebas, asalkan tau batasan.

Tanpa mengucap sepatah kata pun, Jeremy menandatangani surat tersebut membuat Belle berusaha mungkin menahan pekikan.

"Makasih Ayah!" serunya gembira seraya meraih surat izin tersebut lalu melenggang masuk ke kamar. Segera memesan tiket pesawat. Melakukan packing segala keperluan pribadi dan tentunya pakaian.

Belle tersentak saat pintu kamarnya diketuk, segera ia berlari menuju pintu lalu membuka pintu, mengernyit melihat Maria. "Kenapa Bunda?"

Maria tersenyum tipis. "Bunda mau bantu kamu packing. Kamu kan suka kelupaan..."

Secepatnya Belle menahan Maria agar tidak masuk ke kamarnya, hanya membuka setengah daun pintu tersebut. Tentu Maria mengernyit heran menatapnya.

"Engh... Bunda... aku udah gede. Gak perlu lagi bantuan Bunda buat packing. Aku gak bakal lupa apapun."

Maria tidak langsung merespon, ia mengangguk paham sembari menjawil puncak hidung Belle. "Jangan lupa bawa sweater! Jangan lupa bawa lotion anti nyamuk! Jangan..."

"Iya Bunda! Jangan anggap aku anak kecil."

"Anak Bunda udah gede, ya? Jangan-jangan udah punya pacar?"

Sontak Belle merona, lalu menggeleng cepat. "Enggak ada."

"Masa? Terus kenapa mukanya merah gitu?" Goda Maria yang membuat Belle semakin merona.

Belle merengek menyuruh Maria berhenti menggodanya sembari memutar tubuh Bundanya tersebut lalu mendorongnya pelan.

"Bunda gak bakal kasih tau Ayah kok. Kasih tau Bunda siapa yang bikin kamu jatuh cinta?"

"Ih Bunda!"

Belle lalu menutup pintu dan segera menguncinya. Menghela nafas panjang, ia menepuk kedua pipinya yang memanas. Harusnya ia bisa mengendalikan dirinya. Tidak perlu semalu itu. Kalau sampai ketahuan, bisa terancam hubungannya dengan Rainer.

》》《《

Menyiapkan segala kejutan untuk Rainer, Belle melakukannya sendirian. Secepatnya, sebelum Rainer kembali dari kantor.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang