DUA PULUH TUJUH

32 2 0
                                    

SORRY YA BELAKANGAN SERING UPDATE TENGAH MALAM GINI.

ENJOY MY STORY~

--------------------------------------------------------------

Pagi itu tidur maya diganggu oleh suara deringan hp nya. ternyata sang kekasih yang menelfon. Dengan segala kekuatannya maya mencoba menggapai hpnya yang berada dimeja nakas samping tempat tidur. Maya sempat bingung kenapa revin menelfonnya sepagi ini. Seingat maya mereka berjanji untuk bertemu pada sore hari. Menghabiskan weekend kali ini menonton film dirumah maya. karena siang ini maya akan pergi ke Polda Metro Jaya untuk mengajukan laporan kasusnya.

"hallo, good morning", sapa maya menempelkan hp ditelinganya.

"pagi sayang, maaf aku ganggu tidur kamu", ucap revin yang suaranya sedikit terdengar aneh ditelinga maya.

"gapapa, kenapa beb? Tumben nelfon pagi-pagi", sambung maya. revin memang jarang menelfonnya dipagi hari. Biasanya hanya mengirim maya chat untuk mengabari dirinya akan memulai latihan pagi.

"ada yang mau aku omongin, tapi aku mohon kamu jangan marah dulu", revin terdengar sangat takut untuk mengatakannya kepada maya. maya sempat terdiam sejenak.

"kamu kenapa revin Sanjaya? Jangan bikin aku takut", ujar maya. maya benar-benar deg-degan menunggu jawaban revin.

"tadi tante ku telfon, dia mohon-mohon sama aku, buat bilangin ke kamu jangan masukin laporan kamu ke Polda", ujar revin. suara revin benar-benar pelan kali ini. Terdengar sangat merasa bersalah.

"what? Aku ga ngerti deh maksudnya, tante kamu? Laporan apa sih vin? Prasaan aku ga-"

"Salsa, si anonim itu namanya salsa kan? Dia sepupu aku. Aku baru tau beb, Tadi tante aku telfon ngasih tau semuanya", sambung revin.

"Hah!?", Maya benar-benar merasa dirinya seperti sedang disambar petir. Sangat-sangat terkejut mendengar perkataan revin. maya sampai tidak tau mau merespon bagaimana.

Maya tidak menemukan satu pun alasan terbaik sepupu revin melakukan hal itu kepada dirinya. Maya pun sejenak bertanya kepada dirinya kesalahan apa yang sudah diperbuatnya sampai harus menerima ini semua.

"sumpah aku bakal jelasin sayang. Tunggu aku ya. Aku bentar lagi kerumah kamu, please jangan mikir aneh-aneh dulu", lanjut revin. maya belum berniat untuk menjawab revin. maya seakan kehabisan kata untuk mencerna semua yang didengarnya tadi.

Revin pun berpamitan sekali lagi dan segera mematikan telfonnya agar bisa langsung berangkat menuju rumah maya.

Jangan ditanya betapa paniknya revin ketika mendengar cerita dari tantenya. Revin bahkan butuh waktu setengah jam untuk memikirkan bagaimana dirinya menjelaskan kepada maya. revin tau benar sepupunya itu sangat keterlaluan, bahkan rasanya kalau revin berada diposisi maya sekarang, revin akan sangat sulit untuk memaafkan apa yang sudah dilakukan sepupunya itu.

Namun mendengar suara tangisan tantenya tadi membuat revin tidak mampu untuk menolak permintaan tantenya. Nenek revin bahkan sampai ikut berbicara kepada revin. revin hanya bisa mengatakan kalau dirinya akan mencoba semampunya untuk berbicara kepada maya perihal ini.

Sepanjang perjalanan kerumah maya pun revin tidak henti-hentinya berfikir bagaimana sulitnya menghadapi maya nanti. Revin sadar harus menggunakan kata-kata yang tepat agar tidak menyinggung maya. sungguh dilema kali ini revin harus berada diantara maya dan keluarganya sendiri.

Tidak berbeda dengan maya. maya juga masih bertahan dikasurnya. Berusaha mencerna apapun yang sudah didengarnya tadi. maya juga masih tidak menemukan satu pun alasan pembenar atas apa yang sudah salsa lakukan. Tapi maya juga tidak habis fikir bagaimana bisa itu dilakukan oleh keluarga revin. apa yang harus dirinya lakukan untuk menghadapi serangan dari keluarga seseorang yang amat sangat disayangi nya itu.

lovelifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang