EMPAT PULUH SEMBILAN

85 4 0
                                    

yeoreobun~

salah satu alasan ku juga kenapa belakangan suka update cerita 'agak' lama karena aku tuh ngerasa kalau aku update cuma 1 bab aja tuh rasanya kentang ga sih? karena aku sendiri ngerasa nya gitu tiap lagi baca wattpad author lain yang masih on going.

jadi sebisa mungkin aku ga mau pembaca ku ngerasain kentang juga hehehe.

makanya sebisa mungkin aku tuh kalau sekalinya update bisa 2-3 bab sekaligus.

jadi mohon di maklumi ya gaes kalau 'agak' lama kadang. karena percayalah bikin cerita 2-3 bab tuh ga gampang. ciyuuus.

tapi aku tetap semangat karena kalian udah mau ninggalin jejak tiap baca.

thank you buat kalian yang udah ngasih vote di cerita halu ku ini. jujur nih ya, jejak yang kalian tinggalin tiap ngebaca tuh berkesan banget loh buat para author. berasa di support banget, happy banget rasanya pas tau ada yang nungguin lanjutan cerita kita. happy banget rasanya da yang suka sama cerita yang kita bikin.

tinggalin komen juga gapapa kali gaes hehehe, boleh banget, aku malah senang kalau bisa komunikasi sama kalian.

duh maap intro nya jadi kepanjangan. yuk let's go.

enjooooy~

--------------------------------------------------

Maya merebahkan badannya diatas kasur empuk kamarnya sepulangnya dari apartment suga. Berniat untuk melihat-lihat berita di instagramnya sebentar sebelum memulai mimpinya malam ini, maya sedikit heran kenapa mendadak notif di IGnya agak rame. Belum sempat melihat apa yang sedang dibicarakan oleh netijen di notif Ignya, hp maya pun berdering. Maya sontak tersenyum melihat nama yang muncul dilayar hpnya, panggilan video dari seseorang.

"yeobeoseyo?", sapa maya.

"nde yeobeoseyo, apa kau sudah tidur?"

"belum oppa, aku masih melihat-lihat sosia media ku. wae?"

"tidak ada, oppa hanya merindukan mu"

"wuah, aku memang sangat beruntung. Baru beberapa menit berpisah bahkan membuat seorang kim seokjin BTS merindukanku ", ucap maya sambil terkekeh pelan. Seokjin pun ikut tertawa ditempatnya mendengar ucapan maya.

"kenapa oppa belum tidur? Apa tidak lelah? Seharian sudah latihan", tanya maya.

"tentu saja lelah. Makanya oppa menelfon mu sebagai pengobatnya", jawab seokjin.

"oppa senang sekali menggoda ku", ucap maya.

"oppa berkata jujur M", sambung seokjin dengan wajah seriusnya.

"ya ya ya, baiklah.terserah oppa saja", ucap maya santai. Seandainya saja seokjin dapat mendengar suara detak jantungnya, dan seandainya saja pencahayaan dikamar maya bekerja dengan baik, maka seokjin pasti akan senang melihat warna pipi maya yang berubah memerah. Wanita mana yang tidak tersipu di gombali seperti itu.

"apa oppa boleh memberi saran kepada mu?"

"tentu"

"apa kau bisa menahan pilihan mu dulu soal apartment itu?", ujar seokjin.

"aku tidak mengerti maksud oppa", jawab maya dengan ekspresi bingungnya.

"jangan memilih unit apartment yang sama dengan gedung yoongi tadi. oppa akan membantu mu memilih apartment lagi. Nanti oppa akan memberikan referensi lainnya kepada mu. Bisa kah kau mendiskusikan apartment pilihan mu dengan oppa saja nantinya?", tanya seokjin lagi.

lovelifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang