TIGA PULUH

30 2 0
                                    

Revin benar-benar membuktikan ucapannya. Tidak ada sedikit pun yang berubah dari Revin, perasaannya, perlakuannya, bahkan maya merasa Revin lebih cerewet dan leboh possessive kepadanya. Mereka berdua benar-benar melewati semuanya dengan baik. Permasalahan itu sepertinya membuat hubungan mereka naik level. Bahkan sekarang mereka tak jarang memposting kebersamaan mereka di sosial media masing-masing. Mereka bahkan sepakat untuk menemui Oma nanti ketika sama-sama memiliki jadwal yang kosong.

Seperti saat ini, revin dan seluruh tim nasional badminton Indonesia akan berangkat ke Nanning-Tiongkok, untuk mengikuti pertadingan Sudirman Cup. Bersamaan dengan jadwal berangkat maya ke Singapura untuk urusan bisnis. Maya dan Revin menyamakan waktu keberangkatan mereka ke bandara. Sehingga nanti mereka akan bertemu dan menghabiskan waktu bersama dulu di ruang tunggu bandara.

Revin yang sampai lebih dulu tampak menunggu maya di area check in bandara. tak lama tampak maya datang dan langsung berjalan menghampiri revin. hal tersebut jelas menjadi santapan mata para pengunjung bandara, tidak terkecuali oleh para atlit dan Tim Official PBSI.

Maya tersenyum ramah menyapa revin dan rekannya. Devi yang menemani maya langsung berpamitan untuk mengurus boarding pass mereka.

"wuidih, tumben nih dianterin ke bandara segala", ucap marcus yang saat itu berdiri tidak jauh dari Revin.

"kebetulan jam berangkatnya samaaan koh, maya mau ke singapura", Revin yang menjawab pertanyaan Marcus. Maya pun mengangguk setuju sambil tersenyum kearah Marcus.

"eh ada siapa ini? Kok belum dikenalin vin", kali ini suara seorang perempuan. Maya jelas mengenal perempuan itu sebagai mantan pebulutangkis berprestasi Indonesia, Susi Susanti.

"kan cici udah tau, ngapain dikenalin lagi", jawab Revin asal. Maya mencubit pinggang Revin pelan.

"ga sopan ih kamu", ucap Maya.

"emang gitu dia orangnya, Hallo Maya, baru ini bisa ketemu langsung sama kamu. Panggil ci Susi aja kayak yang lain", ci susi mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Maya pun jelas menyambutnya.

"Hallo ci Susi, aku Maya. senang bisa ketemu sama ci Susi", ucap maya sambil tersenyum.

"mau ikut ke Nanning juga Maya?", tanya ci Susi.

"oh enggak ci, aku mau ke singapura. Kebetulan jadwal berangkatnya samaan", jawab maya. ci susi pun mengangguk dan ber-oh ria.

"eh foto bareng boleh ga? aku ngefans loh sama kamu", ajak ci susi. Maya pun menyanggupi. Ci susi kemudian mengajak para atlit yang ingin ikut foto bersama. Setelahnya devi pun bergabung dengan maya dan memutuskan untuk berjalan kearah ruang tunggu. Revin dan rekanya yang lain pun melakukan hal yang sama.

Maya sebenarnya ingin langsung menunggu keberangkatan pesawatnya di area lounge, tetapi tertahan karena beberapa rekan atlit revin mendadak ikut meminta foto selfie bersama dengan maya. maya bahkan jadi berkenalan dengan atlit lain yang selama ini belum dikenalnya.

Maya pun akhirnya bergabung dengan Revin dan tim indonesia lainnya di ruang tunggu biasa. Beruntung maya sudah mengenal beberapa dari mereka. Sehingga maya tampak tidak canggung berada disekitaran rekan-rekan revin itu. seperti saat ini maya tampak asik mengobrol dengan Greys, atlit badminton women's double indonesia, yang memang sudah lama dikenal maya. karena Greys memang memiliki kedekatan dengan beberapa artis di indonesia. tidak diragukan lagi memang keramahan atlit yang satu itu.

"nah kebetulan ini lagi ada artis. Maya, coba sini sebentar may", terdengar suara koh heri, coach men's double indonesia. Maya tampak kaget karena panggilan tiba-tiba itu. ditemani oleh Greys, Maya menghampiri tempat koh heri duduk. Ternyata disana koh heri sedang duduk bersama dengan mayoritas para atlit laki-laki. Termasuk revin yang duduk tidak jauh dari koh heri.

"iya coach kenapa?", tanya maya ramah.

"ini nih coba dong kasih pencerahan ke Fajar sama Rian. Kamu sebagai artis kan pasti pernah ngerasain dihujat ya. Coba kasih tau gimana pengalaman kamu ngelewatin itu. Fajar sama Rian ini masih terganggu dan kepikiran sama omongan netijen", ujar koh heri.

Maya melihat kearah Fajar dan Rian, benar saja, ekspresi wajah mereka tidak seperti biasanya. Walaupun mereka masih tersenyum ramah ke yang lain tapi mata mereka tidak bisa dibohongi sedang mengalami masalah. Fajar pun tidak sejahil biasanya ketika bertemu dengan Maya. Maya yang kaget dengan ucapan koh heri pun tampak menggaruk lehernya yang sebenarnya tidak gatal.

"gimana ya, kalau aku mungkin caranya dengan ga melihat komentar-komentar jahat itu. bahkan aplikasinya sendiri sudah memfasilitasi kita. Instagram misalnya, kita bisa kok ngatur siapa aja yang bisa komen di akun kita. Atau kalau memang tidak siap sama sekali bahkan kita bisa off komen disetiap postingan kita. Jadi dengan begitu kita bisa ngehindarin untuk menyakiti diri kita sendiri", ucap maya.

"tapi kan kita juga pengen baca komentar mba buat dijadin pelajaran, memotivasi diri untuk lebih baik dari omongan itu, jadi bahan evaluasi juga", ucap fajar menanggapi.

"tapi faktanya apa setelah membaca komentar itu mas fajar dan mas rian jadi lebih baik? Lebih termotivasi?", tanya maya lagi. fajar kali ini tidak langsung menjawab.

"ga perlu liat grafik hasil pertandingan kalian, liat ekspresi wajah kalian sekarang aja bisa ngejawab langsung pertanyaan aku tadi", lanjut maya. maya memang tau fajar dan rian dibeberapa pertandingan sebelumnya tidak berada di performa terbaiknya, sehingga tidak bisa meraih kemenangan bahkan juara. Hal itu memancing banyaknya netizen maha benar yang menghujat mereka di instagram. Bahkan ada yang sampai membanding-bandingan mereka dengan revin dan marcus.

"ngapain mas nya mengeluarkan tenaga dan emosi buat bacain komen jahat mereka yang bahkan ga tau apa-apa. Bahkan ga kenal juga. kalau cuma perlu kata-kata untuk memotivasi dan mencari evaluasi toh kalian punya coach. Yang jelas-jelas berhak dan tau perkembangan kalian gimana"

"mereka yang komen jahat itu bahkan ga tau usaha kalian setiap hari buat jadi atlit gimana, ngerelain waktu bermain dan kebebasan waktu di usia muda, ngerelain jauh dari keluarga. Yang tau kan orang-orang disekitar kalian. kalau ada yang kecewa dengan hasil pertandingan yang ga sesuai harapan juga itu pasti diri kalian sendiri orang pertama yang ngerasain"

"aku bahkan selalu bilang sama revin, untuk kalian sampai dititik sekarang itu aja tuhan udah kasih keberkahan yang luar biasa. Masa cuma karena beberapa kekalahan aja kalian jadi ga bersyukur", maya tersenyum setelah omongan panjangnya itu. Beberapa orang yang berada disana mendengar omongan maya tampak menganggukkan kepalanya setuju.

Revin jelas bangga dengan kekasihnya itu. kalau saja disana tidak sedang ramai, mungkin sekarang revin sudah menarik maya kepelukannya dan menciumi seluruh wajah maya banyak-banyak. Maya memang sudah menjelma menjadi sosok yang lebih dewasa. Mengingat berbagai permasalahan yang belakangan dihadapinya.

Fajar dan Rian bahkan sampai berterimakasih kepada maya yang sudah menyadarkan mereka. Begitu juga dengan koh heri.

Tak lama mereka berpamitan karena pesawat tim indonesia sudah akan berangkat lebih dulu, Setelah acara perpisahan yang sempat diledeki oleh rekan-rekan revin, maya dan devi pun pergi dan memilih untuk menuju lounge untuk menunggu penerbangan mereka.

Revin dan timnya juga tampak sudah berjalan memasuki pesawat.

"vin, yang kali ini cici setuju deh, dukung 100%. Pinter kamu nyari pasangan. Jangan dilepasin, susah nyari cewek model begitu sekarang", ucap ci susi sambil menepuk pelan bahu revin sebelum mereka memasuki pesawat.

lovelifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang