TIGA PULUH TUJUH

30 2 0
                                    

Februari 2020, Jakarta, Indonesia.

Hari ini maya dan revin sebenarnya sudah janjian akan pergi keluar menghabiskan waktu bersama. Ke Mall, nonton, dan dinner. Karena kemarin tepat perayaan valentine's day, keduanya tidak dapat bertemu karena revin masih harus berada di pelatnas. Maka dari itu perayaan valentine's keduanya digantikan keesokan harinya disaat revin sudah bisa keluar dari pelatnas di hari sabtu sore. Mereka juga berencana akan menyusul teman-teman mereka untuk nongkrong bersama. Karena sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu bersama teman-teman gaulnya itu.

Keduanya sudah berada di bioskop salah satu mall dikawasan jakarta pusat. Mereka akan menonton film yang sudah mereka book secara online sebelumnya. Ketika sampai pun mereka hanya langsung mencetak tiket dan langsung masuk ke dalam studio, mereka sepakat untuk memesan cemilan nanti dari dalam studio saja. Karena area bioskop itu tampak lebih ramai dihari weekend ini.

Hampir setengah film berlalu, tiba-tiba hp revin yang diletakkan di atas meja kecil disamping seat bergetar, maya sempat melihat ke layar hp revin dan tertera nama Oma disana. Revin pun sempat menunjukkan layar hp nya ke arah maya. kemudian memencet sesuatu di hp nya untuk menghentikan getaram hp tersebut. lalu menaruhnya kembali diatas meja sebelumnya. Maya sempat bingung dengan reaksi revin yang tampak tidak ingin menjawab panggilan telfon dari Oma nya itu.

"kok ga diangkat aja beb?", tanya maya sedikit berbisik. Agar tidak mengganggu penonton lain yang ada di dalam studi itu juga.

"nanti aja abis nonton ini aku telfon balik", jawab revin, lalu kembali mengarahkan atensi nya kembali ke film. Maya pun hanya menanggapi dengan anggukkan kepalanya saja.

Setelah film selesai tepat jam delapan malam, keduanya langsung melangkah keluar untuk mencari tempat makan malam mereka. maya berhenti sebentar di area toilet dan revin menunggu tidak jauh dari sana. Ketika maya sudah hilang dibalik pintu toilet revin pun mengeluarkan hp nya dan tidak lama menghela nafasnya berat, sambil memijat pelan pelipisnya.

Maya keluar dari toilet dan langsung menghampiri tempat revin berdiri menunggunya. Maya pun melihat raut wajah revin yang sedikit aneh.

"kenapa sayang?", tanya maya ketika mereka sudah berada disisi revin, mengaitkan tangannya di lengan revin sambil berjalan bersama.

"kenapa apanya?", tanya revin sambil melihat kearah maya.

"muka kamu, tegang gitu", jawab maya sambil menyolek pelan hidung revin.

"itu, soal Oma", ucap revin kemudian. Maya pun tampak sedikit kaget dan menaikkan kedua alisnya.

"kenapa oma? Udah kamu telfon balik ya?", tanya maya lagi.

"hmm, katanya, oma sesak nafas lagi tadi", ujar revin.

Maya pun memberhentikan langkahnya, revin jadinya ikut berhenti juga.

"oma sakit lagi? terus gimana keadaannya sekarang?", maya tampak sedikit panik dari raut wajahnya. Hubunganya memang belum membaik dengan Oma dari revin tersebut. namun sejauh ini semenjak kasusnya dengan sepupu revin itu berlalu, Oma memang tidak pernah lagi melakukan hal-hal aneh yang mengganggu hubungan mereka. maya cukup lega karena itu. bahkan bingkisan yang dikirimnya untuk oma yang sakit beberapa minggu lalu pun diterima saja oleh oma, kata revin.

"kamu kalau mau ke tempat oma gapapa kok, beneran", lanjut maya. revin tampak bingung.

"tapi kamu gimana? Kita belum makan juga, trus udah janjian bakal nyusul yang lain nanti", ujar revin.

Maya merasa sedih dengan ucapan revin itu. sebab yang ada dipikiran maya, revin akan mengajak maya untuk ikut menjenguk oma nya malam itu.

"yaampun mereka juga pasti ngertilah kalau ini soal Oma, aku gapapa sayang beneran. Nanti bisa makan dirumah juga", ucap maya. maya mencoba mengerti situasi saat ini. hubungannya dengan oma memang belum sebaik itu memang. Maya pun tidak mungkin memaksa revin tiba-tiba seperti ini.

lovelifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang