37. Hitungan Hari

6.1K 896 359
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















yuta kembali dibuat pusing oleh kelakuan joana, seminggu kemarin mereka berdua sibuk dengan fitting baju di tempat lain dan akan bersiap-siap menyebarkan surat undangan pernikahan mereka yang sudah dicetak.

gak kerasa udah seminggu lagi acara akad nikah yuta akan digelar, keluarganya yang di Jepang juga udah pada datang ke bandung dan menginap dirumah yuta.

tapi joana masih belum bisa tinggal dikediaman yuta, gak tau kenapa alasannya. tanya aja sendiri sama si mamang.

yuta menyandarkan tubuh nya di sofa kamarnya, ia memijat kepalanya yang terasa pusing.

"kiapa ngana?" tanya sang ibu yang melihat anak bungsunya itu terlihat lesu.

yuta menoleh, lalu kembali menyandarkan tubuhnya ke sofa. "gapapa mak, cuma capek aja."

ibunya pun memghampiri yuta, lalu duduk disebelahnya. emang sih ibu dan anak itu jarang berkomunikasi karena perbedaan negara yang memisahkan mereka. tapi beliau tau betul kalo anak bungsunya itu lagi gak baik-baik aja.

"jangan bohong kau, mamak gak suka." ujarnya.

"beneran mak, yuta gapapa."

kemudian ibunya yuta bangkit dari duduknya dan melihat-lihat kamar anak bungsu yang ya lumayan rapi lah daripada rumah si sulung. terlihat beberapa bingkai foto masa kecil yuta pas di Jepang dengan orang tuanya, lalu foto bersama dengan kakaknya setelah itu.

"calon istri kau cantik juga ya." ujar sang ibu sambil melihat satu bingkai foto saat yuta sedang dicium seorang perempuan.

"hah?" yuta menoleh. emang sejak kapan dia menyimpan fotonya dengan joana.

"ini lho, ini fotonya si joana-joana itu kan?" beliau memberikan figura foto tersebut ke arah yuta.

heh anjim itu mah foto dia sama ansara jaman kuliah dulu.

"mak, ini bukan joana lah. ini ansara." jawab yuta sambil memberikan fotonya kembali.

ibu yuta tampak bingung, anaknya itu akan menikah dengan joana tapi kenapa menyimpan foto dengan perempuan lain, tapi tunggu kayak nya gak asing sama nama ansara.

"mantan mu itu bukan kah?" tanya beliau lagi.

yuta mengangguk, lalu sang ibu tersenyum dan kembali menghampiri yuta dan duduk disampingnya lagi.

"mamak tau sekarang, pasti kamu masih kepikiran ansara."

yuta menoleh. "enggak juga."

sebuah keplakan tangan mendarat cukup keras di atas kepala yuta.

"sekali lagi kau bohong, mamak cabik-cabik kau punya mulut." teriak sang ibu, abis gregetan liat anak bungsunya yang lagi kangen sama mantan pacarnya tapi gengsi.

Friends With Benefit ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang