45. Terkilir/Keseleo

621 39 10
                                    

Jangan lupa vote + komen

Selamat membaca.



Baru juga dua hari yang lalu balikan namun sudah Kembali mengemparkan sekolah itulah Langit dan Alana. Sekarang mereka berdua menjadi pusat perhatian karena Alana yang berada digendongan Langit seperti koala. Alasannya karena Alana berjalan terus mengoceh tanpa melihat jalan saat diparkiran dan alhasil Alana tersandung oleh batu bata.

“malu” cicit Alana menenggelamkan wajahnya didada bidang Langit.

“kenapa harus malu?” tanya Langit pada Alana yang masih menenggelamkan wajahnya.

“diliatin banyak orang” ucap Alana pelan namun masih bisa didengar oleh Langit. Langit mengedarkan pandangannya ternyata memang benar banyak pasang mata yang menatap mereka secara terang – terangan.

“TUTUP MATA KALIAN SEMUA” teriak Langit pada mereka semua.

“KALAU GAK MAU TU MATA GUE COLOK” lanjut Langit penuh peringatan.

“Jangan galak – galak” ucap Alana menatap Langit.

“iya gak sayang” ucap Langit lalu melanjutkan perjalanannya menuju UKS. Belum juga sampai ke UKS kehadiran Leon membuat Langit naik darah.

“masih pagi udah bucin mana tambah galak lagi” ucap Leon dengan santainya menghampiri Langit dan Alana.

“ini kenapa digendong decan gue” ucap Leon mengulurkan tangannya ingin menyentu tangan Alana yang dikalungkannya pada leher Langit.

“Tarik tangan lo kalau gak mau gue patahin” ucap Langit menatap tajam Leon.

“santai abangnya, ini juga gak jadi megangnya” ucap Leon senyum – senyum sendiri melihat tingka Langit yang possesiv.

Langit Kembali berjalan diikuti Leon dibelakangnya memasuki UKS. Langit mendudukkan Alana ditempat tidur lalu memerintakan Leon untuk mengambil minyak kayu putih.

“ini gak sakit kan?” tanya Alana pada Langit saat Langit akan mengurut kakinya yang terlihat memerah dan sedikit bengkak.

“enggak kok kalau sakit kamu lempar aja Leon pakai sepatu kamu” ucap Langit membuat Leon menganga tak percaya kenapa harus dirinya yang menjadi korban.

“ooh tidak bisa begitu abang bro” ucap Leon bersiap – siap akan berlari secara mana ada diurut kaki yang sedang terkilir tidak sakit.

“mana adek gue?” tanya Raka dengan raut khawatir mencari keberadaan Alana setelah dikabari Leon jika Alana dan Langit berada di UKS tetapi Leon tidak mengatakan penyebab Alana berada di UKS sekarang.

“itu” tunjuk Leon pada Alana yang sedang meringis kesakitan. Raka melangka dengan Langkah lebar menghampiri Alana.

“kamu kenapa?” tanya Raka khawatir memegang Pundak Alana.

“keseleo” ucap Alana menatap sang kakak yang terlihat sangat khawatir.

“kita kerumah sakit aja” ucap Raka menatap Alana, Alana memeluk Raka lalu menggeleng kan kepalanya.

“gak mau, ini udah mendingan kok Bang udah diurut juga” ucap Alana menenangkan Raka.

“serius? Makasih Lang” tanya Raka pada Alana  lalu berterima kasih kepada Langit.

“kewajiban gue” jawab Langit.

“iya Abang ku sayang” jawab Alana.

“ya udah Abang antar kekelas ya” ucap Raka.

“gak usah, biar gue aja yang anter lo balik aja kekelas” ucap langit tak suka Raka yang mengantarkan Alana, padahal Raka itu kakak Alana.

“oke kalau gitu, gue juga mau kekantin bentar” pamit Raka lalu mengajak Leon kekantin dengan senang hati Leon menerima ajakan Raka.

“cemburuan banget sih” goda Alana pada Langit dengan menoel – noel pipi lelaki dihadapannya itu.

“Rasa takut akan kehilangan kamu yang membuatku cemburu berlebihan” ucap Langit mengelus pipi Alana dengan lembut.

“Aku butuh kamu seperti jantung untuk berdetak” lanjut Langit membuat Alana terharu rasanya ingin menangis saat itu juga mendengar kata – kata Langit.

Awalnya dulu Alana piker hanya Alana saja yang begitu mencita Langit tetapi ternyata tidak.

“Peristiwa terbaik dalam hidupku adalah jatuh cinta padamu, saat terindah dalam hidupku adalah Ketika aku Bersama mu, semoga kita bisa sama – sama terus ya” ucap Alana dengan setetes air mata membasahi pipinya.

“aamiin, jangan nangis” ucap Langit menghapus air mata yang berani keluar itu.

*****Langit*****

Kediri, 13 Mei 2021

Thalia Rossalinda





Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon maaf lahir dan batin

Selamat Ulang Tahun

Selamat sore

Jangan lupa Vote + komen

Jangan lupa Vote + komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terima kasih

LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang