40. Berdamai Dengan Keadaan

577 35 0
                                    


Pemandang jalan raya yang cukup dipadati oleh kedaraan dipagi hari, dimana kedaraan itu didominasi oleh kendaran orang – orang yang ingin bekerja, sekolah dan mungkin hanya jalan – jalan saja. Didalam sebuah mobil BMW berwarna putih ini Raka dan Alana sedang asik bercerita lebih tepatnya Alana yang sedang bercerita kepada Raka, Raka  menanggapi dengan antusias pula dan juga memilih menjadi pendengar yang baik untuk adiknya itu.

“Abang tau gak kemaren aku sama Alaska kemana?” tanya Alana pada Raka dengan duduk menyamping menghadap ke Raka.

“kemana emangnya curut bawah kamu palingan juga jajan diemperan” ucap Raka menapat Alana lalu Kembali focus menyetir.

“ih Abang ma gitu, aku kemaren diajak kerumahnya terus kita buat kue. Alaska jago loh Bang buat kue rasanya juga enak banget terus abis buat kue kita ketaman yang banyak banget bunganya. Adek suka banget sama tempatnya” cerita Alana yang begitu semangat menceritakan kegiatanya kemaren Bersama Alaska.

Jangan salah meskipun hubungan Starsky dan Elang itu tidak baik tapi Raka bisa melihat kalau Alaska itu orangnya baik mungkin salah pergaulan saja. Dulu memang saat Raka mengetahui jika adiknya dan musuhnya itu bersahabat ada sedikit rasa ingin menjauhkan mereka berdua tapi lama kelamaan Raka sadar kalau Alaska itu beda dari anggota Elang yang lain. Raka juga tidak masalah jika Alana nantinya menikah dengan Alaska.

“Abang juga sering buat kue, enak juga. Abang juga sering ajak kamu jalan – jalan tempatnya juga bagus” sombong Raka tak mau kalah dengan Alaska jangan kan Alaska waktu Alana pergi dengan yang lain Raka juga akan berusaha melebihi apa yang orang itu berikan untuk adiknya.

“iya  iya percaya kok tapi buat kue gosong” ucap Alana tertawa terbahak – bahak.

“ yang penting udah bisa buat adonannya kalau gosong bukan salah Abang lah salahin opennyalah kenapa buat kuenya gosong” bela Raka tak mau disalahkan.

“iya deh iya yang salah ovennya” ucap Alana mengalah bisa Panjang kalau tidak di iyakan abangnay ini.

“kamu kenapa sekarang suka banget datang pagi kayak gini, kamu mau menghindari Langit?” tanya Raka serius pada adiknya.

“hm iya itu Abang tau” jawab Alana jujur mau bohong juga abangnya sudah mengetahui kebenaranya jadi percuma saja.

“kalau kamu masih kayak gini berarti kamu belum ikhlas belum dewasa, kamu tau kalau sendiri itu baik kenapa harus berdua nah kalau kamu sendiri jauh lebih baik kenapa harus sama Langit. Gak semua hari yang kita lalui selalu baik. Tapi ada hal yang bisa kita pelajari setiap harinya” ucap Raka.

“Kalian itu satu sekolah gak mungkin gak ketemu apa lagi Langit itu sahabat Abang hal yang gak mungkin kalau kamu gak akan ketemu sama dia, Abang harap kamu gak menghindar terus – terusan masalah itu dihadapi kalau kamu lari terus masalahnya gak akan selesai, kalian dulu memang pernah punya rasa yang sama mungkin saat ini juga masih sama” tambah Raka lagi sedangkan Alana hanya mencerna setiap kata yang terlontar dari mulut Raka.

“kamu jangan menghidar tunjukin ke mereka kalau kamu itu baik – baik aja kalau kamu menghidar berarti kamu kalah dong sama mereka, Abang yakin kamu bisa tunjukin ke mereka kalau kamu itu kuat kalian itu akan berjodoh Abang yakin jadi kamu harus perjuangin apa yang menurut kamu baik abang yakin kamu paham apa yang abang maksud” ucap Raka mengusap kepala Alana dengan lembut.

“adek janji bakalan perjuangin, mulai sekarang gak akan menghindar lagi” ucap Alana meyakinkan Raka.

“ya harus dong” ucap Raka.

“makasih Abang udah mau jadi Abang terbaik buat aku, selalu ada. Pokoknya Abang tu terbaik terbaik pakai banget” ucap Alana lalu mencium pipi Raka dan memeluk erat tubuh sang kakak.

LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang