5. Penasaran

2K 114 0
                                    

Bugh, bugh, bugh.

" Rak udah bisa mati tu anak orang" ucap Sean menenangkan Raka, orang yang menabrak Alana hanya meminta maaf dan mukanya sudah banyak lebam dan darah segar keluar dari sudut bibirnya hal berbeda dengan Raka karena Raka hanya tangannya saja yang terlihat memerah.

" udah sana lo, kalau gak mau mati di tangan Raka" ucap Leon lalu sang anak berlari.

"Siapa dia sebenarnya, sampai Raka dan Gilang sepanik ini" batin Langit

Gilang membawah Alana ketempat duduk mereka dan di ikuti oleh Raka dan teman - temannya, Erin dan teman - temanya juga mengekor di belakang mereka. Gilang mendudukan Alana di kursi Panjang.

" kamu gak papa sayang ? yang mana yang sakit?" tanya Raka panik.

Mereka semua binggung Sayang ada hubungan apa Alana dan Raka. " gak ada" jawab Alana sambil sesegukan.

"Mana kakinya yang sakit, sini abang obatin dulu ya supaya gak sakit lagi" ucap Gilang dengan lembut.

Alana hanya menunjukan kakinya yang memerah dan Gilang langsung mengolesinya dengan minyak kayu putih. "udah di obatin nanti juga sembuh gak bakalan sakit lagi, adek bang Gilang kan kuat, tadi kamu mau apa kesana?" tanya Gilang.

" mau beli minum" jawab Alana.

"Ya udah abang beli minumnya dulu" ucap Gilang lalu berjalan menuju tempat Jus untuk membeli minum nya.

Raka terus memeluk erat tubuh mungil sang adik dengan erat dan mencium puncak kepala Alana. " udah ya jangan nangis lagi" ucap Raka lembut.

"iya gak nangis lagi, tapi janji dulu gak bakalan gebukin orang kayak tadi lagi" ucap Alana.

" ya nggak kalau orangnya gak buat orang yang aku sayang nangis dan terluka" jawab Raka.

Alana hanya menganggukan kepalanya saja, Alana dan Raka memang sengaja tidak menggunakan embel - embel kata abang dan adik karena Alana gak mau kalau ada yang tau kalau ia adalah adik dari Raka namun setelah kejadian tadi banyak orang yang menuga - duga ada hubungan apa antara Raka dan Alana, Gilang dan Alana sampai kedua most wanted itu begitu khawatir dan panik pada anak baru. Pasti hal ini mau tidak mau harus terungkap kalau Alana adalah adik dari Raka dan Gilang. Saat ini teman - teman Raka dan Alana menatap mereka dengan penu introgasi meskipun mereka tidak bicara namun tatapan mereka dapat diartikan begitu. Mata Aurel menatap Alana dengan penuh kekecewaan, Aurel sudah menganggap Alana adalah sahabatnya tapi Alana saat ini sedang berpelukan dengan orang yang sangat iya cintai entah rasanya sakit sekali melihat itu padahal Aurel sudah sering melihat Raka memeluk cewek lain mungkin ini karena Alana sahabatnya sendiri makanya rasanya begitu sakit. Alana yang menyadari itu langsung melepas pelukan Raka.

" Udah jangan di peluk terus gak bisa napas aku hehe" kata Alana, dengan terpaksa Raka melepaskan pelukannya pada adiknya itu.

"Ini minumnya tuan putri" ucap Gilang seraya memberikan satu cup Jus manga pada Alana.

"Terima kasih abang ku sayang" ucap Alana tersenyum dan mengambil jus tersebut dan langsung meminumnya. Tak terasa sudah bel sudah berbunyi pertanda istirahat sudah selesai Alana dengan bantuan teman - temannya sudah memasuki kelasnya tadinya Raka ingin mengantar Alana kekelasnya namun Alana menolak katanya biar teman - temannya saja.

Dikelas Alana saat ini jam kosong jadi kelas sepi karena yang lain ada yang ke perpus dan ada yang kekantin. Alana dan teman - temannya saat ini sedang duduk melingkar di meja Alana dan Salsa. Aurel masih dengan mukanya yang ditekuk. "Al loh harus jelasin kekita sebenarnya ada hubungan apa lo sama Gilang dan Raka??" ucap Thifa.

"tapi kalian janji dulu gak bakalan bilang kesiapa - siapa dan gak akan teriak apa yang gue bilang ke kalian??" tanya Alana balik.

"Iya gak akan" jawab mereka kompak kecuali Erin karena Erin sudah mengetahui jawaban Alana. Aurel juga ikut penasaran dengan apa yang akan di ucapkan oleh Alana.

LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang