7. Pulang Bareng

1.6K 92 0
                                    

“ayo naik gue anter pulang, lo pasti gak tau mau pulang sama siapa” ucap seorang cowok yang memakai helm fullface dan membuka helmnya.

Alana hanya diam tak mempedulikan orang yang saat ini menawaarinya untuk pulang Bersama. Ternyata di belakang cowok tersebut ada seseorang yang sedang memerhatikan mereka.

“ Dia pulang bareng sama gue, jadi loh gak perlu repot – repot nganter dia” ucap sang cowok sambil berjalan mendekat ke arah Alana.

“Emang lo siapanya dia”  tanya Naufal pada Langit dengan tatapan sinis. Yah yang menawarkan bantuan untuk mengantar Alana adalah Naufal dan cowok yang barusan datang adalah Langit.

“Pacarnya, jadi lo jangan deketin dia” jawab Langit tak kalah sinis dan menunjuk Naufal. Alana diam mematung mendengar ucapan Langit barusan, bagaimana bisa Langit mengklaim jika ia adalah pacarnya. Banyak siswa dan siswi yang melihat keributan itu namun mereka tak kalah terkejut dengan ucapan Langit barusan, bahkan banyak juga yang memvideokan keributan barusan dan menjadikannya instastory. Sudah dipastikan berita tersebut dalam hitungan menit akan menjadi trending topik, sudah dipastikan juga video tersebut sudah ada di lambe – lambe SMA Rajawali.

Langit langsung menarik tangan Alana tanpa membuatnya merasa kesakitan. Alana hanya menatap Naufal dengan rasa tak enak hati padahal cowok itu baik ingin mengantarnya pulang. Naufal menatap Langit dan Alana sekilas lalu ia menyalakan mesin motornya dan pergi. Langit membuka pintu mobilnya dan Alana hanya menurut saja memasuki mobil Langit.

“Bang Langit apaan sih tadi bilang kalau Bang Langit itu pacar aku” ucap Alana.

“Kenapa emangnya?” tanya Langit pada Alana.

“Aku kan bukan pacarnya Bang Langit, nanti kalau pacarnya Bang Langit tau aku di marahin sama dia terus dibilang pelakor”  ucap Alana dengan matanya yang sudah mulai berkaca – kaca.

“ gak akan ada yang berani marahin lo dan lo gak akan di bilang pelakor karena gue gak punya pacar, jadi lo jangan nangis” ucap Langit datar.

“Bang Langit beneran?” tanya Alana sambil menatap wajah Langit. Langit hanya berdehm.

“Tadi kenapa mau anterin aku pulang? Padahal aku bisa kok pulang sendiri atau dianter sama Kak Naufal” sambung Alana. Langit tak menjawab ia hanya focus nyetir dan melihat kedepan.

“Kak Naufal tu baik tau” ucap Alana namun Langit tetap diam tanpa ada niatan untuk menjawab celotehan Alana.

“Bang Langit” panggil Alana.

“Hhmm” jawab Langit dengan mengangkat salah satu alisnya.

“Ish Bang Langit, kita ketaman dulu mau gak Bang??” tanya Alana pada Langit dengan jurus matanya yang dibuat memelas berharap Langit mau mengabulkan permintaannya.

“gak mau, gue capek mau langsung pulang” jawab Langit.

“Kalau Bang Langit capek kenapa tadi mau nganterin aku pulang?? Kan bisa biarin aku pulang sama Kak Naufal” tanya Alana kesal dengan jawaban Langit toh kalau emang capek kenapa nggak biarin aja Alana pulang sama Naufal.

“ karena gue diminta Raka buat anterin lo pulang” jawab Langit jujur

“oohh gitu, tapi ikhlas gak ni anterin aku pulang kalau gak ikhlas akum au turun aja de soalnya aku tetap mau ke taman” ucap Alana.

“Hmm” Langit Kembali menjawab pertanyaan yang Alana dengan dehman saja lalu Langit memberhentikan mobilnya di sebuah taman yang cukup banyak orang disitu ada keluarga yang sedang berjalan menikmati sore hari dengan keluarganya, ada yang bersepada ataupun lari, ada juga muda mudi yang nongkron dan ada yang pacarana. Alana turun dari mobil Langit.

LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang