Sudah satu bulan setelah kejadian penyiraman Alana yang dilakukan oleh Naya. Alana pun sudah melupakannya dan memaafkan Naya dan teman- temannya meskipun mereka tidak meminta maaf padanya, toh Alana bukanlah orang yang pendendam.
Hari ini Alana, Erin, Salsa, Thifa dan Aurel akan pergi kemall. Alana sebenarnya sedang malas untuk pergi kemana – mana namun Thifa sudah menjemputnya kerumah untuk mengajaknya pergi kemall selepas maghrib tadi katanya Aurel, Erin, dan Salsa sudah menunggu dimall karena mereka janjian bertemu langsung disana. Dengan terpaksa Alana ikut pergi karena tidak enak hati untuk menolaknya, apalagi Thifa sudah menjemputnya mau menolak bagaimanapun Thifa akan tetap memaksanya untuk ikut.
Sesampainya diparkiran mall ternya benar Aurel, Erin, dan Salsa sudah sampai terlebih dahulu dan sudah menunggu mereka.
“ lama banget sih kalain kita nunggu udah lama banget udah mau lumutan tau” ucap Aurel.
“ Alana lama soalnya tadi” jawab Thifa menyalakan Alana.
“aku gak lama kok tadi, tadi dijalan macet” jawab Alana melakukan pembelaan diri.
“Udah yuk masuk aja, gue udah pengen belanja” ucap Erin bersemangat.
“Kuy lah gue juga udah udah gak sabar” ucap Salsa lalu berjalan dengan menggandeng tangan Alana dan Erin.
Sebelum masuk kedalam mall mata Alana menangkap seseorang yang ia kenal. “Laskar tapi mana mungkin Laskar ada di Jakarta Laskar kan di London jika pun ada di Indonesia pasti ada di Bandung” batin Alana.
“Al ayo lo liatin apaan sih sampai bengong kayak gitu” ucap Salsa lalu menarik tangan Alana.
“ eh gak ada yuk jalan” ucap Alana pada teman – temannya.
Mereka lansung memasuki mall, tujuan awal mereka yaitu membeli sepatu terlebih dahulu. Aurel dari tadi pengen banget mereka memiliki baju, tas, sepatu, dan celana yang samaan dan mereka berempat hanya menurut saja. Mereka memasuki salah satu toko sepatu disana.
“ ada yang bisa saya bantu kak , silakan di lihat – lihat dulu” ucap pelayan di toko tersebut. Setelah cukup lama mereka mencari sepatu apa yang akan mereka beli.
“ini aja de bagus sepatunya” ucap Aurel sambil memegang sepatu berwarna putih.
“Iya bagus, gue suka” ucap Alana memberi pendapat.
“Gue juga” ucap Thifa.
“Ya udah itu aja” ucap Erin
“Mbak kita beli yang ini ya, ukurannya 38 satu 39 empat” ucap Aurel kepada pelayan.“ Baik kalau begitu Kak silakan ke kasir saya akan membahwanya kesana” ucap pelayan tersebut.
Mereka berlima menuju kasir untuk membayar.setelah membayar mereka keluar dari toko tersebut untuk mencari baju, dan tas. Selesai berbelanja mereka berencana untuk makan di salah satu restoran namun sebelum mereka kesana Alana dan Erin pamit terlebih dahulu ketoilet dan meminta Thifa, Aurel dan Salsa menunggu mereka.
“ kalian bertiga tunggu dulu disini kita berdua ke toilet bentar gak lama kok” ucap Erin.
“Siap” ucap mereka bertiga.
“Jangan lama – lama berasa jomblo gue nanti” ucap Thifa lalu tertawa.
“Bukannya lo jomblo ya Thif” ujar Alana.
“Ye diperjelas lagi, udah sana” usir Thifa.
Saat Alana masih di toilet ada seorang cowok memakai jaket berwarna hitam, kaos berwarna putih, celana jeans hitam, serta topi yang bertengger manis dikepalanya tanpa sengaja menabrak Aurel yang membuat Aurel terjatuh dan lututnya sedikit mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit
Teen FictionCerita LANGIT adalah cerita pertama aku. Aku harap gak ada yang menjiplak karya aku kalau mau buat karya juga jangan perna mengkopas punya orang lain karena itu gak baik dan hargai juga penulis aslinya karena buat cerita itu gak gampang. Alana Embun...