The Path Of DESTINY | 41. Zayi, Membutuhkan Meera

97 9 0
                                    

Playlist | Skylar Grey - Everything I Need |

|
|
|

"Cause you were meant for me. And you're everything I need."

|
|
|

Semuanya telah berubah semenjak aku mengenalmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya telah berubah semenjak aku mengenalmu. Terutama, untuk ketergantunganku akan dirimu yang begitu aku butuhkan. Kamu adalah cahaya yang Tuhan beri di kelamnya jiwaku. Dan kamu, adalah alasan bagi diri ini mengerti arti dari sebuah kesabaran serta rasa takut kehilangan.

~ Fazayi Kafeel Drazanio

•••

Meera membuang napas kasar berkali-kali dan mencoba untuk tidak meledak. Kepalanya yang sudah pusing dengan pelajaran di sekolah kini bertambah lagi karena kehadiran makhluk menyebalkan yang disialkan sangat tampan. "Apa kamu tidak ingin membiarkanku masuk?" ujar Zayi santai sambil menaruh kedua tangan di saku celana.

Memejamkan mata agar mengurangi tensi darah yang bisa kapan saja naik, Meera dibuat tak bisa berkutik. Zayi mengubah kosakata pembicaraan mereka menjadi aku-kamu. Manis dan membuatnya melayang, itu yang pertama kali Meera rasakan saat dua hari lalu Zayi selalu merecokinya ke mana pun ia melangkahkan kaki. Agak aneh dan menggelikan juga, tapi sayangnya suara dari lubuk hati terdalam Meera bersorak bahagia mengetahui Zayi sudah tidak sekaku itu lagi.

"Ada urusan apa?" tanya Meera sabar.

Zayi menarik seringai tipis, "Menemuimu, tentu saja."

Ingin rasanya Meera mendorong Zayi sampai terjungkal dan sehabis itu ia tertawa terpingkal-pingkal. Namun semuanya hanya angan. Fanny—sang Bunda tengah berada seratus meter di belakangnya yang jika ia berbuat macam-macam pada Zayi, sudah dapat dipastikan dia yang akan terkena amuk. Oh, bagaimana bisa? Tentu bisa! Sangat bisa. Fanny selalu membicarakan tentang Zayi pada Meera selepas dia di antar pulang dari rumah sakit tiga hari lalu. Dan sisanya, pasti mudah ditebak—Fanny kerap menggodanya agar bisa meresmikan hubungan mereka.

Di sini yang anak kandung gue apa dia?

Meera memutar bola mata, "Kemarin udah. Sekarang juga udah. Kalau gitu, sana pulang. Orang sibuk nggak usah sok nganggur, gak baik." Tuturnya meyakinkan dan diselipi kalimat sindiran. Meera betul, kan? Zayi pria yang workaholic dan super sibuk. Tidak di mana-mana pasti dia memiliki pekerjaan yang sudah meneriakinya agar cepat dikerjakan. Tapi, lihatlah. Dia sekarang tengah berdiri menjulang di depan pintu utama Mansion Adhikusuma dengan raut tidak seperti biasanya. Kelewat santai yang membuat Meera menghela napas.

The Path Of DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang