Mengapa sangat gugup saat menatap matanya, bahkan jika dibandingkan dengan yang lain?
~Fazani Kaylova Drazanio
•••
"Jadi, bagaimana?" ujar seseorang yang saat ini tengah duduk di sofa ruangan Zayi-beserta dirinya yang langsung berhadapan dengan sang pemilik ruangan.
"Not bad,"
"Memang tidak pernah berubah."
"Excuse me?"
"Yourself. Sudah lebih dari dua tahun kita saling mengenal, atau bisa di bilang... Berteman, mungkin? Tetapi tetap saja, kau masih menganut sistem berbicara secukupnya yang mungkin jika orang baru sedang berhadapan denganmu akan sangat-sangat merasa kesal, bukan begitu?"
Zayi menatap datar orang yang saat ini ada di hadapannya. Justru, orang yang di tatap membalas menampilkan raut mengejek-terkesan sangat kentara di wajahnya. "Ada apa dengan wajahmu, dude?" tambahnya dengan satu alis mengangkat.
Zayi tidak membalas. Cukup dengan mengalihkan perhatiannya kepada tablet yang saat ini dipangkunya-yang sebelum itu Zayi memusatkan perhatiannya, terhadap seseorang yang saat ini tengah memerhatikan dengan cukup teliti ruangannya.
"Dirimu sekali." Komentarnya.
"What?" Zayi sekilas menatap seseorang itu untuk bertanya, dilanjutkan dirinya yang tengah sibuk melihat-lihat isi tablet. "This interior," balas seseorang itu, yang tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka-tanpa diketuk dahulu.
"KAK! AKU MAU PULANG.....,"
"Who?" batin seseorang itu yang mendengar suara dari pintu masuk-yang otomatis dirinya tidak dapat melihat siapa, di karenakan posisi sofa membelakanginya. "But, seperti pernah mendengar...,"
Lalu, orang yang mengetuk pintu tadi melangkahkan kakinya yang saat ini semakin mendekat kepadanya atau bisa di koreksi ke arah teman yang ada di hadapannya. Suara langkah itu menggema ke seluruh ruangan-terdengar seperti dihentak-hentakkan oleh pemiliknya.
Seseorang itu menatap temannya, tapi yang di tatap masih saja fokus pada tablet miliknya. "Ish. Kak, aku mau pul-" ucapan orang yang baru masuk tadi terhenti saat melihat siapa gerangan seseorang yang tengah berada di ruangan Kakak tampannya.
Mereka berdua yang saat ini tengah bertatap-tatapan sama kagetnya. "Lo?!" ujar orang itu yang di ketahui adalah Zani dengan nada tinggi, di tambah raut kagetnya yang cukup terlihat. Bersamaan dengan teman Zayi yang membalas, "Kamu?" ucapnya dengan pengucapan bahasa Indonesia yang lagi-lagi tidak terlalu fasih.
Zayi yang mendengar dua orang di hadapannya terlihat sudah saling mengenal, bertanya, "Kalian sudah saling kenal?"
"Eh? Ya belom lah Kak. Males banget." Zani langsung menyerobot duduk di samping Zayi dan memutar bola matanya malas. Orang yang di maksud Zani-yaitu laki-laki yang merupakan teman Zayi tersenyum simpul seraya bergumam di dalam hati, "Cute."
"Apa lo liat-liat?!" Zani berucap dengan nada garang kepada laki-laki yang dapat ia simpulkan merupakan client atau tamu atau siapapun nya Zayi. Tapi, masa bodo lah, mau tamu Kakaknya, tukang service sekalipun atau siapa pun itu dirinya tidak peduli. Karena untuk saat ini, mood dirinya sangat-sangat sedang tidak bersahabat-selepas tadi di tabrak oleh orang yang ada seberangnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Path Of DESTINY
Romance"Ketika jalan takdir sudah memutuskanmu untukku, alasan logis apa yang masih bisa kau argumentasikan untuk menolaknya?" *** Nameera Gumilo Adhikusuma tidak pernah merasakan rasanya cinta yang begitu mendalam. Rasa cinta yang menggebu tapi lain hal...