Karena mencari sahabat sejati itu bukan hanya di lihat dari segi materi keluarga atau bahkan fisik sekaligus, namun di pandang dari seberapa kalian menghabiskan waktu bersama tanpa bosan. Tanpa kecanggungan masing-masing. Dan tentunya tanpa dusta.
~ Girls Gang Power | Sahara, Nameera,
Rayana, & Fazani. |•••
"Ayo, buruan! Sopir gue udah sampe di depan!" Zani bersuara cukup keras pada ketiga temannya yang masih membereskan alat tulis di kelas. "Sabar sebentar dong!" balas Lofa dengan teriakkan pula. Zani bersender di depan pintu kelas sembari melipat dada.
"Duh, novel gue mana ya?!" pekik Meera saat melihat di kolong bawah mejanya novel yang beberapa hari lalu ia baca dan taruh hilang begitu saja. "Ada yang nyolong kali, Meer." Betul juga ucapan Ara barusan.
"Tapi siap—"
Belum saja Meera ingin membalas ucapan Ara, pandangan Zani pada ketiga temannya ia putus saat melihat dari kejauhan ada sesosok pemuda yang ingin menghampiri kelasnya. Memicing, "Tio?"
Mau ngapain ya dia?
Jangan-jangan...
Dengan tergesa, Zani menghampiri pemuda itu lebih dulu sebelum ia sampai di kelasnya. "Stop!" Tio menaikkan sebelas alisnya saat melihat salah satu teman Meera menghampirinya dengan sedikit berlari dan ketika gadis itu sudah sampai di depannya, ia menyuruh dirinya untuk berhenti. "Kenapa?"
"Nggak papa. Lo mau ketemu Meera kan?" tanya gadis di depannya yang Tio ketahui bernama Fazani atau lebih di kenal dengan nama Zani. "Iya, emangnya kenapa?" Zani mengatur napas sebentar. "Hari ini dia nggak free. Mau kerjain tugas. Jadi, mending lo langsung pulang aja."
"Gue cuma mau ketemu dia aja." Kekeuh Tio pada Zani. "Di bilang lagi nggak free. Keras kepala banget lo!" Zani kesal minta ampun pada Ketua Osis Galangkasa ini. Dirinya jadi berpikir, jika Meera sedang dekat dengan pemuda yang ada di hadapannya saat ini, apa temannya itu tidak kesal dan jengah?
Zani melamun sembari menggelengkan kepala.
Tiba-tiba saja bahunya ada yang mendorong cukup keras, dan ternyata itu Tio. Pemuda itu sudah berlalu meninggalkannya dan berjalan menuju kelasnya. "Shit!"
Zani langsung saja berjalan menghampiri Tio agar pemuda itu tidak bisa bertemu Meera. Namun, deringan panggilan masuk membuat Zani otomatis berhenti jalan dan membuka ponselnya yang ada di genggaman tangannya.
"Woi Zan! Dimana lo? Ini gue udah di depan mobil lo nih!"
Zani tersenyum senang.
"Oke tunggu sebentar, gue kesana."
Setelah mengucapkan itu Zani mematikan sambungan dan berlalu menuju gerbang sekolah. Saat sudah sampai di depan gerbang, ia melihat ketiga temannya yang sedang memandangnya datar dan di belakang mereka terdapat sebuah White Range Rover yang di bawa sopirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Path Of DESTINY
Romance"Ketika jalan takdir sudah memutuskanmu untukku, alasan logis apa yang masih bisa kau argumentasikan untuk menolaknya?" *** Nameera Gumilo Adhikusuma tidak pernah merasakan rasanya cinta yang begitu mendalam. Rasa cinta yang menggebu tapi lain hal...