The Path Of DESTINY | 44. Kecewa

98 11 4
                                    

Playlist | Selena Gomez - Lose You To Love Me |

|
|
|

"And now it's goodbye, it's goodbye for us."

|
|
|

Dan pada akhirnya, harapan yang ku anggap pasti hanyalah sebuah bualan semata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan pada akhirnya, harapan yang ku anggap pasti hanyalah sebuah bualan semata. Mimpi-mimpi yang selama ini ku angankan bersama denganmu, hanyalah khayalan imajinasi yang tak akan pernah terjadi. Dan kamu, tokoh utama dalam ilustrasi kekecewaanku.

~ Nameera Gumilo Adhikusuma

•••

"Fuck, apa dia menaruh sesuatu ke dalam gelas sialan itu?" Zayi teringat suatu hal dan kemudian amarahnya terpancing. That bastard or bitch, Zayi ingin sekali murka kepada orang yang berani-beraninya menambahkan sesuatu ke dalam gelas vodka yang ia minum. Tapi, situasi tidak memungkinkan. Zayi harus segera pergi dari sini atau hal-hal yang di luar kepala dan tidak ia inginkan terjadi. Tidak. Tidak boleh. Zayi sudah mengingatkan diri untuk tidak berbuat out of the limits yang bisa kapan saja meracuni segalanya yang ia impikan. Ia rencanakan. Ia inginkan.

Bergerak kilat mengambil uang dari dalam dompetnya, Zayi berjalan keluar dari area restaurant dan mencari tempat yang ia butuhkan. Kala hampir sampai di belokkan, ia menabrak seseorang. "Sorry," ujar Zayi serak dan dalam. Lelaki itu perlu pergi dari hadapan wanita yang ia tabrak sekarang juga. Detik ini juga. "Ah, tidak apa-apa." Balasnya yang malah mencekal pergelangan tangan Zayi yang berurat. Dia memejamkan mata dan menoleh pada wanita bergaun merah darah. "Saya permisi." Zayi berusaha melepaskan tangan wanita tersebut dari tangannya. Ketika berhasil, Zayi melangkahkan kaki lagi. Tetapi, alangkah terkejutnya dia saat merasakan sebuah dekapan hangat dan telapak tangan lentik tengah bergerilya di dada bidangnya.

"Don't leave me again," bisik wanita itu seraya berjinjit mendekati telinga Zayi.

"Kita bisa berbicara dan melakukan apa pun." Zayi mengepalkan tangan tatkala rasa panas yang semula masih ia rasakan kini memuncak drastis—pada posisi tertinggi—saat sosok di belakangnya menghembuskan napas tepat di permukaan leher samping Zayi. Peringatan tanda bahaya berbunyi keras di otaknya untuk memperingati lelaki itu. Bahaya, kewarasannya sedikit lagi ia rasakan ingin hilang. "I can help you, anything you needs." Desakan kencang dari pusat dirinya menggoyahkan pertahanan Zayi dan menyabotase pikirannya. Otak Zayi blank.

The Path Of DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang