"Biar kutebak, aku yang akan menyusup ke kantor Dr. Zola, kan?" Tebakanku karena Howard bilang kalau Steve tidak boleh terlihat.
"Tidak. Kita berdua, kamu akan menunggu di pintu luar untuk berjaga." Jawab Steve yang ternyata membantah tebakanku.
Steve rupanya sangat tahu jalan untuk ke Camp Lehigh, ia tanpa ragu membelokkan setirnya ke arah yang membuat kami sampai ke tempat tujuan. Kami memasuki Camp Lehigh dari pintu belakang. Aku dan Steve turun dari mobil. Aku mengakui kalau aku agak gugup, aku tidak mau tertangkap lagi, apalagi menemui petugas sialan yang kemarin menggodaku.
Aku dan Steve memerhatikan keadaan sekitar dan berusaha berbaur seperti orang biasa. Aku mengikuti Steve berjalan ke dalam elevator yang menuju ke tempat aku dan Steve bertemu untuk pertama kalinya. Setahuku di bawah sana hanya berisi tumpukan benda-benda tidak penting. Aku dan Steve turun ke bawah menggunakan elevator dan kami sampai di lantai bawah tanah.
"Aku lupa, ke kiri atau kanan." Ucap Steve sambil mengerutkan hidungnya.
"Kiri, Steve." Jawabku dengan nada datar seakan meledek Steve. Steve tersenyum dan langsung berjalan ke arah kiri.
Seorang petugas lewat dan kami harus menahan langkah kami agar tidak terlihat. Setelah petugas itu lewat, aku dan Steve lanjut berjalan. Steve sudah ingat arahan peta dari Howard dan aku hanya mengikutinya.
"Disana." Bisik Steve padaku. "Tunggu saja disini, dan aku akan kesana. Kabarkan aku kalau ada orang lain." Perintah Steve padaku. Aku hanya mengangguk untuk mengurangi suara agar tidak ketahuan. Aku melihat ke arah belakang Steve, ada seseorang berkacamata keluar dari ruangan itu. Aku sontak menarik Steve untuk masuk ke dalam ruangan kecil di sampingku. Steve menoleh ke belakang dan ia langsung mengikutiku masuk ke ruangan kecil.
"Itu Dr. Zola." Bisiknya sambil menutup pintu perlahan. Badanku dan Steve benar-benar sangat dekat, ruangan ini hanya berisi tumpukan sapu dan alat kebersihan. Aku salah memilih ruangan.
Aku merasakan napas Steve yang sedikit terengah-engah berada di keningku. Aku menggigit bawah bibirku untuk menahan napas. Aku melirikkan pandanganku untuk melihat ke arah Steve.
"Maaf, tidak ada cukup ruangan untukku mundur." Bisikku kepada Steve.
"Tidak masalah." Kata Steve sambil tersenyum sedikit. Aku membuka pintu sedikit untuk melihat situasi di luar.
"Aman." Bisikku kepada Steve.
Kami pun keluar dan aku menunggu disini. Steve langsung bergegas masuk ke dalam ruangan Dr. Zola. Aku memindai keadaan sekitar berharap Steve dapat berhasil mengambil benda yang dibutuhkan sebelum ada yang datang.
Cukup lama aku menunggu dan Steve belum kunjung keluar. Aku mendengar suara langkah kaki mendekat. Aku mengintip ke balik dinding dan Dr. Zola rupanya kembali. Aku langsung berlari ke ruangan Dr. Zola untuk mengabari Steve.
"Steve, Dr. Zola sudah dekat." Kataku dengan panik saat melihat Steve masih mengutak-atik komputer Dr. Zola.
Steve pun langsung bergegas menutup semua yang ia buka di komputer dan menarikku ke belakang lemari. Tidak akan sempat jika kami keluar melalui pintu.
"Steve, lihat." Bisikku kepada Steve menunjuk ke sebuah celah mencurigakan yang aku duga sebuah pintu seperti milik Howard.
Steve langsung menggeser celah tersebut dan benar saja, ada lubang besar yang dapat kami lalui untuk masuk ke dalam. Tanpa berpikir panjang kami langsung masuk ke dalamnya dan menutup kembali lubang tersebut bertepatan dengan bunyi pintu ruangan Dr. Zola yang terbuka.
Aku dan Steve menahan napas kami dan ternyata kami berada di sebuah ruangan yang penuh dengan alat seperti di kamar rumah sakit.
"Tidak mungkin." Ucap seseorang dari belakang kami yang membuat kami terkejut. Aku dan Steve langsung menoleh ke belakang dan melihat seorang pria dengan tangan kirinya yang terbuat dari besi sedang berdiri memperhatikan kami.
(I'd like to read you comment. Please vote, satu vote dari kalian berharga. Thank you)
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain America: Another World (X Reader - Bahasa Indonesia)
Fanfiction[Fan Fiction Spin Off dari Avengers: End Game] Setelah kemenangan melawan Thanos, Steve hendak mengembalikan Infinity Stones ke garis waktu asalnya. Dalam perjalanannya mengembalikan batu-batu tersebut, Steve dikejutkan dengan kehadiran seorang pere...