Part 13: Belum Terlambat untuk Menolong

807 184 3
                                    

Third Person POV

Bucky mematahkan leher Vanessa dalam satu kali percobaan.

"Tidak. Bucky." Ucap Steve dengan rasa bersalah.

Bucky berdiri dan menoleh ke arah Steve. Steve memberikan tinju ke rahang Bucky. Bucky langsung melawannya dan menghantam kening Steve menggunakan tangan besinya. Kepala Steve sedikit pusing, tetapi ini bukan pertama kalinya Steve harus berlawanan dengan Bucky. Steve mengetahui cara Bucky akan melawannya. Di saat kelengahan Bucky yang singkat, Steve membalik badan Bucky, menahan kedua tangan Bucky dengan satu tangan dan menghimpit leher Bucky dengan tangan satunya, membuat Bucky kekurangan aliran darah ke otak. Bucky berusaha melepas Steve tetapi Steve lebih kuat dari pada Bucky. Wajah Bucky pun memerah dan ia pingsan. Steve langsung melepas Bucky dan menghampiri Vanessa.

Steve meletakkan dua jari pada leher Vanessa untuk memeriksa denyut nadinya. Tidak ada. Steve merasa terpukul karena ini, Steve tidak sanggup kehilangan orang lain lagi walaupun ia dan Vanessa baru saja bertemu. Steve mengangkat tubuh Vanessa dan keluar dari sana. Ia membawa Vanessa ke dalam mobil Howard. Steve masih merasa menyesal karena semua ini adalah rencana Steve untuk berpisah dalam penyerangan.

Peggy melihat Steve dari kejauhan dan Peggy pun menghampiri Steve ke mobil.

"Steve, terima kasih." Ucap Peggy.

Steve melihat ke arah Peggy dan keadaan di belakang Peggy mengalihkan perhatiannya. Tentara Shield sedang mengevakuasi tempat ini. Steve kembali melihat ke arah Peggy.

"Peggy. Vanessa tidak selamat." Ucap Steve.

"Oh, Steve." Kata Peggy. Peggy memeluk Steve untuk menenangkannya. "Maafkan aku, tapi..." ucap Peggy melepas pelukannya dan menatap Steve. "Bagaimana kalian tahu tempat ini?" tanya Peggy penasaran.

Steve belum bisa mengatakan kalau semua ini adalah ulah Hydra, dan tidak ada yang tahu tentang Bucky. Steve hanya menggelengkan kepalanya.

"Tadinya aku ingin menemuimu untuk meminta tolong. Ini tentang mesin waktu yang Howard kerjakan. Ia membutuhkan sebuah partikel quantum milik Pym. Saat aku ke markas Shield tadi, hal ini terjadi dan aku mengikuti mobil yang membawamu." Ucap Steve menjelaskan. "Tapi aku rasa semuanya tidak perlu lagi. Alat ini untuk Vanessa, dan Vanessa sudah tidak ada." Lanjut Steve.

"Hei. Tidak ada yang sia-sia. Tidakkah kau ingin kembali ke zamanmu, Steve?" Tanya Peggy menenaan Steve. Peggy meletakkan tangan kanannya pada pipi kiri Steve. Steve tersenyum sambil memegang tangan Peggy.

"Tadinya aku akan menetap di tahun di mana aku meninggalkanmu." Jawab Steve sambil tersenyum.

"Vanessa. Mungkin memang sudah tidak ada, tapi kau masih bisa membantunya. Kau belum tahu mengapa ia bisa ikut kembali bersamamu. Setidaknya kau bisa memberitahu keluarganya di masa depan, kan?" ucap Peggy. Steve menunduk sebentar. Ia hanya ingin pensiun dari semua hal, tetapi itu tidak bisa. Steve merasa jika ia bisa membantu, ia akan membantu.

"Kau benar. Aku akan mencari keluarganya. Vanessa sudah mengorbankan dirinya tadi." Ujar Steve kepada Peggy. "Aku akan membawa jenazah Vanessa ke rumah sakit untuk diurus." Lanjut Steve pada Peggy. Peggy melihat ke arah kursi belakang untuk melihat keadaan tubuh Vanessa.

"Tapi Vanessa tidak memiliki identitas. Kau mau mengatakan korban tabrak lari? Korban tabrak lari tidak memiliki luka seperti itu. Aku tahu harus membawanya kemana." Ujar Peggy. "Biar aku yang menyetir." Lanjutnya.

Steve pun masuk ke dalam mobil dan Peggy mengambil alih kursi kemudi. Mereka pun beranjak dari tempat itu dan Peggy membawa mereka pergi.

"Mengapa kesini?" Tanya Steve kebingungan karena Peggy membawa mereka ke rumah Howard.

"Um... Howard memiliki orang-orang khusus untuk mengurus kasus semacam ini." Jawab Peggy. Steve pun mempercayai Peggy.

Peggy keluar dari mobil untuk mengetuk pintu rumah Howard. Steve menunggu di mobil sampai Peggy mengabarinya untuk membawa masuk Vanessa. Setelah beberapa kali ketukan, Howard pun membukakan pintu dan menjumpai Peggy.

"Peggy, ada apa? Dimana Vanessa" tanya Howard bingung. Howard melihat ke arah belakang Peggy, ia melihat Steve di dalam mobilnya.

"Ada suatu kejadian, teroris menangkap beberapa agen Shield. Aku belum melihat pasti pelakunya dari mana karena aku langsung kemari. Dan... Vanessa tidak selamat, tubuhnya ada di mobil bersama Steve" Kata Peggy menyampaikan kabar duka ini. "Maaf aku harus membawa tubuhnya kesini, karena... Vanessa tanpa identitas, kau bisa membantu, kan?" Lanjut Peggy.

"Ya Tuhan. Tentu saja aku akan membantu. Aku akan menghubungi orang dalamku untuk mengurusnya." Jawab Howard yang masih tidak menyangka dengan berita ini. Howard sebenarnya penasaran dengan pelaku penculikan agen Shield, tetapi masalah mesin waktu saja belum selesai.

"Howard. Tapi maaf, aku akan kembali ke Shield untuk mengurusi masalah tadi. Maafkan aku." Ujar Peggy sambil memegang tangan Howard. Howard pun menggenggam tangan Peggy.

"Jangan sungkan seperti itu, kita adalah keluarga. Urus saja keperluanmu, biarkan saja aku yang membantu Steve." Kata Howard sambil tersenyum.

"Terima kasih, Howard." Kata Peggy sambil menghela napas.

Peggy dan Howard berjalan menghampiri Steve yang masih menunggu di dalam mobil. Howard memeluk Steve sebagai tanda turut berduka cita. Steve dengan perasaan bersalahnya membuka pintu mobil belakang dan mengangkat tubuh Vanessa yang sudah tidak bernyawa. Ia membawa tubuh Vanessa ke dalam rumah Howard. Howard meminta Steve untuk membawanya ke ruang kerja Howard di bawah untuk diberikan pengawet sambil menunggu orang kepercayaan Howard mengurus. Steve membaringkan tubuh Vanessa di atas ranjang penelitian milik Howard.

(Vote. Thank you)

Captain America: Another World (X Reader - Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang