Part 35: Superhero Favorit Deadpool

579 118 8
                                    

"Jadi kalian akan menetap di sini sampai besok?" Tanya Xavier.

Steve menoleh ke arahku dan Strange. Seperti biasanya, aku hanya mengikuti yang lain. Strange pun mengangkat kedua pundaknya kepada Steve.

"Aku rasa iya. Apakah kalian berkenan menerima kami?" Tanya Steve.

"Tentu saja. Jangan sungkan untuk berada di sini. Lagi pula aku seharusnya berterima kasih kepada kalian karena sudah mau membantu planet kami di masa depan. Walaupun aku rasa, aku tidak akan merasakan akibatnya." Jawa Xavier sambil sedikit terkekeh.

Xavier memutarkan roda pada kursi rodanya.

"Mari, aku ajak berkeliling." Ujar Xavier.

Xavier pun mengajak aku, Steve, Strange, dan ayahku berkeliling ditemani oleh Peter juga. Ia menjelaskan tentang sejarah Asrama bagi anak-anak dengan pemberian super sepertinya. Ia membawa kami ke sebuah lorong dengan banyak foto berjejer pada dindingnya. Xavier dan Peter pun menceritakan tentang pengalamannya saat harus kembali ke masa lalu guna menyelamatkan bumi. Aku rasa di Universe mana pun akan ada masanya dimana sekelompok pahlawan super harus kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan dunia dari kiamat.

Peter mengantarkan kami ke kamar yang kosong untuk kami inapi semalam. Ia pun pergi meninggalkan kami bertiga.

"Ada yang harus aku lakukan. Aku akan pergi ke kamar." Kata Strange pada aku dan Steve.

"Baiklah." Jawabku singkat.

Kembali lagi hanya bersama aku dan Steve. Aku berpikir sudah agak lama aku selalu bersama Steve. Aku teringat perkenalan kami saat di sel tahun 1970, markas Shield, Hydra, rumah Peggy dan Howard. Sampai ia mengantarku ke New York di tahun asalnya, bahkan Wakanda. Dan aku sadar, aku belum pernah berterima kasih secara sungguh-sungguh untuk itu semua.

"Steve." Kataku menyentuh pundak Steve yang sedang melihat halaman depan dari kaca jendela. Ia menoleh ke arahku dan tersenyum singkat. "Aku ingin mengucapkan terima kasih." Lanjutku. Steve mengerutkan dahinya sambil memiringkan kepalanya sedikit.

"Untuk apa?" Tanya Steve padaku.

"Segalanya. Kau sudah sangat banyak membantu. Padahal aku adalah orang asing. Dan bahkan aku bukan dari duniamu." Jawabku.

"Kau bukanlah orang asing. Sudah hampir dua bulan kita bersama tanpa berpisah, kan." Jawabnya sambil tersenyum.

"Ya itu maksudku. Selama dua bulan, kau selalu menemaniku dan bahkan rela mengorbankan apa pun yang kau punya. Jadi, aku sangat berterima kasih. Aku tidak dapat membayangkan jika orang lain yang menemuiku saat aku datang ke duniamu." Kataku.

"Aku percaya pada takdir. Semua ini tidak ada yang kebetulan." Jawab Steve dengan bijak.

"Ehm.." suara geraman terdengar dari belakang kami. Aku menoleh ke arah belakang dan melihat ayahku sedang berdiri sedari tadi mendengarkan percakapan aku dan Steve.

"Hai. Kita belum berkenalan secara resmi, kan? Jadi kau adalah pacar barunya?" Tanya ayahku dengan percaya dirinya.

"Tidak, ayah." Kataku. "Dia dulunya adalah Captain America. Lagi pula ia sudah berumur 100 tahun lebih. Lepaslah topengmu, perkenalkan dirimu." Kataku pada ayahku.

"Kau yakin ia siap melihat ketampanan wajahku?" Kata ayahku. Steve hanya terdiam mendengar kami. Aku menganggukkan kepalaku pada ayahku. "Baiklah."

Ayahku melepas topengnya dan seketika ia terdiam. Sudah puluhan tahun ia memiliki wajah ini, tetapi ia masih agak ragu untuk memperlihatkannya pada orang baru.

"Aku Wade. Wade Wilson, ayahnya [Y/N]. Atau kau bisa memanggilku seperti yang lain. Deadpool." Kata ayahku.

"Steve Rogers. Panggil saja Steve." Kata Steve sambil tersenyum.

"Maafkan kau harus melihat wajah burukku." Ucap ayahku.

"Tidak apa. [Y/N] sudah menjelaskan semuanya mengenai eksperimen yang harus kau lalui. Aku minta maaf akan hal itu." Ujar Steve.

"Aku sudah menerima keadaanku, kurasa. Tadi aku mendengar percakapanmu dengan anakku. Terima kasih banyak sudah membantu dan selalu bersamanya selama dua bulan. Walaupun bagiku hanyalah dua jam." Kata ayahku.

"Tidak masalah. Aku senang bisa membantunya. Anakmu luar biasa dalam bertarung. Aku rasa kau melatihnya dengan hebat." Kata Steve.

"Hey. Aku suka Captain ini! Dia akan menjadi superhero kesukaanku" Ujar ayahku sambil menunjuk Steve.

"Huh. Sudahlah ayah. Uh, aku tinggal dulu ya. Aku ingin beristirahat, aku masih harus memulihkan lukaku akibat latihan militer di Wakanda." Kataku berjalan di antara mereka.

Aku pun berjalan ke kamarku. Merebahkan badanku di sebuah kasur empuk kuno dan memejamkan mataku.


Author's Note:
I know this part seems so boring hehe.

Movie reference:
Setelah X-Men: Dark Phoenix

Timeline and reality:
Broken alternate timeline & reality at 90's

(Vote and Comment would be nice. Thank's)

Captain America: Another World (X Reader - Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang