Part 21: Peramal

839 143 7
                                    

Kami sampai di depan sebuah gedung dengan ciri khas New York nya. Kami turun dari taksi dan memasuki gedung tua tersebut.

"Jadi ini tempat tinggal Strange?" Tanyaku pada Steve.

"Tidak tahu juga. Aku tidak banyak mengobrol dengannya, kami hanya pernah bertemu saat perang terakhir melawan Thanos dan saat pemakaman Tony." Jawab Steve.

Steve berjalan di depan, aku dan Bucky bersampingan di belakang Steve. Steve membuka pintu gedung tersebut dan kami masuk ke dalam. Mendengar bunyi pintu yang terbuka, seseorang dari dalam datang menghampiri kami. Steve menutup pintunya dan sepertinya Steve sudah mengenal pria tersebut.

"Captain?" Tanya pria tersebut pada Steve. Pria tersebut memiliki postur badan yang agak besar dengan mata sipit memakai jubah seperti seorang Bitsu.

"Maaf, kita belum sempat berkenalan sebelumnya. Aku Steve. Oh iya, ini James dan [Y/N]." Ucap Steve kepada pria tersebut. Sambil mengulurkan tangannya. Pria tersebut menjabat tangan Steve.

"Aku Wong." Ucap pria tersebut secara singkat.

"Kami ingin bertemu dengan Strange. Apakah ia ada disini?" Tanya Steve pada Wong.

"Ya, ia ada di dalam. Ia sudah menunggu kalian." Jawab Wong. Aku, Steve, dan Bucky bertatapan satu sama lain. Sepertinya kami memikirkan hal yang sama tentang Strange yang sudah menunggu kami. Kami sedikit bingung bagaimana ia bisa tahu. Bahkan aku belum pernah bertemu dengannya.

"James?" bisikku kepada Bucky di belakang Steve.

"Bukankah kau pernah membaca data tentangku saat di kantor Zola?" bisiknya kembali.

"Aku tidak memperhatikan namamu." jawabku.

Wong mengantarkan kami ke dalam dan kami mengikutinya dari belakang. Interior dari ruangan di dalam sini seperti perpustakaan tua. Aku tidak tahu tempat apa ini. Kami menuju ke sebuah tangga dan kami menaiki anak tangga tersebut. Wong membawa kami ke sebuah ruangan dengan penuh buku-buku. Saat kami masuk ke dalam ruangan tersebut sudah ada seseorang memakai jubah biru tua dengan kain merah di belakangnya. Ia memang sudah terlihat sedang menunggu kami.

"Aku tahu hari ini akan datang." Ujar pria tersebut. Aku sudah langsung dapat mengatakan kalau dia adalah Doctor Strange. Aku pikir Strange adalah seorang dokter yang akan kami temui di sebuah laboratorium.

"Doctor Strange. Perkenalkan [Y/N] dan James. [Y/N] ingin bertemu denganmu." Ujar Steve. Wong meninggalkan kami berempat di ruangan.

"Bagaimana kau tahu kami akan datang?" tanyaku.

"Aku pernah melihat 14 juta kemungkinan saat melawan Thanos, dan satu pilihan kemungkinan ini akan membawamu ke dunia ini. Hanya sampai situ. Jadi sebelum kau berpikir bahwa aku seorang peramal, aku jelaskan bahwa aku tidak tahu alasanmu datang dan apa yang akan terjadi selanjutnya." Kata Strange dengan pasti.

"Peramal? Aku pikir kau seorang dokter." Celetukku.

"Aku memang seorang dokter." Jawabnya sambil menggelengkan kepalanya. Dokter apa yang memakai jubah seperti itu?

"Jadi jelaskan alasanmu ingin menemuiku." Kata Strange tanpa basa-basi.

"Aku ingin meminta bantuanmu. Duniaku sedang terancam kiamat." Kataku.

"Lalu?" Katanya untuk menyuruhku menjelaskan semuanya.

"Galactus. Makhluk multiversal sedang melahap bumi di duniaku. Galactus muncul karena Batu Kekuatan dari Infinity Stones hancur dan energi dari batu tersebut berubah menjadi mahluk Galactus. Ayahku mengirimku ke garis waktu dengan realitas yang berbeda. Realitas itu ada juga karena Batu Waktu dan Batu Realitas di sini hancur. Kemudian seorang Professor di realita itu memberikan padaku informasi bahwa kau dapat membantuku." Jelasku padanya. Entah mengapa aku terdengar seperti menyalahkan dunia ini karena telah membuat Infinity Stones hancur.

"Dan aku dapat membantumu berupa?" tanyanya kembali.

"Berkompromi dengan makhluk itu untuk melahap planet lain." Kataku.

"Terakhir kali aku berkompromi dengan makhluk dari dimensi gelap, aku nyaris terjebak dalam waktu yang terus berulang. Aku tidak akan membantumu." Ucap Strange. Apa? Ia tidak mau membantu?

"Kau serius? Kumohon, hanya kau yang dapat membantu miliaran orang di duniaku." Pintaku padanya. Strange melangkahkan kakinya dan duduk di kursi yang berada di ruangan ini. Aku melihat ke arah Steve dan Bucky. Aku menghela napas, Bucky melihat ke arahku dan menaikkan kedua pundaknya. -

"Strange, [Y/N] benar. Karena dunia kita, dunia mereka terkena masalah. Dengar, aku tahu kita sudah kehilangan banyak. Tapi mereka, akan kehilangan semuanya. Tidak akan ada yang tersisa." Ucap Steve sambil mendekat dan membujuk Strange. Aku dan Bucky hanya berdiri di tempat kami bersebelahan. Aku sangat berharap Steve dapat membuat Strange membantuku. Bucky mengelus pundakku dengan tangan besinya untuk menenangkanku.

"Aku akan pikirkan caranya." Jawab Strange dengan raut wajah serius. Melihat ekspresinya, aku tahu sedari tadi ia sedang memikirkan cara untuk membantuku. "Aku belum pernah melihat wujud makhluk itu, aku akan mempelajarinya dahulu." Ucap Strange pada kami.

Senyuman terpancar dari wajahku, aku mulai memiliki harapan. Strange berdiri dari tempat duduknya. Ia berdiri dan mengambil napas. Aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan, ia terlihat sedang bersiap untuk melakukan sesuatu. Strange mengepalkan kedua tangannya, kemudian ia menghempaskan kedua telapak tangannya terbuka sehingga menciptakan sebuah hembusan angin yang membuat badanku terdorong ke belakang. Aku melihat tubuhku di hadapanku seakan-akan rohku melayang. Aku menoleh ke arah Steve, Bucky dan Strange. Kami semua terkejut melihat apa yang Strange lakukan pada tubuh kami. Kami melihat tubuh fana kami berdiam.

(Please vote. Thank You)

Captain America: Another World (X Reader - Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang