Aku terbangun, ternyata aku hanya tertidur selama 2 jam saja. Aku ke luar untuk melihat keadaan sekitar. Aku menemukan Steve masih berbincang bersama ayahku, tapi kali ini sudah ada Xavier dan Strange. Aku pun menghampiri mereka.
"Hei, bayi kecilku." Sapa ayahku menarikku ke pangkuannya.
"Ayah. Aku sudah 35 tahun." Jawabku sambil bangkit berdiri dari pangkuannya untuk duduk ke kursi di sampingnya. Itu memalukan.
"35 tahun? Aku kira kau masih berumur sekitar 20." Ujar Strange.
"Saat aku bangkit dari kematian, tubuhku beregenerasi ke umur dimana aku mendapatkan kemampuanku. Jadi setiap aku mati, tubuhku akan kembali ke umur 20." Jawabku menjelaskan.
"Wow. Aku harap dapat memiliki kemampuan itu." Sahut Peter yang tiba-tiba menghampiri kami.
"Peter. Coba tebak berapa umur Steve." Kataku.
"Seumuranmu. 38? Atau 40?" Jawabnya.
"Steve. Kau mau menjawab?" Tanyaku. Steve tersenyum dan menghela napas.
"105 tahun." Jawabnya. "Tapi, sebelum kau berpikir kalau aku manusia abadi. Tidak. Jika dikurangi masa dimana aku dibekukan, aku rasa aku berumur 37." Jawabnya.
Kami pun berbagi satu sama lain mengenai diri kami, dan kurasa kami semakin akrab. Kami menjadi kenal masing-masing kekuatan dan kemampuan kami. Aku rasa ini penting untuk nanti kami nanti saat berencana melawan Dormammu. Haruskah aku menyebut kelompok ini menjadi X-Vengers?
Keesokan harinya aku dibangunkan oleh Steve. Aku kembali teringat saat Steve membangunkanku di kamar Peggy. Karena suasana interior kamar ini tidak terlalu berbeda dengan kamar di rumah Peggy. Steve menyuruhku untuk sarapan terlebih dahulu sebelum bergabung dengan lainnya. Aku bangun paling siang, dan mereka semua sudah menungguku.
Selesai aku makan, aku turun ke lantai bawah kembali ke ruangan Xavier kemarin dan menemukan mereka semua sudah berada disana, kecuali Erik si Magneto.
"Dimana Erik? Ia belum selesai dengan urusannya?" tanyaku saat melihat bahwa hanya Erik yang belum ada di ruangan ini.
"Ia belum kembali dari semalam." Jawab Xavier kepadaku.
"Tidak bisakah kau mencarinya dengan pikiranmu?" Tanyaku.
"Ada batasan jarak untuk kemampuanku. Lagi pula Erik memiliki helmet untuk mencegah segala kemampuan telekinetik atau kemampuan otak apa pun untuk mempengaruhi pikirannya." Jawab Xavier.
"Aku akan mencarinya. Aku dapat menemukannya dengan cepat." Kata Peter. Aku dapat meyakinkan kalau ia benar-benar bersemangat untuk perjalanan ini. Ia pun langsung menghilang dari ruangan ini.
"Sebentar, ada yang ingin kutanyakan. Bisakah portalmu tadi membawa kursi roda Xavier?" Tanya ayahku. Um, benar juga.
"Tentu saja. Kau dapat membawa apa pun asal muat ke lubang yang aku buat." Jawab Strange.
Seketika aku melihat Peter sudah berdiri di hadapan kami dengan napas terengah-engah.
"Ayahku. Akan kemari. Tapi, jangan tanyakan apa pun tentang kemana ia pergi." Ucap Peter.
Kami semua pun menunggu Erik datang. Sembari menunggu, aku dan Steve memakaikan dan mengajarkan para anggota X-Men ini untuk memakai dan mengatur Quantum Suit.
"Alat ini dapat membuat pakaian berubah?" Tanya Peter saat menggonta ganti pakaiannya menjadi putih merah asal alat ini dan pakaian Peter yang asli.
"Ya. Alat ini dapat meniru pakaian apa pun yang berada di dekatnya. Kau bisa memakai pakaian Strange kalau mau." Jawab Seve.
Peter pun iseng menekan tombol pada alatnya. Benar saja, ia mengubah pakaiannya seperti jubah Strange. Ia tertawa sangat bahagia, sementara Strange hanya menatapnya dengan wajah datar.
"Oh oke, maafkan aku." Ucap Peter dan kembali berganti ke pakaian miliknya.
Kami mendengar langkah kaki masuk. Erik pun tiba di ruangan ini. Seperti kata Peter untuk tidak bertanya apa pun pada Erik, Steve langsung memberikan Quantum Suit untuk Erik.
"Aku tahu cara kerjanya. Aku juga ahli teknologi." Kata Erik pada Steve saat Steve hendak menjelaskannya.
"Baiklah kalau begitu. Kita kembali ke 5 Desember 2023. Dan Strange akan membuka portal multiversenya." Ujar Steve.
Kami mengikuti arahan Steve dan menekan alat kami masing-masing. Strange membuka portalnya dan sama seperti sebelumnya. Kami terhisap dengan perasaan yang menyakitkan ini.
Kami tiba kembali di Kuil New York menemui Wong yang sedang menyapu lantai.
"Cuma sehari?" Tanya Wong saat melihat kami tiba.
"Oh, aku tidak ingin melakukan itu lagi. Aku hampir saja pingsan. Aku tidak sengaja menggunakan kekuatanku dan melihat semuanya dalam keadaan lambat. Tadi adalah perjalanan yang lama bagiku." Ujar Peter dan langsung menjatuhkan badannya ke lantai.
"Sudah kubilang." Kata ayahku pada Peter.
(Vote. Thank's)
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain America: Another World (X Reader - Bahasa Indonesia)
Fanfiction[Fan Fiction Spin Off dari Avengers: End Game] Setelah kemenangan melawan Thanos, Steve hendak mengembalikan Infinity Stones ke garis waktu asalnya. Dalam perjalanannya mengembalikan batu-batu tersebut, Steve dikejutkan dengan kehadiran seorang pere...