Part 33: Waktunya Menjemput

557 117 13
                                    

Captain mengambil sebuah kertas dan pena dari meja yang berada di ruangan Strange. Ia menggelar kertas tersebut dan menulis keempat nama orang yang akan kami jemput.

Wade Wilson (Deadpool) Realitas utama – 2055

Peter Maximoff (Quicksilver) – Realitas cabang – 1993

Erik Lehnsherr (Magneto) – Realitas cabang – 1993

Charles Xavier (Professor X) – Realitas cabang 1993

"Menurutmu mereka akan sukarela untuk ikut kita ke dunia ini?" Tanya Steve padaku.

"Ya. Justru itu kita butuh Professor X, ia akan mengakses pikiranku dan melihat kalau dunia mereka akan hancur di masa depan." Jawabku. Steve mengangguk.

"Jadi aku akan menunggu 5 detik seperti biasanya di sini?" Tanya Bucky.

"Tidak. Kekuatanku tidak bekerja seperti mesin waktu Avengers. Jika kita terjebak disana selama setahun, ya setahun juga kita akan kembali kesini." Jelas Strange.

"Baik, aku akan kembali ke kehidupanku." Kata Bucky. Aku tidak dapat menebak apakah ia terlihat lega karena memiliki waktu istirahat, atau ia terlihat kecewa karena ia hanya bisa menunggu.

Aku, Steve, dan Strange memakai Quantum Suit dan Steve yang membawa keempat alat untuk para anggota X-Men. Aku membawa tongkat vibranium yang Shuri berikan padaku, Steve pun membawa perisai hitam miliknya. Kami pun berpamitan kepada Bucky dan Wong.

"Don't do anything stupid till I get back." Kata Steve kepada Bucky.

"How can I? [Y/N] take all the stupid with her." Jawab Bucky.

"Kau serius, Bucky?" Ujarku agak kesal, mengapa selalu aku yang terkena sarkasnya. Bucky tersenyum singkat kepadaku.

Steve menoleh ke arahku dan menganggukkan kepalanya, ia pun melakukan hal yang sama kepada Strange pertanda kalau kita sudah siap. Kami mengaktifkan Quantum Suit agar aman untuk melakukan perjalanan kosmik bahkan multiverse. Strange pun melakukan gerakan sihirnya.

"[Y/N] tanggal berapa kau meninggalkan duniamu?" Tanya Strange padaku sambil menahan gerakan sihirnya.

"Um... 18 November 2055." Jawabku pada Strange.

"Baik. Atur waktu kalian. Aku akan membuka portal ke duniamu. Pastikan tanggalnya benar." Perintah Strange pada aku dan Steve.

Aku dan Steve mengikuti perintah Strange. Ia pun membuka sebuah portal yang menarik kami bertiga terhisap ke dalam. Tubuh kami serasa tersedot seperti yang dulu dilakukan oleh Strange, tapi kali ini rasanya benar-benar nyata karena kami menggunakan fisik kami yang asli. Aku merasakan tekanan yang sangat kuat menekan dadaku, penglihatanku mulai kabur.

"APAKAH SEPERTI INI RASANYA?" tanya Steve yang ternyata juga merasakan rasa yang sama denganku.

"TETAPLAH SADAR!" Ucap Strange. Aku tahu aku akan pingsan, tapi aku harus bisa bertahan.

Kami pun tiba-tiba berhenti. Dan aku melihat pekarangan rumahku, aku melihat ayahku sedang tersenyum sambil menahan rasa sakit.

"AYAH!" teriakku memanggil ayahku.

"[Y/N]! Bagaimana bisa? Kau baru saja pergi satu detik yang lalu." Kata Ayahku berusaha bangun.

Steve pun berjalan menghampiriku dan memberikan salah satu Quantum Suitnya kepada ayahku.

"Cepatlah. Ini sakit sekali." Ucap Strange menahan rasa sakit akibat Galactus menghisap energi kami. Aku pun segera memakaikan gelang Quantum Suit kepada ayahku.

"12 September 1993. Cepat atur waktunya sebelum Galactus menguras habis energi kita." Perintah Strange kembali.

Aku dan Steve pun mengatur tanggal pada alat kami. Setelah aku mengatur alat milikku, aku membantu ayahku untuk mengatur alatnya karena ini kali pertama ia memakainya. Dengan sekuat tenaga aku berusaha menahan badanku untuk tetap diam, dan aku pun berhasil mengatur waktu pada alat ayahku.

"Strange. Kami siap!" Ujar Steve kepada Strange.

Strange kembali membuka portal, tapi aku melihat ada sebuah masalah. Energi oranye yang seharusnya membuat sebuah lubang, terlihat terhisap ke atas langit.

"Sial! Aku tidak bisa! Makhluk itu selalu menghisap portal yang aku buat!" Ucap Strange.

Aku berlutut lemas mendengar ucapan Strange. Steve sedari tadi menopang tanganku dan tangan ayahku untuk tetap tegap.

"Aku ada ide! Perisai dari Shuri dapat menahan energi kosmik." Ucap Steve. Oh ya, ada benarnya juga dia.

Steve melepas tangannya dariku dan ayahku. Ia mendekati Strange dan memayungi portal dengan perisainya agar tidak dapat diserap oleh Galactus. Strange pun berusaha membuka portalnya lagi. Steve terlihat sangat bersusah payah menahan perisainya.

"[Y/N] tancapkan tongkatmu ke tanah." Perintah Steve.

Aku bangkit berdiri dan menancapkan tongkatku sekuat tenaga ke tanah. Steve membutuhkan tongkatku sebagai pegangan agar ia dapat berdiri lebih kuat. Ayahku pun mengeluarkan satu buah pedang dari punggungnya dan ikut menancapkannya ke tanah. Ayahku menahan tangan Steve yang sedang memegang perisai agar tetap stabil.

Strange berhasil membuka portalnya dan kami tersedot kembali ke dalam lubang itu. Aku tidak lupa untuk mencabut tongkatku dari tanah. Kami kembali terhisap dan aku kembali merasakan tekanan luar biasa seperti sebelumnya.

Captain America: Another World (X Reader - Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang