Part 32: Sopir Multiverse

554 123 8
                                    

"Baiklah. Kita akan menjemput Peter. Apakah hanya ia yang kita butuhkan? Aku tidak mau bolak-balik menjadi sopir taksi antar dunia." Ucap Strange.

"Mungkin kau bisa menjemput Magneto juga."

"Who the hell is Magneto?" tanya Strange agak kesal. Aku rasa pertanyaannya tadi hanya sebuah basa-basi, tapi malah kujawab.

"Ayahnya Maximoff. Kekuatannya agak mirip seperti Wanda." Kataku dengan ragu. "Aku rasa." Lanjutku.

"Ia juga pahlawan super?" Tanya Strange.

"Umm. Sepertinya. Mungkin ia pernah jahat. Tapi sudah tidak." Jawabku ragu.

"Siapa lagi?" Tanya Strange sambil memutarkan bola matanya.

"Professor X! Ia akan sangat membantu kita. Ia dapat mengendalikan pikiran siapa pun seandainya ada orang jahat yang berniat buruk." Kataku dengan semangat. Aku sangat ingin bertemu dengan Professor X muda.

"Ok. Siapa lagi?" Tanya Strange yang sudah terlihat agak malas. Bucky dan Steve hanya diam mendengarkan kami.

"Ayahku." Jawabku.

"Benar, kan. Aku akan menjadi sopir. Jadi, ayahmu juga memiliki kekuatan super?" Tanya Strange.

"Ya! Ia tidak bisa mati. Siapa tahu kita membutuhkan seseorang untuk diledakkan, ayahku akan menanggungnya." Kataku. Aku sudah merindukan ayahku. Aku tidak terbiasa dikelilingi oleh orang yang serius seperti Avengers.

"Sekalian saja bawa seluruh anggota X-Men ke dunia ini." Celetuk Bucky memberikan sarkasnya kembali padaku. Strange mengangguk setuju kepada sarkasnya Bucky. Hei, aku hanya menyarankan beberapa orang yang akan berguna bukan.

"Lagi pula anggota Avengers lainnya tidak dapat membantu, kan. Karena Steve tidak ingin yang lain tahu kalau ia berada di sini. Jadi bawa saja manusia super dari duniaku." Kataku. Strange melirik ke arah Steve. Steve memiringkan kepalanya yang berarti ia membenarkan perkataanku.

"Masalahnya. Aku tidak dapat melakukan perjalanan multiverse dengan tubuh asli tanpa bantuan Scarlet Witch." Jawab Strange.

"Jadi? Percuma saja, kita tidak bisa menjemput mereka?" Tanya Steve.

"Aku belum selesai. Aku dapat melakukan perjalanan multiversal dengan tubuh astral, dan Scarlet Witch dapat mengubah wujud astral kita menjadi tubuh asli. Dan tanpa bantuan Wanda, kita harus benar-benar pergi dengan tubuh asli melalui Quantum Suit milik Avengers. Alat itu akan melindungi tubuh kita dari radiasi dan kemungkinan apa pun saat pergi. Ada berapa Quantum Suit yang dibuat Stark?" Ucap Strange. Aku rasa hanya Steve yang tahu jawabannya.

"10. Tetapi milik Natasha... masih bersama jasadnya." Ucap Steve sambil tertunduk. Ia menghela napas dan kembali mendongakkan kepalanya. "Rocket dan Thor membawa milik mereka. Jadi hanya ada 7 yang kita dapat gunakan." Jawab Steve.

"Kalau begitu aku akan ke sana untuk mengambil ketujuh alat itu ke markas Avengers." Kata Strange.

"Uh sebenarnya hanya ada 5 Quantum Suit di markas Avengers. Aku dan [Y/N] sudah memegang masing-masing satu." Ujar Steve.

"Kau tahu letak mereka menyimpannya?" Tanya Strange pada Steve.

"Um. Bucky yang tahu, beberapa waktu lalu ia yang mengambil alat itu untuk [Y/N]." Kata Strange.

"Ya, aku tahu." Kata Bucky mengangguk.

Strange kemudian melakukan gerakkan yang mirip seperti yang ia lakukan sebulan lalu saat mengajak kami pergi melihat Galactus. Kali ini Strange menghempaskan energi oranye itu ke arah Bucky, ia mengakses pikiran Bucky untuk menunjukkan letak Quantum Suit. Kemudian Strange melakukan gerakkan berputar dengan tangannya seperti yang biasanya ia lakukan saat akan membuat portal. Sebuah lingkaran oranye terpancar dan di dalam lingkaran itu langsung mengarah ke tempat penyimpanan di markas Avengers. Dengan sigap, Strange langsung mengambil 5 buah Quantum Suit dengan tangannya. Ia tidak perlu masuk ke dalam lingkaran, karena portal yang ia buat langsung terarah ke Quantum Suit. Strange segera menutup portalnya dan kami mendapat alat yang kami butuhkan.

"Steve dan [Y/N] sudah punya. Untukku satu. Dan tersisa 4 untuk Peter Maximoff, Magneto, Professor X, dan ayahmu." Jelas Strange.

"Bucky tidak ikut?" Tanyaku.

"Haruskah?" Tanya Strange.

"Ia hanya tidak bisa jauh dariku." Ujar Bucky dengan ekspresi datar. Strange mengerutkan dahinya bingung.

"Oh ya? Katakan itu nanti di depan ayahku kalau berani." Kataku menantang Bucky. Mengapa ia selalu senarsis ini.

"Ada apa dengan kalian?" Tanya Strange.

Steve membisikkan sesuatu pada Strange. Aku tidak dapat mendengarnya. Strange menganggukkan kepalanya sambil menaikkan kedua alisnya mendengar bisikkan Steve. Aku rasa ia membicarakanku.

"Apa yang kau katakan?" Tanyaku pada Steve.

"Tidak ada. Urusan orang dewasa." Jawab Steve sambil tersenyum sedetik. Aku hanya terdiam dan menggigit bibir bawahku.

(Vote and Comment. Thank You so much)

Captain America: Another World (X Reader - Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang