The Battle (Part 44: Captain's Final Plan)

467 94 1
                                    

Wanda dan Strange bertarung hebat. Kali ini Strange mulai menyerang Wanda, tidak untuk membunuhnya, tetapi untuk melumpuhkannya saja. Sementara itu anggota lainnya hendak menyerang Dormammu.

"Buck, terima kasih. Kau memberikanku ide." Kata Steve sambil berjalan untuk berkumpul.

"Maksudmu?" Tanya Bucky bingung. Bucky tidak merasa melakukan suatu hal yang akan menimbulkan ide bagus.

"Trikmu saat menghantam tanganmu dengan perisaiku tadi. Hal itu melipat kali gandakan kekuatan." Jawab Steve. "Erik, buatlah dinding pembatas antara kita dan Dormammu. Aku membutuhkan waktu untuk melakukan ini, dan tetap jaga dinding itu sampai aku siap." Perintah Steve.

Erik pun langsung melayang ke tengah dan memanipulasi gravitasi. Ia membuat sebuah dinding dari tanah. Dormammu menghancurkan dinding itu, tetapi Erik terus membuatnya. Terjadi penyerangan beberapa kali antara Erik dan Dormammu. Tetapi Erik harus berusaha semaksimal mungkin untuk menahan Dormammu sampai Steve siap.

"Wong, arahkan serangan sihir terbesarmu pada perisaiku." Ujar Steve.

"Kau akan menahannya?" Tanya Won meragukan.

"Perisai ini akan menyerap dan menggandakan kekuatanmu. Aku akan memegang perisai ini bersama Bucky. Wade dan [Y/N] tahan badan kami dari belakang. Peter, bantu saja ayahmu." Perintah Steve.

Bucky langsung membantu Steve memegang perisainya. Wade menahan tubuh Steve dari belakang, dan [Y/N] menahan tubuh Bucky dari belakang. Setelah siap, Wong mengeluarkan sihir mereka dan mengarahkan energi tersebut ke perisai Steve. Steve dan Bucky berusaha keras agar tidak terdorong ke belakang. Badan Steve dan Bucky terdorong ke belakang, tetapi dengan sekuat tenaga [Y/N] dan Wade menahan badan mereka berdua.

"Kita membutuhkan kekuatan Wanda dan Strange dalam perisai ini." Kata Steve yang merasa kekuatan Wong kurang kuat.

"Hei penyihir. Bisakah kau menahan Dormammu? Aku akan membantu Xavier menyadarkan Wanda." Sahut Erik kepada Wong.

"Kau dapat menyadarkan Wanda?" tanya Steve.

"Walaupun dunia kita berbeda. Aku adalah ayahnya, dan dunia kita memiliki sebuah koneksi." Jawab Erik yang masih menahan Dormammu.

"Baiklah." Wong pun membantu Peter yang sedang mengecoh Dormammu. Wong mengikat Dormammu.

Erik berjalan ke arah Xavier. Erik membuka helmetnya dan meminta Xavier untuk mengakses pikirannya. Sekarang Xavier mengerti mengapa Erik ragu untuk membantu saat di X-Mansion. Setelah Xavier mengakses pikiran Erik. Xavier memberitahunya pada Wanda. Erik pun berjalan mendekati Wanda.

"Hentikan ini Xavier. Pria ini bukan ayahku." Ujar Wanda yang membuat hex semakin tidak stabil.

"Lihat ini. Kalung ini. Apakah ibumu memiliki kalung ini? Kau memang sudah kehilangan keluargamu. Tetapi kau memiliki orang-orang yang peduli padamu. Aku tahu kau bukanlah anak kandungku, tetapi kita terkoneksi." Ucap Erik.

"Dari mana kau mendapatkan kalung itu?" tanya Wanda.

"Ambilah. Mungkin ini satu-satunya benda yang sama dari dunia kita." Ucap Erik menyerahkan kalung dengan liontin kristal putih itu kepada Wanda.

Wanda memegang kalung itu dan seketika Wanda berlutut kesakitan.

"Apa yang kau lakukan padaku?" Ujar Wanda sambil menahan rasa sakit. Wanda melempar kalung itu dan menyerang Erik. Wanda berpikir kalau Erik sengaja ingin menyelakainya. Erik terlempar ke arah Dormammu.

Di sisi lain, Steve, Wong, Peter, [Y/N], Bucky, dan Wade sedang melawan Dormammu. Dan saat Wanda melempar Erik ke arah Dormammu. Dormammu merasa Erik adalah salah satu yang terkuat selain Wanda. Melihat kesempatan itu, Dormammu langsung mengarahkan api panas ke Erik yang sedang lemah. Kekuatan api terpancar dari Eye of Agamotto.

"TIDAK!" teriak Peter saat melihat Erik tersambar api itu. Peter segera berlari untuk menyelamatkan Erik, tetapi ia terkena api dari Dormammu dan membuat bahunya terluka parah. Peter pun terjatuh.

Tidak ada kesempatan bagi Erik untuk melawan, Erik pun sekarat.

"Xavier. Perlihatkan pikiranku tadi kepada Wanda." Ucap Erik terakhir kalinya sebelum menutup mata.

Xavier mendengar ucapan Erik dari kejauhan. Xavier pun merasa terpukul dengan kematian Erik. Xavier lalu menjalankan perintah Erik yang terakhir dan memberi tahu Wanda tentang hal itu.

Selain memperlihatkan alasan Erik yang rela mati untuk Wanda, Xavier juga memperlihatkan alasan Erik memberikan kalung kristal itu kepada Wanda. Kalung kristal itu digunakan oleh ibunya Wanda sebagai totem untuk mencegah sihir gelapnya menguasai dirinya, maka dari itu Wanda merasa kesakitan saat memegang kalung tersebut, karena Wanda sedang dikuasai pengaruh gelap. 

Captain America: Another World (X Reader - Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang